Sama seperti yang ia tunjukkan lewat The House of the Devil (2009), Ti West menghadirkan The Innkeepers dengan atmosfer film horor di era ‘80an yang sangat kental. Beberapa orang mungkin akan memandang teknik ini sebagai sebuah topeng bagi ketidakmampuan West untuk menghadirkan sebuah cara penceritaan baru dalam film-filmnya. Namun West sepertinya sangat tahu dengan apa yang ia kerjakan. The Innkeepers memang tidak menghadirkan sebuah formula penceritaan horor yang baru – bahkan, bagi beberapa orang, akan terasa berjalan terlalu lama dalam menghantarkan elemen horor utamanya. Pun begitu, West mampu menyajikan momen-momen kuat dalam film ini yang kemudian menjadikan The Innkeepers berhasil bekerja dengan baik kepada para penontonnya.
Ditulis oleh West sendiri, The Innkeepers berkisah mengenai dua karyawan sebuah tempat penginapan bernama The Yankee Pedlar Inn yang akan segera ditutup, Claire (Sara Paxton) dan Luke (Pat Healy). Penutupan The Yankee Pedlar Inn sendiri dilakukan karena tempat penginapan tersebut telah dianggap tidak menguntungkan lagi secara ekonomi bagi pemiliknya – alasan yang menjelaskan mengapa Claire dan Luke merupakan dua orang pegawai yang tersisa di tempat penginapan tersebut. Di sela-sela tugas mereka, Claire dan Luke memiliki kegemaran untuk mengeksplorasi sisi supranatural dari The Yankee Pedlar Inn yang dipercaya menyimpan beberapa kekuatan mistis karena pengaruh sebuah tragedi yang pernah terjadi di tempat itu di masa yang lalu.
The Innkeepers sendiri tidak hanya akan berfokus pada karakter Claire dan Luke. Dalam perjalanan kisahnya, beberapa karakter akan dihadirkan – walaupun tidak akan ada karakter pendukung yang memiliki porsi penceritaan yang lebih besar dari karakter Leanne Rease-Jones (Kelly McGillis), seorang aktris yang dahulu pernah populer dan sekarang menginap di The Yankee Pedlar In untuk menghadiri sebuah acara seminar. Karakter Leanne Rease-Jones sendiri yang akan menjadi katalis bagi dua karakter utama The Innkeepers untuk menemui puncak konflik yang akan mereka hadapi. Konflik yang dipastikan akan menghadapkan mereka pada misteri terbesar dari The Yankees Pedlar Inn sekaligus konflik yang dapat saja merenggut nyawa mereka.
Tidak seperti The House of the Devil yang kental dengan nuansa thriller-nya, West sepertinya lebih tertarik untuk menghadirkan The Innkeepers sebagai sebuah film dengan nuansa misteri supranatural. Dapat saja tampil menarik, namun West menyajikan prolog kisah misteri film ini dalam durasi terlalu lama – dengan menyertakan banyak karakter yang sebenarnya tidak berpengaruh pada kisah utama, adegan yang sama sekali tidak esensial, pendalaman jalan cerita yang kurang berhasil serta ritme cerita yang berjalan terlalu lamban dan akhirnya justru terasa sebagai deretan adegan yang terlalu membuang-buang waktu. Berdurasi sepanjang 101 menit, 60% dari porsi penceritaan The Innkeepers hampir diisi dengan narasi yang kurang menarik sebelum akhirnya Ti West memutuskan untuk menghadirkan menu utama dari film ini.
Dan benar… The Innkeepers mencapai masa keemasannya ketika West benar-benar menyudahi masa bermain-main dengan marasi dan para karakter di dalam jalan cerita filmnya. Ritme penceritaan The Innkeepers sendiri masih terus dipertahankan dalam tingkat menengah, namun berbagai misteri dan kejutan yang dihadirkan West berhasil menjadikan para penonton tercekat dengan penuh rasa ketakutan. Sayang, jika dibandingkan dengan durasi yang terbuang untuk penceritaan awal kisah The Innkeepers, bagian menarik dari film ini terasa terlalu singkat. Pun begitu, dengan nuansa audio visual yang erat dengan era film horor di tahun ‘80an, West berhasil menyajikan momen-momen horor terbaik di dalam filmnya.
Walaupun karakterisasi Claire terasa terlalu tipikal – seorang gadis pirang yang mengidap penyakit asthma – namun karakter yang diparankan oleh Sara Paxton itulah yang menjadi pusat perhatian dalam penceritaan The Innkeepers. Dan untungnya, Paxton berhasil memberikan kemampuan akting yang mumpuni untuk mengemban tugas sebagai pusat perhatian utama dalam di dalam sebuah film. Kelly McGillis juga diberikan peran yang cukup besar dan mampu ia jalankan dengan baik, walau pada awal kehadirannya, karakter Leanne Rease-Jones yang ia perankan terasa kurang begitu berarti. Pat Healy juga mampu menghadirkan chemistry yang tepat bersama Paxton, walau karakter yang ia perankan tidak lebih dari sekedar pelengkap jalan cerita belaka.
The Innkeepers sebenarnya bukanlah sebuah presentasi yang buruk. Lewat penataan produksi yang tepat, serta penampilan akting para pengisi departemen akting film ini yang sangat baik, The Innkeepers mampu memberikan momen-momen horor yang mencekam kepada penontonnya. Sayangnya, West memberikan kisah penghantar yang terlalu lama sebelum menyajikan sajian horor utamanya. Menghadirkan deretan kisah dan karakter yang sebenarnya tidak banyak berkaitan dengan konflik utama yang akan dihadirkan dalam film ini, bagian pengisahan awal The Innkeepers terasa bagaikan membuang-buang terlalu banyak waktu untuk mencapai masa-masa keemasannya. Seharusnya mampu dihadirkan dengan penceritaan yang lebih efektif lagi.
Rating :