Review

Info
Studio : Starvision Plus
Genre : Drama
Director : Helfi Kardit
Producer : Chand Parwez Servia
Starring : Julie Estelle, Reza Rahadian, Darius Sinathrya

Selasa, 22 Mei 2012 - 15:26:33 WIB
Flick Review : Brokenhearts
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2887 kali


Cukup mengherankan bila melihat di tengah serbuan film-film semacam Negeri 5 MenaraModus AnomaliThe Raidatau Lovely Man, yang berhasil menawarkan sentuhan jalan penceritaan yang apik dan bahkan tampil berani jauh berbeda dari kebanyakan film yang saat ini dirilis oleh industri film Indonesia, masih ada beberapa produser yang memilih untuk merilis film-film dangkal semacam Brokenhearts. Disutradai dan ditulis naskahnya oleh Helfi Kardit – orang yang sama yang bertanggungjawab atas perilisan judul-judul seperti D’Love (2010), Arisan Brondong (2010) dan Arwah Goyang Karawang (2011) – Brokenhearts adalah sebuah contoh lain keserakahan para pembuat film Indonesia yang dengan dangkalnya mengira bahwa penikmat film Indonesia akan begitu mudah untuk terjebak pada film-filmtearjerker dengan kualitas penulisan naskah kacangan.

Brokenhearts berkisah mengenai kisah cinta yang terjalin antara Olivia (Julie Estelle) dan Jamie (Reza Rahadian). Kecintaan Olivia yang begitu mendalam pada Jamie – sesosok pria yang juga begitu mencintai Olivia – membuat Olivia yakin bahwa Jamie adalah pria yang akan mendampingi dirinya di sepanjang sisa hayatnya. Namun, tanpa sebuah alasan yang jelas, Jamie tiba-tiba lenyap begitu saja dari kehidupan Olivia tanpa pernah memberikan sebuah keterangan yang jelas mengapa ia mampu melakukan hal tersebut pada orang yang sangat mencintai dirinya. Jelas saja Olivia kemudian menjadi terpuruk. Sosok Olivia kini berubah menjadi pribadi yang pemurung dan kini sama sekali tidak mempercayai adanya keberadaan cinta sejati.

Niat untuk tidak merasakan patah hati kedua kalinya dengan berusaha untuk tidak jatuh cinta lagi kemudian mendapatkan sebuah tantangan ketika Olivia bertemu dengan Aryo (Darius Sinathrya), seorang novelis sukses yang secara tiba-tiba hadir dalam kehidupan Olivia serta menguntit keberadaan dirinya karena mengaku begitu kagum pada sosok wanita cantik tersebut. Awalnya tentu Olivia tidak menganggap serius kekaguman Aryo tersebut. Walau begitu, secara perlahan dan dengan usaha yang teguh, Aryo berhasil meruntuhkan dinding hati Olivia dan berhasil membuatnya merasa jatuh cinta lagi. Sayang, sebuah rahasia kelam dari masa lalu Olivia siap untuk hadir dan kembali mencegahnya untuk dapat merasakan kebahagiaan yang seutuhnya.

Premis cerita Brokenhearts yang sangat sederhana sendiri sebenarnya dapat diselesaikan dalam masa durasi kurang dari satu jam. Namun mengingat Helfi Kardit sepertinya terobsesi untuk menciptakan sebuah jalan cerita yang berbelit-belit hanya untuk membuat naskah cerita yang ia tulis terlihat kompleks dan seperti digarap oleh seorang penulis naskah yang profesional, Brokenhearts akhirnya dipenuhi dengan berbagai plot tambahan yang sebenarnya amat sangat tidak diperlukan. Kisah percintaan antara karakter Olivia dengan Aryo atau Olivia dengan Jamie yang ditampilkan di sepanjang film terkesan begitu dipaksakan untuk hadir membius dan meluluhkan hati (baca: mengeluarkan air mata) para penontonnya. Akibatnya, tak satupun rasa emosi yang hadir dari ketiga karakter utama tersebut mampu terasa alami dan benar-benar menyentuh.

Tidak hanya dari segi penulisan cerita, karakterisasi setiap peran yang hadir dalam Brokenhearts juga terasa begitu amat dangkal. Ini yang membuat penampilan Julie Estelle, Reza Rahadian dan Darius Sinathrya menjadi sama sekali tidak berguna. Akting yang diberikan Julie dan Darius sebenarnya dalam kapasitas yang pas untuk film-film sejenisBrokenhearts: manis, ringan, beberapa kali berusaha untuk tampil emosional (walau gagal terwujud) dan sama sekali tidak pernah terasa begitu mendalam. Chemistry yang tercipta antara Julie dan Darius juga tampil terlalu tipis untuk membuat hubungan asmara yang terjalin antara karakter yang mereka perankan dapat mudah untuk dipercaya.

Yang jelas pantas untuk merasa kecewa jelas Reza Rahadian yang (seperti biasa) memberikan penampilan akting yang begitu kuat.  Reza mampu menghadirkan penghayatan yang mendalam atas perannya sebagai sesosok karakter yang sedang menderita penyakit yang mematikan. Sayangnya, dengan buruknya penulisan naskah film ini, penampilan apik Reza justru menjadi terlihat sebagai guyonan dan lebih sering mengundang rasa geli daripada rasa simpati. Karakter-karakter pendukung lain yang hadir dalam Brokenhearts juga tidak mendapatkan porsi penceritaan yang berarti. Kebanyakan hanya hadir sebagai properti belaka untuk menambah warna penceritaan film ini.

Tidak dapat disangkal, Helfi Kardit sepertinya memang menujukan Brokenhearts untuk mereka yang memang menggemari film-film tearjerker – dan dengan mudah merasa tersentuh dengan kisah cinta tak sampai yang cheesydan terlalu dramatis. Tidak ada yang salah dalam menghasilkan sebuah film romansa dengan jalan cerita yang klise, namun Brokenhearts tampil begitu lemah dalam penceritaannya akibat terlalu bergantung pada berbagai formula standar film-film romansa kacangan tanpa pernah mampu memberikan sentuhan yang kuat pada penampilan deretan karakternya. Drama lemah yang jauh dari kesan menarik dan mengesankan.

 

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.