Mendengarkan pernyataan “Chiska Doppert merilis sebuah film baru” akhir-akhir ini sepertinya telah menjadi mimpi buruk bagi banyak orang – khususnya kepada mereka yang setia untuk menyaksikan setiap film Indonesia yang dirilis di layar lebar. Bagaimana tidak… selain Poconggg Juga Pocong yang dirilis pada akhir tahun lalu – yang beruntung karena mendapatkan sumber ceritanya dari sebuah novel komedi berjudul sama yang populer dan kemudian mendapatkan penerjemahan naskah cerita yang berimbang – hampir tak satupun film karya Chiska selanjutnya yang dapat dikategorikan sebagai layak tonton. Chiska sepertinya telah bergerak dengan cepat di jalur bebas hambatan untuk mengejar reputasi buruk sang maestro film-film berkualitas dangkal Indonesia modern, Nayato Fio Nuala.
Anyway… Udin Cari Alamat Palsu berkisah mengenai sekelompok karakter yang berada dalam perjalanan kisahnya masing-masing sebelum akhirnya mereka dipertemukan pada beberapa bagian potongan cerita. Yang pertama adalah pasangan duo Moymoy dan Roadfill asal Filipina yang berkunjung ke Jakarta, Indonesia untuk menemui seorang gadis bernama Marimar. Sial, di tengah perjalanan, taksi yang mereka tumpangi dirampok yang kemudian membawa mereka berkelana di tengah kejamnya belantara hutan beton Jakarta. Sementara itu, di sudut lain ibukota, dua Sinta dan Jojo sedang kewalahan dengan status selebritis yang kini mereka sandang. Mereka kemudian memutuskan untuk melarikan diri dari manajer mereka (Mike Lucock) dan memilih untuk hidup sebagai orang biasa.
Ada juga kisah mengenai Fransoa, seorang ekspatriat yang populer di YouTube karena menyanyikan sebuah lagu berlirik Indonesia – yang sangat buruk, sejujurnya – serta memiliki sebuah kafe. Sayang, bisnis yang ia dalami sedang mengalami penurunan yang berujung pada menumpuknya hutang-hutang yang ia miliki. Fransoa kemudian memiliki ide untuk mengundang artis YouTube yang sedang populer, Udin Sedunia, untuk tampil di kafe-nya. Udin, yang merupakan seorang pemuda desa, jelas dengan senang hati menerima surat panggilan tersebut. Namun, kejamnya Jakarta akhirnya menenggelamkan Udin dan membuatnya hidup dengan penuh kebingungan sembari mencari dimana alamat Fransoa yang telah mengundangnya untuk tampil di Jakarta.
Pernah menyaksikan sebuah film (yang bermaksud untuk menjadi) komedi namun kemudian menemukan tidak satupun bagian penceritaan dalam film tersebut mampu memberikan senyum maupun tawa di wajah Anda? Well… Udin Cari Alamat Palsu adalah film yang dapat jatuh di kategori tersebut. Naskah cerita yang ditulis oleh Herry B Arissa dan Bagus Nugroho tidak hanya dangkal dengan mencomot berbagai elemen komedi tradisional yang sering ditampilkan di banyak film komedi Indonesia namun juga terlihat seperti potongan-potongan cerita yang digabungkan menjadi satu namun sama sekali tidak memiliki satu benang merah antara satu cerita dengan yang lain untuk membuatnya tampil sejalan. Menyaksikan Udin Cari Alamat Palsu serasa bagaikan menyaksikan hasil karya penulisan naskah ujicoba dari dua orang penulis naskah yang sama sekali belum pernah mengenal apa arti menulis sebuah cerita sebelumnya.
Dan potongan-potongan kisah tolol tersebut kemudian jatuh ke tangan seorang Chiska Doppert, yang tentu saja, memiliki banyak formula khusus untuk menjadikan naskah cerita tersebut menjadi berkualitas lebih rendah lagi. Chiska jelas hanya duduk bersantai dan menugaskan setiap pengisi departemen akting filmnya untuk menginterpretasikan karakter yang mereka mainkan dengan bebas. Tidak ada akting dalam film ini. Semua jajaran pemeran terlihat bersenang-senang tanpa batas untuk menjadi diri mereka sendiri untuk film ini. Bahkan nama-nama yang familiar bagi dunia akting seperti Mike Lucock, Uli Auliani dan Joanna Alexandra tampil dalam kapasitas yang benar-benar menyedihkan untuk film ini.
Murahnya tampilan film ini kemudian semakin didukung dengan tata produksi yang jelas terlihat diisi oleh tangan-tangan amatir yang sepertinya sama sekali tidak tahu apa yang mereka lakukan. Potongan-potongan gambar mengalami proses editing yang sangat tidak rapi. Berbagai potongan lagu – termasuk lagi Alamat Palsu yang jelas mengilhami pemilihan judul film ini – ditampilkan dalam berbagai adegan dengan seenaknya dengan beberapa lagu bahkan ditampilkan beberapa kali dengan penataan volume yang benar-benar mengganggu. Singkatnya, dari keseluruhan penampilan Udin Cari Alamat Palsu, Anda sama sekali tidak diberi kesempatan untuk dapat membenarkan mengapa film ini dapat dirilis bagi publik penggemar film Indonesia.
Udin Cari Alamat Palsu adalah sebuah mimpi buruk lain yang coba direalisasikan oleh seorang Chiska Doppert. Premis untuk menggabungkan para nama-nama penghibur yang memulai karirnya lewat media YouTube sejujurnya bukanlah sebuah ide yang buruk. Namun ketika tidak satupun dari para penghibur tersebut memiliki bakat akting yang mumpuni – dan tentu saja kemudian dipadukan dengan kemampuan pengarahan Chiska Doppert yang lemah atas sebuah penulisan naskah yang buruk – Udin Cari Alamat Palsu dengan mudah teridentifikasi sebagai sebuah film yang dapat digambarkan dengan seluruh kata yang bersinonim dengan kata buruk. 82 menit siksaan mental yang tidak akan dapat Anda lupakan begitu saja.
Rating :