Film terbaru arahan sutradara David Ayer (Street Kings, 2008), End of Watch, sebenarnya memiliki premis cerita yang sangat sederhana: film ini berkisah mengenai kehidupan dua orang polisi Los Angeles Police Department dalam aktivitas harian maupun kehidupan pribadi mereka. Yang membuat End of Watch tampil berbeda adalah keputusan Ayer untuk menampilkan premis cerita tersebut dengan teknik penceritaan found footage dimana seluruh cerita yang dihadirkan dirangkai dari rentetan gambar yang terekam dalam kamera yang dipegang oleh karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita End of Watch. Keputusan tersebut jelas diambil oleh Ayer untuk menghantarkan sebuah jalan cerita yang dapat terasa lebih nyata. Namun… apakah Ayer benar-benar mampu melakukannya?
End of Watch berkisah mengenai persahabatan antara dua orang polisi, Brian Taylor (Jake Gyllenhaal) dan Mike Zavala (Michael Peña). Sehubungan dengan tugas yang ia dapatkan di kelas film, Brian kemudian membawa sebuah kamera untuk merekam setiap aktivitas yang ia dan Mike lakukan sebagai seorang polisi. Selain itu, Brian juga menempatkan dua buah kamera kecil di depan seragam yang ia dan Mike kenakan untuk mendapatkan lebih banyak detil gambar dan cerita yang ia butuhkan dalam tugasnya. Walau keputusan untuk melakukan perekaman berbagai aktivitas kepolisian tersebut menuai banyak protes dari rekan-rekannya, namun rekaman kamera Brian berhasil menangkap begitu banyak kejadian menegangkan (dan terkadang tragis) yang dialami oleh dirinya, Mike dan rekan-rekan kerja polisinya.
End of Watch memang menjanjikan sebuah sajian cerita yang dijalin dari rekaman-rekaman kamera video yang diambil oleh deretan karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini: para anggota kepolisian, anggota gang jalanan, kamera pengawas hingga kamera video masyarakat. Namun, tidak seperti Paranormal Activity (2007) atau berbagai judul lainnya yang menggunakan teknik penceritaan found footage, David Ayer sama sekali tidak bergantung sepenuhnya pada teknik penceritaan tersebut. Terdapat banyak momen dalam End of Watch yang berjalan secara naratif dan, untungnya, berhasil membuat jalan cerita film ini menjadi lebih mudah untuk dinikmati.
Pun begitu, gambar-gambar yang dihasilkan dengan menggunakan handheld camera yang kemudian membuat beberapa adegan hadir dengan efek gambar yang shaky sendiri berhasil menambah unsur nyata bagi jalan cerita End of Watch. Seringkali penonton ditempatkan layaknya seorang pemain dalam sebuah video game: menyaksikan kedua karakter menyusuri sudut-sudut jalan tanpa mengetahui apa yang akan datang ke hadapan mereka, melakukan usaha penyelamatan, terjebak dalam aksi penembakan dan sebagainya. Untungnya, secara emosional, Ayer tidak merancang agar End of Watch berjalan layaknya sebuah video game. Ayer berhasil membangun deretan karakter dalam End of Watch yang secara perlahan akan mampu menarik hati dan perhatian para penonton serta membuat mereka benar-benar peduli akan karakter-karakter tersebut.
Kepedulian terhadap setiap karakter tersebut, tentu saja, tidak diragukan dipengaruhi dalam skala besar oleh performa para aktor yang memerankannya. Sebagai pemeran dua karakter utama, Jake Gyllenhaall dan Michael Peña berhasil menampilkan penampilan terbaik mereka. Adalah persahabatan antara karakter Brian dan Mike yang membuat End of Watch menjadi begitu hidup – candaan yang muncul saat kebersamaan mereka hingga sikap saling melindungi yang muncul ketika mereka sedang menghadapi masalah. Dan chemistry erat yang terjalin antara Gyllenhaal dan Peña membuat rasa persahabatan antara dua karakter tersebut menjadi benar-benar hidup.
Diluar kisah persahabatan antara kedua karakter utama, End of Watch juga secara cerdas memasukkan kisah-kisah pribadi hingga kisah-kisah deretan karakter minor yang berada di sekitar dua karakter utama. Yang paling besar bagiannya adalah kisah hubungan romansa antara karakter Brian dengan kekasihnya, Janet (Anna Kendrick). Kisah romansa ini juga mampu ditempatkan Ayer dengan baik sehingga semakin mempertebal kompleksitas emosional jalan cerita End of Watch. Pemeran-pemeran pendukung seperti Kendrick, David Harbour, America Ferrera, Cody Horn hingga Frank Grillo juga semakin memperkuat kualitas penampilan departemen akting film ini.
Di tangan sutradara lain, End of Watch dapat saja muncul dengan kualitas penceritaan yang menyerupai ratusan judul film bertema kehidupan para anggota kepolisian lainnya. Yang membuat End of Watch berbeda jelas adalah kemampuan Ayer untuk menggali karakter-karakternya dengan begitu mendalam sehingga mampu menghasilkan jalinan emosional yang dapat terasa begitu nyata oleh penontonnya – entah itu dengan penggunaan efek handheld camera di beberapa adegan film, penulisan naskah cerita yang begitu kuat atau pengaruh penampilan jajaran departemen akting film ini yang sangat meyakinkan. End of Watch mengajak penontonnya untuk benar-benar merasakan bagaimana kehidupan para polisi sebenarnya dan hal itulah yang membuat film ini benar-benar mampu bercerita dengan begitu kuat.
Rating :