Ketika dirilis pada tahun 2005, Batman Begins yang diarahkan oleh Christopher Nolan berhasil membersihkan imej karakter pahlawan tersebut dari kegagalan besar yang disebabkan oleh Joel Schumacher dengan Batman & Robin (1997) yang sempat dianggap telah mematikan potensi perkembangan franchise tersebut secara keseluruhan. Tidak hanya itu, atmosfer kelam dan cenderung depresif yang ditampilkan dalam penceritaan Batman Begins yang diarahkan Nolan kemudian memberikan pengaruh besar bagi banyak adaptasi kisah-kisah superhero yang muncul setelahnya, bahkan hingga saat ini. Kini, tujuh tahun setelah perilisan Batman Begins dan empat tahun selepas perilisan sekuelnya, The Dark Knight (2008), yang fenomenal itu, Nolan melengkapi trilogi The Dark Knight-nya dengan merilis The Dark Knight Rises: sebuah bagian yang nantinya mungkin akan dikenal sebagai bagian terkelam, termegah sekaligus terambisius dari trilogi The Dark Knight arahan Nolan. Tapi apakah The Dark Knight Rises akan menjadi bagian terbaik?
Dengan naskah cerita yang masih ditulis oleh Christopher dan Jonathan Nolan, The Dark Knight Rises menggunakan latar belakang waktu delapan tahun setelah berbagai peristiwa yang terjadi pada The Dark Knight. Kedamaian dan keteraturan kini telah menjadi bagian dalam kehidupan warga Gotham City di keseharian mereka. Pun begitu, dengan berbagai tragedi yang menimpa dirinya – dan ditambah dengan kebencian masyarakat Gotham City yang masih menudingnya sebagai penyebab kematian Harvey Dent – Bruce Wayne (Christian Bale) memilih untuk menjauhkan dirinya dari berbagai kegiatan dunia luar. Bahkan bujukan pelayan setianya, Alfred Pennyworth (Michael Caine), agar Bruce mau keluar dan mencari suasana baru untuk membantunya melupakan masa lalu tidak mampu membuat Bruce bergeming dari pertapaannya.
Adalah seorang pencuri cantik bernama Selina Kyle (Anne Hathaway) – setelah mencuri sebuah kalung permata dari kediaman Bruce – yang akhirnya membangunkan Bruce dari pertapaannya. Dari jejak Selina, Bruce akhirnya diarahkan ke seorang pemimpin teroris sadis bernama Bane (Tom Hardy) yang berniat untuk merebut kekuasaan di Gotham City dengan cara, salah satunya, dengan mengambilalih seluruh aset kekayaan yang dimiliki Bruce melalui perusahaannya, Wayne Enterprises. Untuk mencegah Wayne Enterprises jatuh ke tangan yang salah, Bruce kemudian meminta bantuan salah seorang direktur perusahaannya, Miranda Tate (Marion Cotillard), untuk melindungi seluruh aset perusahaan. Namun, Bane telah memiliki rencana lain yang tidak hanya akan menguji ketahanan fisik Bruce sebagai Batman, namun juga menguji ketahanan mentalnya sebagai seorang manusia.
Christopher Nolan jelas berniat menembus banyak batasan penceritaan untuk menghadirkan sebuah jalan penceritaan yang megah bagi seri terakhir dalam trilogi The Dark Knight Rises yang ia arahkan. Keambisiusan tersebut jelas terlihat dari naskah cerita yang ia tulis bersama Jonathan Nolan yang tidak hanya menghadirkan deretan karakter yang sangat kompleks dengan berbagai permasalahan pribadinya namun juga turut menyajikan berbagai isu yang menyentuh struktur kehidupan politik dan ekonomi modern dalam jalan ceritanya. Sebuah langkah yang berani, tentu saja, namun sayang pada beberapa sudut penceritaan, Nolan gagal mengembangkan ide-ide yang ingin ia cetuskan menjadi jalan penceritaan yang mampu terdeskripsikan dengan baik. Hasilnya, ide-ide brilian Nolan seperti disajikan dengan persiapan yang kurang matang.
Kebanyakan dari konsep yang kurang matang tersebut datang dari deretan karakter baru yang dihadirkan Nolan dalam jalan cerita The Dark Knight Rises. Yang paling sia-sia jelas kehadiran karakter Deputy Commissioner Peter Foley yang diperankan Matthew Modine yang hingga di akhir cerita tidak pernah benar-benar mendapatkan penjelasan mengenai kegunaannya di dalam jalan cerita The Dark Knight Rises. Karakter Miranda Tate yang diperankan oleh Marion Cotillard juga seringkali tidak mampu disajikan dengan menarik. Walaupun karakter tersebut memegang peranan penting di bagian akhir film, namun karakter Miranda Tate seperti terpendam begitu saja di awal hingga pertengahan cerita guna menunggu fungsi utamanya dipergunakan di bagian selanjutnya.
