Berbicara mengenai film horror, mungkin Indonesia harus lebih rajin lagi dalam meneliti perkembangan genre film ini di negara tetangganya, Thailand. Sama seperti di Indonesia, industri film Thailand masih dengan sangat gencar mengeksploitasi kepercayaan supranatural masyarakatnya untuk kemudian dijadikan tema sebuah film horror. Bedanya, industri film Thailand tidak harus memasukkan unsur seks dalam setiap jalan cerita film horror yang mereka rilis – sesuatu yang akhir-akhir ini lebih sering dieksploitasi oleh industri film Indonesia. Kalaupun ada, harus diakui mereka pintar untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk perkembangan plot cerita film tersebut.
Karya terbaru sutradara Thailand, Pakphum Wonjinda, Krai… Nai Hong (Who R U), sebenarnya sama sekali tidak menyentuh unsur-unsur kepercayaan mistis tradisional Thailand. Film ini sepertinya lebih ingin menonjolkan jalan cerita yang bernuansa psychological thriller dengan memanfaatkan atmosfer horror yang dibangun melalui sikap para karakter yang terdapat di dalam jalan cerita dan menggabungkannya dengan nuansa gothic yang dimunculkan di sepanjang film.
Aktris senior Thailand, Sinjai Plengpanich (The Legend of Suriyothai (2001), The Love of Siam (2007)), di film ini berperan sebagai Nida, seorang penjual DVD porno yang memiliki seorang anak yang menderita Hikikomori Syndrome – sindrom yang menyebabkannya tidak mampu berhubungan dengan masyarakat sosial di sekitarnya. Hasilnya, Ton, putera Nida tersebut, telah selama lima tahun mengurung diri di dalam kamarnya. Nida sendiri hanya berkomunikasi dengan Ton melalui secarik kertas yang selalu ia selipkan di bawah pintu kamar Ton. Ini ia lakukan karena Ton selalu mengancam untuk membunuh dirinya jika Nida memaksanya untuk keluar kamar.
Tentu saja, tingkah laku ini akhirnya mengundang rasa keheranan dari masyarakat yang tinggal di sekitar tempat tinggal Nida. Rasa prihatin yang bercampur dengan rasa ingin tahu orang-orang tersebut secara tiba-tiba justru menimbulkan serentetan kejadian misterius yang semakin mempertajam pertanyaan apakah Ton yang selama ini disebut-sebut Nida berada di kamarnya memang benar-benar ada atau hanyalah sebuah fantasi wanita tersebut.
Sebagai sebuah psychological horror, yang tidak melulu menampilkan secara gamblang unsur ketakutan yang dibawa jalan ceritanya, Krai… Nai Hong memang bertumpu pada kekuatan drama para jajaran pemerannya. Disinilah kemampuan aktris Sinjai Plengpanich dalam membawakan karakternya sebagai seorang wanita sekaligus ibu yang misterius terlihat sangat menonjol. Ketika kisah Krai… Nai Hong berputar diantara cerita mengenai hubungan Nida dengan anaknya, Ton, yang misterius, di situlah letak momen-momen terbaik dari film ini. Dibumbui dengan nuansa gothic yang sangat melekat, kemisteriusan kisah ini menjadi sangat dapat dinikmati.
Tentu saja, durasi 88 menit yang dihadirkan film ini tidak hanya berputar diantara kisah Nida dan Ton. Penulis naskah, Eakasit Thairaat (13: Game of Death, 2006), menyelipkan beberapa karakter tambahan untuk menambah kekompleksitasan kisah Krai… Nai Hong. Memang, lewat karakter-karakter tambahan inilah beberapa kejutan di dalam jalan cerita mampu hadir. Namun, harus diakui tidak ada satupun karakter tambahan tersebut yang mampu menghidupkan jalan cerita seperti yang dilakukan karakter Nida. Bukan berarti akting para pemeran pendukung film ini terkesan buruk. Namun karakter yang mereka perankan benar-benar seperti sekelompok outsiders yang tidak mampu merasuk ke dalam jalan cerita utama yang telah dipegang oleh karakter Nida dan Ton.
Krai… Nai Hong (Who R U) memang bukanlah sebuah film horror standar Thailand yang membabi-buta menghadirkan berbagai adegan mengejutkan untuk menakuti para penontonnya. Film ini lebih bermain pada nuansa gothic nan misterius yang dihadirkan lewat karakter-karakter, jalan cerita hingga pemilihan warna gambarnya. Tentu saja, masih terdapat sejumlah teriakan dan adegan kejutan yang mampu memberikan kesan horror tersendiri, namun adegan-adegan tersebut bukanlah menjadi sajian utama film ini. Aktris Sinjai Plengpanich menjadi kunci utama dari unsur drama misterius yang ditampilkan di sini. Bukan sebuah film horror yang istimewa, namun sangat tidak layak untuk dikatakan sebagai sebuah produksi yang gagal.