Catch .44 adalah sebuah film yang dipenuhi dengan berbagai kemisteriusan. Tidak hanya jalan cerita film ini sama sekali tidak menjelaskan mengapa film ini diberi judul Catch .44, namun mengapa talenta-talenta Hollywood yang cukup berkualitas seperti Bruce Willis, Forest Whitaker sampai Malin Åkerman mau turut bergabung dalam film yang memiliki jalan cerita yang begitu berantakan ini juga jelas merupakan sebuah kemisteriusan yang sangat besar. Well… kecuali jawabannya memang jumlah bayaran yang masing-masing aktor tersebut terima. Ditulis dan disutradarai oleh Aaron Harvey, Catch .44 terlihat sebagai sebuah usaha murahan dalam meniru film-film klasik Quentin Tarantino… yang sayangnya, gagal mereplikasi tingkat kecerdasan Tarantino untuk menuliskan jalan cerita, dialog maupun karakter yang cerdas dan menarik untuk diikuti.
Diceritakan dalam susunan jalan cerita yang beracak, Catch .44 berkisah mengenai tiga sahabat, Tess (Åkerman), Dawn (Deborah Ann Woll) dan Kara (Nikki Reed), yang bekerja pada seorang pimpinan pengedar obat-obatan terlarang bernama Mel (Bruce Willis). Setelah ditugas terakhirnya ketiga gadis tersebut menemui kegagalan, jelas merupakan sebuah kejutan ketika Mel akhirnya memberikan sebuah tugas lainnya pada Tess dan teman-temannya. Tugas yang harus mereka lakukan sendiri sebenarnya sangat sederhana. Mereka harus menggagalkan sebuah rencana transaksi obat-obatan terlarang yang dilakukan oleh pesaing Mel di sebuah tempat makan. Dan, tentu saja, rencana tersebut tidak berjalan selancar yang diperkirakan.
Selain Bruce Willis, Malin Åkerman, Deborah Ann Woll dan Nikki Reed, jalan cerita Catch .44 juga diisi dengan karakter-karakter yang diperankan oleh Brad Dourif, Shea Wingham, Michael Rosenbaum dan Forest Whitaker – walaupun keempatnya hadir dalam porsi sebagai pemeran pendukung. Karakter yang diperankan oleh Whitaker, yang awalnya hanya hadir dalam kapasitas pendukung, secara perlahan mulai mendapatkan porsi yang banyak menuju akhir cerita film ini. Untuk menuturkan apa peran karakter yang ia perankan akan seperti membuka kejutan bagi jalan cerita film ini karena pada karakter yang diperankan oleh Whitaker-lah, Catch .44 menggantungkan intensitas jalan ceritanya.
Dan tidak salah juga, penampilan Whitaker menjadi penampilan yang mampu membuat Catch .44 masih layak direkomendasikan untuk ditonton. Whitaker mampu membuat karakternya memiliki kepribadian yang sulit ditebak – sesosok karakter yang muncul dengan kepribadian yang tenang namun mampu memberikan getaran bahwa Anda sama sekali tidak mau terlibat dalam sebuah masalah dengan dirinya. Malin Åkerman juga tampil tidak mengecewakan – walau perannya sebagai seorang tough girl di film ini akan sedikit mengingatkan banyak orang pada perannya di film Watchmen (2009). Sementara itu, Bruce Willis hanya tampil dalam peran yang sangat terbatas. Karakter yang ia perankan kebanyakan hanya tampil dalam adegan berbicara yang sama sekali tidak mengesankan bahwa dirinya adalah seorang bintang film aksi yang handal.
Dan sebenarnya… berbicara merupakan satu-satunya aksi yang dapat Anda peroleh ketika menyaksikan film ini. Benar bahwa beberapa kali adegan bernuansa kekerasan ditampilkan secara eksplisit di beberapa bagian film, namun secara keseluruhan, Catch .44 lebih banyak menampilkan dialog-dialog antara karakternya – yang sayang sekali, tampil dengan begitu dangkal dan datar. Pengacakan linimasa cerita yang dilakukan oleh Aaron Harvey sebenarnya cukup menarik, walaupun sama sekali tidak pernah terasa orisinal. Harvey sepertinya mengacak jalan cerita film ini hanya untuk menyembunyikan kelemahan dan kedangkalan jalan cerita Catch .44 jika ditampilkan dalam alur kisah yang standar.
Catch .44 sebenarnya bukanlah sajian yang benar-benar buruk. Dibalik kedangkalan naskah cerita, dialog maupun karakter-karakter yang disajikan oleh Aaron Harvey, penonton setidaknya dapat sedikit merasakan mengapa para aktor Hollywood dengan bakat-bakat akting yang sama sekali tidak meragukan tersebut mau diajak bermain dalam film ini. Sayangnya, Harvey masih belum memiliki kemampuan yang kuat dalam mengolah jalan cerita yang ia tulis sendiri. Hasilnya, Catch .44 terkesan sebagai sebuah film kelas dua yang berniat untuk meniru kesuksesan berbagai film bertema sama lainnya.
Rating :