Review

Info
Studio : DreamWorks Animation
Genre : Animation, Adventure, Comedy
Director : Eric Darnell, Tom McGrath, Conrad Vernon
Producer : Mireille Soria, Mark Swift
Starring : Ben Stiller, Chris Rock, David Schwimmer, Jada Pinkett Smith

Minggu, 10 Juni 2012 - 20:37:21 WIB
Flick Review : Madagascar 3: Europe Most Wanted
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3314 kali


Setelah kesuksesan Madagascar (2005) yang berhasil meraih pendapatan sebesar US$532 juta dari peredarannya di seluruh dunia dan diikuti dengan Madagascar: Escape 2 Africa (2008) yang bahkan berhasil mengungguli pendapatan film pertamanya dengan raihan pendapatan sebesar US$603 juta, tidak mengherankan jika kemudian DreamWorks Animation melanjutkan kisah petualangan kuartet binatang asal Central Park Zoo, New York, Amerika Serikat tersebut dengan Madagascar 3: Europe’s Most Wanted – serta sebuah opsi untuk pembuatan seri keempat jika bagian ketiga franchise film ini berhasil menemukan kesuksesan yang sama. Franchise Madagascar sendiri semenjak awal memang sepertinya tidak pernah berniat untuk menjadi lebih dari sekedar sebuah hiburan bagi para penontonnya. Formula hiburan itulah yang kembali digunakan dalam Madagascar 3: Europe’s Most Wanted… yang membuat seri ketiga ini begitu terasa menjemukan terlepas dari penampilan visualnya yang mengalami peningkatan kualitas yang cukup berarti.

Seperti yang dapat digambarkan pada judulnya, Alex (Ben Stiller), Marty (Chris Rock), Melman (David Schwimmer) serta Gloria (Jada Pinkett Smith) kini sedang bersiap untuk melanjutkan petualangan mereka di benua Eropa. Petualangan yang – seperti biasa – terjadi secara tidak sengaja itu sendiri terjadi karena mereka berniat untuk mengejar kawanan penguin yang telah berangkat terlebih dahulu ke Monte Carlo, Monako, untuk kemudian melanjutkan perjalanan dan kembali ke New York, Amerika Serikat. Keberadaan sekelompok hewan di tengah-tengah kota tentu saja menimbulkan kepanikan, sekaligus menarik perhatian pagawai Balai Karantina Hewan, Captain Chantel DuBois (Frances McDormand), yang kemudian mengumpulkan tekad untuk dapat melumpuhkan hewan-hewan tersebut.

Sempat mengalami kejar-kejaran, Alex dan teman-temannya kemudian berhasil melarikan diri setelah mereka bergabung dengan sebuah kelompok sirkus yang akan melakukan pertunjukan di Roma, Italia serta London, Inggris sekaligus berusaha menemukan promotor untuk pertunjukan pertama mereka di New York, Amerika Serikat. Walau awalnya hanya menggunakan kelompok sirkus tersebut sebagai alat untuk kembali ke New York, Amerika Serikat, namun, secara perlahan, Alex, Marty, Melman dan Gloria mulai merasa bahwa kelompok sirkus tersebut adalah rumah dan keluarga yang selama ini telah mereka cari. Sementara itu, Captain Chantel DuBois dan anak buahnya ternyata tidak tinggal diam begitu saja dan mulai menyusun rencana untuk meringkus Alex dan teman-temannya.

Di era dimana film-film animasi kini mulai beranjak menjadi sebuah sajian yang dapat dengan mudah dinikmati oleh penonton dengan usia dewasa – namun tetap tidak meninggalkan hiburan untuk para penonton mudanya – Madagascar 3: Europe’s Most Wanted justru hadir dengan naskah cerita yang sepertinya berorientasi penuh bagi para penonton muda – yang cukup mengherankan mengingat keterlibatan Noah Baumbach dalam penulisan naskah film ini. Komedi-komedi yang dihadirkan cukup dangkal, hanya mengulang berbagai formula yang telah digunakan pada seri sebelumnya dan kebanyakan hanya memanfaatkan adegan para karakter yang saling beradu argumen dan berteriak satu sama lain untuk menghasilkan elemen-elemen komedinya. Dan hal ini begitu terasa kental semenjak awal pengisahan film ini.

Harus diakui, jika dibandingkan dengan film-film animasi lain yang tetap berusaha menampilkan karakternya dalam sebuah kisah yang terlihat realistis, jalan cerita franchise Madagascar memang terasa lebih lepas dalam usahanya untuk menyajikan unsur hiburan. Dan dalam Madagascar 3: Europe’s Most Wanted, para duo penulis naskah Eric Darnell dan Noah Baumbach bahkan sepertinya diberikan kesempatan seluas mungkin mengembangkan imajinasi mereka dalam menghasilkan tawa, termasuk dengan menghadirkan adegan-adegan yang sangat tidak masuk akal sekalipun – bahkan untuk ukuran sebuah film animasi. Pada kebanyakan bagian, hal ini dilakukan untuk memungkinkan terciptanya deretan adegan yang penuh warna dan dapat memanfaatkan teknologi 3D secara maksimal. Secara visual memang memuaskan, namun tetap saja akan membuat beberapa penonton merasa ditinggalkan.

Selain naskah cerita yang berisi deretan komedi yang terasa begitu kering, karakter-karakter yang hadir dalam film ini juga dihadirkan dengan begitu dangkal. Selain karakter-karakter lama yang mungkin telah akrab dengan penontonnya, tidak satupun diantara karakter baru yang disajikan dengan karakterisasi yang kuat. Ditambah dengan jumlahnya yang cukup banyak, para karakter dalam naskah cerita Madagascar 3: Europe’s Most Wanted hanya terasa bagaikan sebuah faktor pelengkap jika dibandingkan dengan tampilan visual film ini. Secara sederhana, Madagascar 3: Europe’s Most Wanted dibuat dengan niat untuk menyajikan sebuah tampilan visual yang mempesona – dan mengagumkan dalam tampilan 3D – namun tanpa memperdulikan untuk menghadirkan sajian kisah dan karakter yang menarik. Dangkal, tidak lucu dan sangat menjemukan.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.