The Three Stooges adalah trio komedian asal Amerika Serikat yang dibentuk pada tahun 1925 – dengan nama Ted Healy and His Southern Gentlemen, sebelum akhirnya menggunakan nama The Three Stooges pada tahun 1934 – dan berhasil memperoleh popularitas mereka pada pertengahan abad ke-20 dengan menggunakan deretan lelucon yang seringkali mengedepankan aktivitas kekerasan fisik – atau yang lebih akrab dikenal sebagai slapstick comedy. Walau sering mendapatkan kritikan tajam dari banyak kritikus, gaya penceritaan slapstick comedy yang dibawa oleh The Three Stooges terbukti tetap mampu disukai banyak penonton hingga akhirnya kelompok tersebut pensiun pada tahun 1979. Tak pelak, The Three Stooges memberikan banyak inspirasi bagi banyak komedian dan pembuat film modern, termasuk The Farrelly Brothers yang telah berusaha untuk mengangkat kembali The Three Stooges ke layar lebar semenjak satu dekade yang lalu.
The Three Stooges sendiri bukanlah sebuah adaptasi, biopik maupun remake dari film atau serial televisi yang pernah dibintangi oleh trio komedian tersebut sebelumnya. Konsep dari The Three Stooges yang diarahkan oleh Peter Farrelly dan Bobby Farrelly adalah sebuah jalinan kisah baru dari The Three Stooges namun terjadi di masa modern. Naskah yang ditulis oleh The Farrelly Brothers bersama Mike Cerrone – yang sebelumnya pernah bekerjasama lewat Me, Myself and Irene (2000) – juga tetap masih mengedepankan deretan slapstick comedy yang memang telah menjadi ciri khas The Three Stooges. Tantangan terbesarnya, tentu saja, adalah apakah penonton modern masih dapat mengapresiasi pola penceritaan komedi lama yang diterapkan pada sebuah kisah penceritaan berlatar belakang masa modern.
Dalam The Three Stooges arahan The Farrely Brothers, karakter ikonik Moe, Larry dan Curly diperankan oleh Chris Diamantopoulos, Sean Hayes dan Will Sasso. Layaknya film-film The Three Stooges dahulu, 91 menit durasi The Three Stooges dibagikan ke dalam tiga segmen cerita. Segmen pertama berjudul More Orphan Than Not yang mengisahkan bagaimana Moe, Larry dan Curly ketika masa bayinya ditinggalkan oleh seseorang di pintu depan sebuah panti asuhan. Moe, Larry dan Curly tumbuh menjadi anak-anak bermasalah, yang membuat mereka tumbuh dewasa di panti asuhan tersebut karena tidak seorangpun bersedia untuk mengadopsi mereka. Pun begitu, ketika panti asuhan mereka mendapatkan masalah dan terancam akan tertutup, Moe, Larry dan Curly kemudian bertekad untuk berangkat ke kota dan mengumpulkan sejumlah uang guna mencegah terjadinya mimpi buruk tersebut.
Dalam segmen kedua yang berjudul The Bananas Split, Moe, Larry dan Curly dikisahkan dalam perjuangan mereka untuk mengumpulkan uang. Penampilan mereka yang terlihat tidak begitu cerdas kemudian dimanfaatkan oleh pasangan Lydia (Sofia Vergara) dan Mac (Craig Bierko) untuk melakukan sebuah pembunuhan. Dalam segmen ini pula dikisahkan bagaimana Moe, Larry dan Curly menghadapi permasalahan dalam hubungan persahabatan mereka dan akhirnya memutuskan untuk berpisah. Di segmen terakhir yang berjudul No Moe Mister Nice Guy, barulah masing-masing Moe, Larry dan Curly menyadari kesalahan mereka selama ini dan bahwa mereka telah dimanfaatkan oleh Lydia dan Mac. Kembali bersatu, mereka akhirnya siap untuk membongkar kelicikan pasangan tersebut.
Jadi… permasalahannya bukanlah apakah slapstick comedy a la The Three Stooges masih layak untuk diterapkan di sebuah alur cerita komedi di masa sekarang. Permasalahan terbesar dari The Three Stooges adalah The Farrelly Brothers yang telah kehilangan sentuhan komedi terbaiknya. Naskah cerita yang ditulis The Farrelly Brothers bersama Mike Cerrone benar-benar tampil dangkal dan gagal untuk memberikan sebuah hiburan yang layak kepada para penontonnya. Nyaris tidak ada momen yang benar-benar berhasil memproduksi tawa segar dari penonton di sepanjang durasi penceritaan film ini, entah karena karakter-karakternya yang hadir secara dangkal dan tidak tergali dengan baik atau karena jalan ceritanya yang benar-benar tidak menghadirkan ruang yang cukup untuk tampil menyenangkan.
Di sisi lain, naskah dan dialog yang begitu lemah jelas sangat menyia-nyiakan penampilan tiga aktor utama film ini, Chris Diamantopoulos, Sean Hayes dan Will Sasso, yang berhasil tampil secara brilian memerankan karakter mereka yang ikonik itu. Ketiganya berhasil tampil dengan chemistry yang luar biasa erat satu sama lain – walaupun, sekali lagi, karena dorongan kualitas naskah yang lemah jarang mampu menghasilkan momen-momen yang benar-benar lucu. The Three Stooges juga didukung dengan penampilan Sofia Vergara, Jane Lynch, Jennifer Hudson, Craig Bierko dan Larry David. Penampilan yang tidak mengecewakan namun jauh dari mengesankan.
Sayangnya momen untuk membawa kembali sebuah kelompok komedian legendaris ke layar lebar dan memperkenalkan mereka ke sebuah generasi yang benar-benar baru harus berakhir dengan cara yang sangat tidak mengesankan. Terlepas dari penampilan apik ketiga pemeran utama film ini, The Three Stooges hampir tidak mampu menawarkan apapun kepada penontonnya. Kegagalan tersebut sebagian besar disebabkan oleh naskah cerita yang diisi dengan banyaknya kedangkalan yang datang dari plot cerita yang ditawarkan, dialog maupun karakter-karakter yang dihadirkan. Mungkin The Farrelly Brothers harus beristirahat sejenak untuk mendapatkan kembali kemampuan komedi mereka yang dahulu pernah terlihat begitu menjanjikan ketika menghasilkan film-film seperti Dumb and Dumber (1994), There’s Something about Mary (1998) atau Me, Myself and Irene (2000). Mungkin saja.
Rating :