Review

Info
Studio : Dharma Productions, Columbia Pictures
Genre : Drama, Romance
Director : Siddharth Malhotra
Producer : Karan Johar, Hiroo Johar
Starring : Kajol, Kareena Kapoor, Arjun Rampal

Sabtu, 02 Oktober 2010 - 10:27:58 WIB
Flick Review : We Are Family
Review oleh : Administrator - Dibaca: 3642 kali


Anda harus mengakui bahwa para sineas India memiliki kelebihan tertentu dalam menghasilkan film-film dengan tingkat sentimental yang sangat tinggi. Sama halnya seperti yang terjadi di industri film Indonesia, para penikmat film Hindie seringkali menyaksikan film-film yang serasa bagaikan sebuah film yang meniru sebuah plot atau jalan cerita yang dari sebuah film yang telah dirilis sebelumnya. Perbedaannya, sineas India seringkali berhasil meletakkan unsur sentimental tersebut dengan sangat baik sehingga film-film yang mereka hasilkan dapat menjadi lebih emosional dari film aslinya.

We Are Family adalah salah satu film yang mendasarkan jalan ceritanya pada sebuah film yang telah dirilis sebelumnya, yakni film arahan Christopher Colombus yang dirilis pada tahun 1998, Stepmom. Karan Johar, orang yang berada di balik kesuksesan Kuch Kuch Hota Hai (1998), Kabhi Khushi Kabhie Gham (2001), Kabhi Alvida Naa Kehna (2006) dan My Name Is Khan (2010), kali ini bertindak sebagai produser sekaligus penulis naskah untuk film ini. Johar sendiri kemudian menunjuk sutradara debutan, Siddharth Malhotra, untuk mengeksekusi film ini.

Tidak begitu banyak melakukan perubahan pada jalan cerita film aslinya, We Are Family mengisahkan mengenai Aman (Arjun Rampal) yang telah bercerai dari sang istri, Maya (Kajol). Demi menjaga kestabilitasan pertumbuhan jiwa ketiga anak mereka, Aman dan Maya sepakat untuk tetap menjalin hubungan dan bergantian dalam anak-anak mereka. Semua berjalan lancar, hingga akhirnya Aman jatuh cinta dan memperkenalkan Shreya (Kareena Kapoor) pada keluarganya. Seperti layaknya anak-anak lainnya, ketiga anak Aman, Anjali (Diya Sonecha), Ankush (Nominath Ginsburg) dan terutama anak tertua, Aleya (Aanchal Munjal), tentu saja menolak kedatangan Shreya yang mereka tuduh akan mencuri perhatian sang ayah dari mereka. Hal yang sama juga dilakukan Maya, yang beranggapan bahwa Shreya belum cukup pantas untuk dapat memberikan kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya.

Keluarga ini sekali lagi mendapatkan tantangan ketika Maya mengetahui bahwa dirinya terkena kanker. Aman seketika memutuskan hubungannya dengan Shreya dan kembali tinggal bersama Maya dan ketiga anaknya demi memberikan perhatian yang cukup bagi Maya. Sadar bahwa dirinya tidak akan hidup dalam waktu yang lama lagi, Maya akhirnya mengajak Shreya masuk dalam kehidupan keluarganya dan mulai memperkenalkannya sebagai seorang ibu yang akan menggantikan posisinya kepada anak-anaknya. Tentu saja hal ini tidak berlangsung dengan mudah. Selain dari sisi anak-anaknya, Maya sendiri harus rela melihat bahwa suami yang dulu pernah ia cintai kini mulai berpaling pada wanita lain dan berkemungkinan tidak akan lagi mengingat keberadaan dirinya setelah ia meninggal kelak.

Membuat sebuah kisah cinta segitiga yang hadir di tengah-tengah sebuah keluarga besar tentu saja bukan hal yang gampang, khususnya ketika menyangkut pembagian porsi cerita agar terlihat adil antara karakter wanita yang pertama dengan karakter wanita yang kedua. Berbeda dengan Stepmom, yang dapat melakukan hal tersebut dengan baik, We Are Family terasa lebih menitikberatkan jalan cerita dari karakter Maya daripada dari sisi Shreya. Namun, hal ini justru tidak membuat We Are Family lantas menjadi sebuah film yang berat sebelah atau memiliki ketimpangan emosi dalam ceritanya. Justru dengan lebih memfokuskan sisi cerita dari karakter seorang Maya, We Are Family lebih berhasil dalam menanamkan berbagai unsur sentimentil yang dapat mengharubirukan para penontonnya jika dibandingkan dengan Stepmom.

