Poin terpenting dari The Cabin in the Woods, yang mungkin adalah salah satu film yang paling banyak diantisipasi para penggemar film horor di dunia untuk tahun ini, adalah bahwa Drew Goddard dan Joss Whedon merangkai film ini bukan sebagai sebuah film yang ingin menakut-nakuti penontonnya. Mungkin hal tersebut akan terdengar sebagai sebuah alasan yang payah untuk menyembunyikan kegagalan sebuah film horor dalam memberikan tujuan keberadaannya. The Cabin in the Woods, sejujurnya, masih mampu untuk memberikan momen-momen menakutkan dan menegangkan pada beberapa bagian ceritanya. Namun, secara keseluruhan, film ini hadir sebagai sebuah perayaan dari keberadaan genre horor itu sendiri, agar para penonton dapat bersenang-senang dengan berbagai hal yang mungkin dianggap klise yang seringkali mereka temui dalam sebuah film horor namun, secara ajaib, selalu berhasil memberikan pacuan adrenalin di tubuh mereka ketika menyaksikannya.
Pun begitu, setiap orang akan mendapatkan reaksi yang berbeda ketika menyaksikan The Cabin in the Woods. Mereka yang telah mengikuti perjalanan karir Whedon dan Goddard – yang sebelumnya pernah bekerjasama dalam serial televisi klasik Buffy the Vampire Slayer (1997 – 2003) dan Angel (1999 – 2004) – akan siap untuk menikmati deretan jalan cerita dan dialog karakter yang cerdas, komikal sekaligus satir. Penggemar fanatik horor tentu saja akan menikmati deretan referensi berbagai film horor klasik – dan jumlahnya akan menuntut Anda untuk menyaksikan film ini berulang kali – yang diselipkan oleh Whedon dan Goddard di sepanjang film ini. Penonton awam kemungkinan besar tetap akan mampu terhibur dengan kejutan-kejutan yang hadir di sepanjang penceritaan The Cabin in the Woods walau sepertinya hanya akan menganggap film ini sebagai sebuah film horor biasa dengan sebuah kejutan besar di akhir kisah. Namun, seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, The Cabin in the Woods akan membawa penontonnya dalam sebuah wahana horor yang akan memberikan begitu banyak waktu untuk bersenang-senang.
Plot cerita? Klise! Lima orang sahabat, sang perawan – Dana (Kristen Connolly), sang atlet – Curt (Chris Hemsworth), sang wanita pirang dengan hasrat seksual yang tinggi dan jalan pemikiran yang dangkal – Jules (Anna Hutchison), sang pemalas yang hobinya menghisap ganja – Marty (Fran Kranz) dan sang karakter yang mewakili ras minoritas – Holden (Jesse Williams) memutuskan untuk melakukan sebuah perjalanan untuk menjauh dari berbagai hiruk pikuk kehidupan mereka di tengah kota dan berlibur ke sebuah rumah terpencil di sudut hutan. Yeahhh… dipastikan hampir seluruh penonton telah membentuk praduga mereka sendiri bahwa sesuatu hal yang buruk akan terjadi pada kelima anak muda ini. Plot utama The Cabin in the Woods jelas merupakan sebuah formula standar horor Hollywood yang telah digunakan berulang kali. Namun, percayalah, Whedon dan Goddard menggunakan deretan ke-klise-an tersebut sebagai pintu pembuka bagi sebuah jalan cerita yang sangat, sangat mengagumkan yang berdurasi sepanjang 95 menit.
Mereka yang bukan seorang penggemar film horor – atau mereka yang bukan pemerhati karya-karya Joss Whedon yang selalu berhasil mereferensikan sebuah pop culture dalam setiap adegan maupun dialog cerita yang ia hasilkan – mungkin hanya akan berhenti pada tahap penilaian bahwa The Cabin in the Woods adalah sebuah film horor slasher yang menyembunyikan plot ceritanya yang mudah ditebak dengan memadukan unsur science-fiction yang kemudian berhasil memberikan beberapa kejutan dan adegan menegangkan di beberapa bagian penceritaannya. Oh… dan tentu saja ending film ini akan dinilai sebagai sebuah adegan yang anti klimaks. The Cabin in the Woods, secara sederhana, ‘hanyalah’ sebuah wahana permainan horor yang menarik, namun jelas tidak lebih dari itu.
