Review

Info
Studio : Batavia Pictures/Pop Up 3D Production
Genre : Animation, Action, Adventure
Director : Salvador Simo, Lee Croudy
Producer : Lucki Lukman Hakim, Genesis Timotius, Christopher Santosa
Starring : Giring Ganesha, Putri Titian

Senin, 10 September 2012 - 19:34:22 WIB
Flick Review : Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2385 kali


Diproduksi oleh perusahaan es krim Wall’s untuk mempromosikan produknya yang bernama sama, Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani merupakan film pertama dari seri animasi Paddle Pop Begins yang dirilis langsung ke layar lebar – setelah pada beberapa seri sebelumnya hanya dirilis dalam bentuk home video. Sebagai sebuah film yang berasal dari genre yang masih sangat jarang dieksplorasi oleh para pembuat film Indonesia, pilihan untuk merilis Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani ke pangsa pasar yang lebih luas jelas merupakan langkah yang berani. Sayangnya, film yang diarahkan oleh duo Salvador Simo dan Lee Croudy ini masih belum mampu menunjukkan keistimewaan yang berarti. Bahkan, jika dilihat dari kualitas cerita dan visual yang ditampilkan, Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani bahkan dapat dipandang sebagai sebuah karya yang buruk.

Naskah ceritanya sendiri – yang membutuhkan kemampuan empat orang untuk menghasilkannya – bercerita mengenai seorang singa bernama Paddle Pop yang baru saja beranjak dewasa. Oleh sang paman, Profesor Burung Hantu, Paddle Pop kemudian mengetahui bahwa dirinya adalah seorang pewaris tahta kerajaan yang semenjak lama disembunyikan dari incaran penguasa kegelapan bernama Shadow Master yang dahulu pernah menyerang kerajaan yang pernah dipimpin oleh kedua orangtua Paddle Pop. Namun, setelah 16 tahun berlalu, Shadow Master akhirnya mengetahui dimana keberadaan Paddle Pop dan berusaha menemukannya.

Keinginan besar Shadow Master untuk menemukan Paddle Pop sendiri didorong atas hasratnya untuk mendapatkan Kristal Lion – sebuah kristal yang memiliki kekuatan besar dan diwariskan kedua orangtua Paddle Pop pada dirinya. Sialnya, ketika Paddle Pop sedang lengah, Shadow Master kemudian berhasil mendapatkan Kristal Lion tersebut. Tidak mau berdiam diri begitu saja, bersama dengan Profesor Burung Hantu serta teman-temannya, Liona, Spike dan Twitch, memulai sebuah perjalanan untuk menemukan Shadow Master dan menghentikan segala niat buruknya.

Selain pujian yang diberikan untuk keberanian para produser film ini dalam memilih untuk memproduksi dan merilis sebuah film animasi layar lebar – dan bahkan melakukannya dalam format 3D – rasanya tidak banyak pujian lain yang dapat disematkan pada Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani. Dari sisi jalan cerita, Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani sepertinya hanya akan tampil menyenangkan bagi para penonton muda yang berusia dibawah lima tahun. Empat nama yang bertanggungjawab atas penulisan naskah film ini sepertinya tidak terlalu berusaha untuk menghadirkan plot cerita maupun karakterisasi yang kuat dan mampu untuk menarik perhatian.

Secara tampilan visual, Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani juga tidak mampu berkata banyak. Tampilan visual film ini bahkan terkesan begitu buruk. Kualitas gambar yang dihadirkan di layar bioskop terlihat begitu kasar, seperti sebuah film yang awalnya bukan untuk ditampilkan di layar lebar namun tetap dipaksakan. Dan hasilnya… kekasaran demi kekasaran tampilan visual tersebut terlihat begitu nyata. Para pengisi suara film ini juga tampil seadanya, tidak begitu istimewa namun juga tidak dapat disebut mengecewakan. Cukup layak untuk sebuah film dengan kualitas penceritaan yang hanya diperuntukkan bagi para penonton muda.

Mungkin Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani adalah sebuah langkah awal kemajuan industri film Indonesia di bidang animasi. Mungkin Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani adalah sebuah film yang hanya layak disaksikan untuk para penonton di usia sangat muda. Pun begitu, dilihat dari kualitas keseluruhan, adalah mudah untuk melihat Paddle Pop Begins: Petualangan Singa Pemberani masih diisi dengan berbagai kelemahan. Jika penulisan naskah cerita film ini dapat saja dimaafkan – dengan alasan bahwa film ini ditujukan untuk menghibur anak-anak dibawah usia lima tahun – maka tampilan visual film ini, dengan tampilan gambar yang begitu kasar dan terkesan pecah di sepanjang film, jelas adalah sebuah kesalahan fatal. Niat yang baik untuk semakin mewarnai genre perfilman yang hadir di layar lebar Indonesia, namun tetap mengecewakan secara keseluruhan.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.