Pun begitu, 165 menit dari presentasi The Dark Knight Rises tidak pernah benar-benar tampil melelahkan untuk diikuti – walau tetap saja beberapa bagian seharusnya dapat dihilangkan dan memperpendek durasi film ini – sebagian besar berkat penampilan para pengisi departemen akting film ini. Anne Hathaway, Michael Caine dan Tom Hardy jelas adalah tiga nama yang paling bersinar penampilannya dalam The Dark Knight Rises. Hathaway beruntung dianugerahi karakter yang benar-benar berwarna seperti Selina Kyle. Selina adalah sesosok karakter yang berada di persimpangan antara seorang protagonis dan antagonis dengan karakteristik menggoda sekaligus selera humor yang kuat. Dan Hathaway benar-benar mampu menghidupkan karakter Selina Kyle dengan sempurna sehingga diantara deretan karakter lain yang bernuansa kelam, karakter Selina Kyle mampu mencuri perhatian di setiap kehadirannya. [Catatan: Walau mengenakan kostum, Nolan tidak pernah benar-benar mereferensikan Selina Kyle sebagai seorang Catwoman, walau pada satu adegan terpampang tulisan di sebuah harian yang menunjuk Selina Kyle sebagai seorang cat burglar.]
Tentu saja, setelah penampilan fantastik Heath Ledger sebagai The Joker dalam The Dark Knight, banyak orang yang akan menunggu penampilan Hardy sebagai Bane dan kemudian membandingkan antara keduanya. Well… The Joker dan Bane adalah dua karakter yang berada dalam tingkatan yang berbeda. Katika The Joker tampil sadis dan impulsif dalam setiap tindakannya, Bane adalah sesosok karakter antagonis yang selalu memperhitungkan dengan baik setiap tindak-tanduknya, walaupun tetap hadir dengan tingkat kesadisan yang sama. Dengan penampilan fisik yang berubah, Hardy mampu merepresentasikan kedinginan dan kesadisan jiwa Bane dengan begitu baik – walau kadang efek suara yang diberikan kepada karakter ini hampir terdengar sama menggelikannya dengan efek suara yang dikenakan pada karakter Batman.
Dan kemudian ada Michael Caine yang memerankan karakter Alfred Pennyworth. Adalah sangat, sangat menyenangkan untuk menyaksikan karakter ini akhirnya diberikan sebuah kesempatan besar untuk tampil bersinar setelah pada dua seri sebelumnya, karakter Alfred Pennyworth hadir hanya sebagai pendukung belaka. Dalam The Dark Knight Rises, Nolan memberikan kesempatan bagi karakter ini untuk mengeluarkan sisi emosionalnya. Dan Caine, seorang aktor watak yang handal, jelas dapat mendeskripsikan momen penting tersebut dengan sempurna. Penampilan Caine sebagai Alfred Pennyworth dalam The Dark Knight Rises menjadi salah satu momen emosional terkuat yang pernah hadir dalam trilogi The Dark Knight arahan Nolan. Tanpa berniat untuk mengecilkan peran-peran para pengisi departemen akting lainnya, The Dark Knight Rises juga menampilkan penampilan terbaik dari Christian Bale, Joseph Gordon-Levitt, Marion Cotillard, Morgan Freeman dan Gary Oldman. Beberapa penampilan singkat dari Cillian Murphy, Liam Neeson dan Juno Temple juga mampu hadir dan mencuri perhatian.
Yang juga berhasil mencuri perhatian semenjak awal The Dark Knight Rises berjalan jelas adalah tata musik arahan Hans Zimmer – yang di seri kali ini bekerja sendirian tanpa kehadiran James Newton Howard. Tata musik arahan Zimmer mampu membuat setiap adegan dalam The Dark Knight Rises menjadi begitu megah. Tata musik Zimmer juga yang berhasil membuat banyak momen dalam The Dark Knight Rises terasa lebih hidup dan mengesankan. Bagian tata produksi lainnya juga semakin memperkuat penampilan keseluruhan dari The Dark Knight Rises, walaupun mereka yang mengharapkan sebuah pertunjukan special effect yang spektakuler dari The Dark Knight Rises mungkin akan cukup kecewa mengingat Nolan terkesan tidak begitu berapi-api dalam mempresentasikan special effect dalam The Dark Knight Rises.
Sebenarnya, bahkan tanpa membandingkan The Dark Knight Rises dengan seri sebelumnya yang dipuji luas itu, adalah cukup mengherankan melihat Christopher Nolan hadir dengan sebuah presentasi cerita yang ‘setengah hati’ seperti The Dark Knight Rises. Benar bahwa naskah yang ia tulis bersama Jonathan Nolan mampu menangkap banyak ide-ide cemerlang yang kuat, namun sayangnya, Nolan justru gagal untuk mengeksekusinya secara lebih mengesankan lagi. Sederhananya, The Dark Knight Rises memiliki ide penceritaan yang mampu melampaui dua seri sebelumnya namun berada satu langkah di belakang Batman Begins dan The Dark Knight dalam hal presentasi ceritanya. Pun begitu, The Dark Knight Rises adalah sebuah sajian penutup yang solid bagi trilogi spektakuler yang dipersembahkan oleh seorang jenius bernama Christopher Nolan.
Rating :