Dan tentu saja, mereka yang gila akan genre horor akan menemukan The Cabin in the Woods sebagai sebuah sentuhan yang jenius dimana Whedon dan Goddard mampu memberikan mereka sentuhan puluhan ketegangan film horor/thriller klasik namun dengan hanya membayar satu harga tiket. Adalah sulit untuk menggambarkan kejeniusan Whedon dan Goddard dalam susunan kata tanpa memberikan informasi mengenai susunan plot cerita film ini, namun mereka yang mampu menangkap berbagai referensi film horor/thriller yang diletakkan Whedon dan Goddard akan begitu terpesona pada kemampuan keduanya untuk menyusun sebuah naskah cerita yang cerdas, satir, humor, menegangkan dan begitu menyenangkan. Well… Academy Awards jelas tidak akan melirik naskah cerita yang ditulis oleh Whedon dan Goddard untuk The Cabin in the Woods, namun naskah cerita film ini merupakan salah satu naskah cerita film horor terbaik yang pernah dihasilkan oleh Hollywood.
Pengarahan Goddard sendiri mampu menterjemahkan berbagai keunikan yang terdapat dalam naskah cerita yang ia tulis bersama Whedon. Goddard mampu menjaga ritme penceritaan dengan begitu tepat sehingga The Cabin in the Woods selalu berhasil memberikan momen-momen menyenangkan sekaligus menegangkan kepada para penontonnya. Kualitas tata produksi film ini juga berada pada kelas yang sangat memuaskan. Mulai dari tata rias – yang digunakan untuk menghadirkan deretan karakter horor yang meyakinkan, tata suara hingga visual effect mampu berpadu dan menghasilkan dukungan yang kuat pada kualitas cerita film ini.
Walau memerankan karakter-karakter yang terkesan klise, namun penampilan deretan pengisi departemen akting film ini sama sekali tidak bisa dikualifikasikan sebagai penampilan yang klise. Kelima pemeran utama mampu memberikan penampilan yang membuat penonton peduli pada deretan karakter yang mereka sajikan. Pemeran-pemeran pendukung lain seperti Richard Jenkins, Bradley Whitford dan seorang aktris ikon science fiction yang seharusnya menjadi kejutan terbesar bagi penonton dari film ini juga mampu memberikan sentuhan yang memperkuat departemen akting The Cabin in the Woods.
Berapa banyak film yang berhasil memuaskan hasrat terbesar para penggemar genre film tersebut namun tetap mampu hadir dengan sentuhan cerdas dalam penyajian jalan cerita, dialog, karakterisasi dan perwujudan tata produksinya? Minimalis. Dan jumlah tersebut akan lebih mengecil ketika Anda melihatnya dari sudut pandang genre horor. Apa yang dihasilkan oleh Joss Whedon dan Drew Goddard lewat The Cabin in the Woods jelas bukanlah sebuah kesempurnaan… well… sedikit lagi berada pada tingkatan tersebut. Namun bandingkan dengan keberadaan berbagai film horor produksi Hollywood dan dunia yang kebanyakan hanya dihasilkan untuk tujuan komersial dengan sajian keseluruhan yang begitu klise dan menyakitkan? The Cabin in the Woods adalah sebuah emas murni! The Cabin in the Woods adalah sebuah film horor dengan kualitas yang hanya akan hadir sekali dalam puluhan tahun. Kecuali, tentu saja, jika Whedon dan Goddard mampu hadir sebrilian ini dalam kolaborasi mereka di masa-masa yang akan datang. Bravo!
Rating :