Review

Info
Studio : Pathé Distribution
Genre : Romance, Drama
Director : Jane Campion
Producer : Jan Chapman, Caroline Hewitt
Starring : Ben Whishaw, Abbie Cornish, Paul Schneider, Kerry Fox, Thomas Sangster

Sabtu, 02 Oktober 2010 - 10:57:10 WIB
Flick Review : Bright Star
Review oleh : Administrator - Dibaca: 2649 kali


Bagi para mereka penggemar karya-karya kesusasteraan Inggris, nama John Keats mungkin bukanlah sebuah nama yang akan terdengar asing. Keats terkenal sebagai seorang penyair yang banyak menuliskan puisi-puisinya dengan nada yang romantis. Tragisnya, kehidupan percintaan Keats sendiri tidak seindah dengan apa yang ia gambarkan. Keats gagal menikah dengan wanita yang sangat ia cintai karena ia meninggal dunia di usia yang sangat muda.

Sekelumit kisah percintaan John Keats inilah yang coba diceritakan oleh Jane Campion, salah satu dari empat orang sutradara wanita yang pernah dinominasikan di kategori Best Director di ajang Academy Awards, lewat film teranyarnya, Bright Star. Judul Bright Star sendiri diperoleh dari judul salah satu puisi yang dituliskan Keats untuk kekasihnya Fanny Brawne.

Bersetting di tahun 1818, John Keats (Ben Whishaw) adalah seorang penyair miskin yang karya-karyanya sering tidak diterima oleh kebanyakan kritikus seni yang ada saat itu. Pertemuannya dengan Fanny Brawne (Abbie Cornish), gadis tetangganya, merubah kehidupan John seketika. Kisah mereka sendiri dimulai dengan awal yang aneh: John menganggap Fanny sebagai seorang yang dangkal karena hanya peduli atas penampilannya, sementara Fanny sama sekali tidak tertarik dengan puisi dan romantisme yang ditawarkan oleh John. Kedekatan mereka berdua tumbuh akibat rasa simpati Fanny terhadap Tom Keats (Olly Alexander), saudara John yang sedang menderita sakit parah. Kedekatan ini membuat John menyetujui permintaan Fanny untuk mengajarkannya mengenai dunia sastra dan puisi yang selama ini digeluti oleh John.

Rasa cinta kepada Fanny sebenarnya telah tumbuh di diri John dan semakin menguat. Namun, John yang merasa dirinya tidak memiliki apa-apa akhirnya memilih untuk menahan diri untuk meminang Fanny. Walau begitu, hubungan John dan Fanny terus menguat. Sayang, nasib berkata lain. John yang sedang menderita sakit harus menerima ajakan temannya untuk berangkat ke Italia untuk mencari penghasilan disana. Cinta John, yang sebelum pergi bertunangan dengan Fanny, akhirnya kandas setelah ajal datang menjemputnya semasa ia masih berada di Italia.

Naskah Bright Star sendiri ditulis oleh Jane Campion, berdasarkan inspirasi yang ia dapat atas biografi mengenai John Keats yang ditulis oleh Andrew Motion. Seperti halnya puisi-puisi yang dituliskan oleh Keats, Campion juga sepertinya ingin menuliskan sisi romantisme dari kedua pasangan ini di dalam naskah filmnya. Sayangnya, Campion melakukannya dalam sebuah porsi yang sangat berlebihan dan cenderung bertele-tele.

Bayangkan saja bagaimana bertele-telenya cara penyampaian yang dilakukan oleh Campion ketika Bright Star yang telah berjalan selama 30 menit masih berputar di sekitar perkenalan antara Fanny dan John. 30 menit dan hal itu semakin memburuk dengan gambaran beberapa karakternya — John Keats yang tidak memiliki karisma, Fanny Browne yang terlihat ‘terlalu’ jatuh cinta dan Charles Brown (Paul Schneider), sahabat John, dengan tingkahnya yang sangat mengesalkan dan perlahan-lahan mulai mengganggu — yang gagal menarik perhatian para penontonnya. Apa yang ditampilkan Campion pada masing-masing karakter di film ini diberikan secara berlebihan dan terlalu melodramatik, sehingga sekalipun Anda berharap untuk dapat menyukai pada kisah yang dihadirkan, atau menyukai salah satu karakter yang ada di film ini, Anda akan merasa ada sesuatu yang menghalangi Anda untuk menyukai mereka.

Dari sisi akting juga tidak ada satupun yang mampu mencuri perhatian, kecuali, mungkin, Abbie Cornish, yang berperan sebagai Fanny Brawne. Perhatian terbesar mungkin akan dicurahkan pada kurang berkharisma-nya Ben Whishaw yang memerankan John Keats. Whishaw, entah bagaimana, seperti terkesan malas-malasan dalam menghidupkan karakter John Keats. Mungkin memang karakter John Keats digambarkan sebagai seseorang yang dingin dan minus ekspresi kehidupan, namun pada beberapa adegan dimana John Keats digambarkan sedang berbahagia sekalipun, Whishaw gagal menarik perhatian dan terlihat semakin mengesalkan ketika Bright Star terus berjalan. Hal-hal standar yang biasa Anda dapatkan di sebuah film drama period, seperti kostum dan sinematografi, mungkin adalah satu-satunya yang dapat dikatakan tampil cukup memuaskan di film ini.

Dengan durasi 119 menit, Bright Star secara perlahan menceritakan bagaimana kisah percintaan antara John Keats dengan Fanny Brawne secara (terlalu) melodramatis, bahkan berlebihan di beberapa bagian. Sebaliknya, para karakter yang ditampilkan malah mendapatkan kurang penggalian dari naskah cerita, dan diperburuk dengan salahnya pemilihan Ben Whishaw yang sepertinya sama sekali tidak memiliki kharisma untuk ditampilkan sebagai seorang aktor utama. Hasilnya, Bright Star gagal memenuhi harapan para penontonnya. Film ini tidak jatuh di kategori sebuah film buruk, namun sangat disayangkan film ini sama sekali tidak bergerak untuk berusaha menghibur maupun menyentuh hati para penontonnya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.