Review

Info
Studio : Blue Sky Studios
Genre : Animation, Adventure, Comedy
Director : Steve Martino, Mike Thurmeier
Producer : John C. Donkin, Lori Forte
Starring : Ray Romano, John Leguizamo, Denis Leary, Queen Latifah, Wanda Sykes

Sabtu, 14 Juli 2012 - 23:41:35 WIB
Flick Review : Ice Age: Continental Drift
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3227 kali


Setelah Rio (2011), yang berhasil mendapatkan pujian luas dari kalangan kritikus film dunia sekaligus berhasil memperoleh kesuksesan komersial dengan jumlah pendapatan lebih dari US$400 sepanjang masa rilisnya di seluruh dunia, Blue Sky Studios kini melanjutkan seri keempat dari franchise Ice Age milik mereka. Tidak seperti tiga seri sebelumnya, Ice Age: Continental Drift tidak lagi disutradarai oleh Carlos Saldanha – yang lebih memilih untuk berkonsentrasi pada pembuatan sekuel Rio yang direncanakan rilis tahun 2014 mendatang. Berada di tangan Steve Martino – yang sebelumnya merupakan co-director dari Horton Hears a Who! (2008) – dan Mike Thurmeier – yang merupakan co-director dari Ice Age: Dawn of the Dinosaurs (2009) – Ice Age: Continental Drift masih melanjutkan kisah petualangan trio Manny, Sid dan Diego di zaman es. Terdengar seperti premis film-film di seri Ice Age sebelumnya? Mungkin karena Ice Age: Continental Drift memang tidak menawarkan sebuah sisi penceritaan yang benar-benar baru dalam naskah ceritanya.

Seperti yang dapat digambarkan dari subjudul film ini, Ice Age: Continental Drift mengisahkan keadaan ketika lempeng Bumi mulai berpisah satu sama lain – suatu proses yang sebenarnya membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terbentuk seperti saat ini. Ketika proses tersebut terjadi, Manny (Ray Romano) harus terpisah dengan istri, Ellie (Queen Latifah), dan anaknya, Peaches (Keke Palmer), sementara ia bersama Sid (John Leguizamo), Diego (Denis Leary) dan nenek Sid yang begitu cerewet (Wanda Sykes) berada di bongkahan es yang kemudian membawa mereka menelusuri samudera yang luas. Kini mereka harus menemukan cara untuk dapat kembali ke daratan dan ke keluarga mereka.

Secara terpisah, ketika Manny dan teman-temannya sedang berjuang di samudera, Ellie, Peaches dan binatang-binatang lainnya harus bergerak dengan cepat untuk menemukan sebuah daratan baru karena wilayah yang selama ini mereka tempati terus tergeser akibat adanya pergerakan lempeng Bumi. Di samudera luas, Manny dan teman-temannya juga harus menghadapi tantangan ketika sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh seorang gorilla, Gutt (Peter Dinklage), mencoba untuk mengambil alih bongkahan es yang ditempati Manny dan teman-temannya. Berbagai kesulitan terus dihadapi. Namun Manny berusaha dengan keras untuk memenuhi janjinya kepada istri dan anaknya untuk segera bertemu kembali dengan mereka.

Well… layaknya franchise Madagascar – termasuk seri ketiganya, Madagascar 3: Europe’s Most Wanted, yang baru dirilis beberapa minggu yang lalu – Ice Age memang merupakan sebuah franchise film animasi yang murni hanya ingin tampil bersenang-senang bersama para penontonnya. Pun begitu dengan Ice Age: Continental Drift. Rangkaian dialog bernuansa humor yang ditulis oleh Michael Berg dan Jason Fuchs berhasil memberikan momen-momen menyenangkan di beberapa bagian film yang berdurasi 94 menit ini. Pesan-pesan moral mengenai arti persahabatan bagi para penonton muda juga tidak lupa diselipkan dan mampu dihantarkan dengan baik. Walau Steve Martino dan Mike Thurmeier mampu menyajikan deretan kisah Ice Age: Continental Drift menjadi lebih teratur jika dibandingkan dengan Madagascar 3: Europe’s Most Wanted, namun penceritaan yang terlalu familiar dengan seri-seri sebelumnya membuat Ice Age: Continental Drift kurang mampu memberikan kesan yang kuat.

Karakter-karakter yang dihadirkan juga masih terbatas hadir pada kapasitas lucu dan mudah disukai daripada mampu menghasilkan koneksi emosional tersendiri kepada para penontonnya. Bahkan, film pendek The Simpsons yang berjudul The Longest Daycare lebih mampu menghantarkan sisi emosional cerita dengan lugas daripada Ice Age: Continental Drift secara keseluruhan. Diantara sekian banyak karakter-karakter baru yang dihadirkan, karakter Granny yang diisisuarakan dengan sempurna oleh Wanda Sykes jelas menjadi karakter yang paling menonjol. Peter Dinklage juga mampu menjadikan karakter Gutt menjadi lebih gelap dan menakutkan. Sementara dari para karakter lama, Scrat (Chris Wedge) jelas adalah karakter yang akan paling sering ditunggu kehadirannya.

Walaupun jalan ceritanya sama sekali tidak menawarkan sesuatu yang spesial dan bahkan seringkali terasa hanyalah sebagai versi alternatif dari cerita yang telah dihadirkan pada seri sebelumnya, namun harus diakui bahwa Ice Age: Continental Drift mampu menghadirkan jalinan penceritaan yang paling menghibur setelah film orisinal franchise ini, Ice Age (2002). Didukung dengan tampilan visual yang meyakinkan, deretan dialog dan adegan penuh lelucon yang menghibur serta kualitas pengisi suara yang mampu menjalin chemistry yang erat satu sama lain, Ice Age: Continental Drift melanjutkan petualangan seri-seri sebelumnya di franchise ini yang menujukan dirinya untuk menjadi sarana hiburan bagi para penonton muda. Tidak lebih.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.