Hal ini tentu saja tidak akan berarti jika karakter Maya tidak diperankan oleh sesosok yang mampu memberikan kekuatan akting yang menyentuh melalui raut wajahnya. Dan Kajol adalah sebuah pemilihan yang sangat tepat untuk memerankan Maya. Sebagai seorang aktris yang dianggap sebagai salah satu aktris paling berbakat yang pernah dimiliki oleh industri film India, Kajol sepertinya tidak menemui kesulitan dalam memerankan Maya. Ia berhasil melalui setiap tahapan perubahan emosional Maya dengan sangat baik. Adegan terbaik film ini terjadi ketika Maya melihat Shreya perlahan-lahan mampu mendapatkan tempat di hati ketiga anaknya. Kajol dengan sangat berhasil menunjukkan campuran ekspresi yang sangat tepat antara rasa cemburu karena anak-anaknya tidak membutuhkan dirinya lagi dan telah berpaling kepada orang lain dengan rasa lega bahwa ketiga anaknya kini tidak akan kekurangan rasa kasih seorang ibu selepas kepergiannya. Menjadi sebuah titik emosional yang sangat menyentuh dan tidak akan mudah terlupakan!

Kareena Kapoor tentu saja harus memberikan penampilan yang tidak kalah luar biasanya jika tidak inin karakternya tenggelam ketika berhadapan dengan karakter yang diperankan oleh Kajol. Untungnya, Kapoor berhasil melakukan hal itu, dengan sangat baik! Lewat perannya, penonton dapat melihat pendewasaan diri karakter Shreya sekaligus bagaimana ia dapat mengambil hati ketiga anak yang semula tidak menyukainya. Arjun Rampal, sayangnya, harus berada pada posisi seorang karakter yang mendapatkan perhatian minim dari jalan cerita. Walau begitu, karakter Aman tetap mendapatkan perhatian khusus dikarenakan akting Rampal yang tidak mengecewakan.

Walau tidak menghadirkan deretan musikal di dalam jalan ceritanya, namun We Are Family tetap mendapatkan dan mempertahankan kekuatan emosional jalan cerita yang dihadirkan melalui komposisi musik yang dihadirkan oleh trio musikal langganan Karan Johar, Shankar-Ehsaan-Loy. Beberapa lagu yang dihadirkan memang beberapa kali terdengar kurang sesuai dengan jalan cerita, namun beberapa lainnya benar-benar berhasil menambah suasana emosional kepada para penontonnya. Sebuah adegan musikal, Dil Khol Ke Let’s Rock yang merupakan versi India dari lagu Jailhouse Rock milik Elvis Presley, yang dihadirkan di tengah-tengah film juga harus diakui cukup menghibur, khususnya dengan penampilan para pemeran film ini yang sangat jenaka ketika adegan tersebut.

Adalah sebuah hal yang sangat langka melihat sebuah film remake yang lebih berhasil dalam menyentuh sisi emosional setiap penontonnya jika dibandingkan dengan film pendahulunya. We Are Family, yang merupakan remake dari film Christopher Colombus di tahun 1998, Stepmom, berhasil melakukan hal tersebut. Dari segi cerita, Karan Johar berhasil memasukkan sisi sentimentil yang sangat mengena pada setiap karakter yang ada di dalam jalan cerita. Hal ini membuat We Are Family menjadi lebih humanis dan mudah untuk terkoneksi dengan para penonton. Jalan cerita ini kemudian berhasil dieksekusi dengan baik oleh sutradara Siddharth Malhotra, dengan dukungan akting yang sangat brilian dari setiap pemerannya, dan membuat We Are Family menjadi sebuah drama keluarga yang sangat emosional dan menjadi salah satu film drama terbaik yang dirilis tahun ini.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.