Review

Info
Studio : Open Road Films
Genre : Action, Adventure, Drama
Director : Joe Carnahan
Producer : Jules Daly, Joe Carnahan, Ridley Scott, Mickey Liddell, Tony Scott
Starring : Liam Neeson, Frank Grillo, Dermot Mulroney, Dallas Roberts, Joe Anderson

Jumat, 24 Februari 2012 - 14:26:43 WIB
Flick Review : The Grey
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2779 kali


Diangkat dari cerita pendek berjudul Ghost Walker karya Ian MacKenzie Jeffers, yang bersama sutradara Joe Carnahan (The A-Team, 2010) juga menyusun naskah cerita untuk film ini, The Grey mengisahkan mengenai sekelompok pekerja pertambangan minyak di hari terakhir mereka bekerja. Setelah selama lima minggu terdampar di dinginnya hamparan luas Alaska, para pekerja tersebut akhirnya dapat kembali ke rumah mereka masing untuk mendapatkan masa istirahat mereka. Salah satu diantara para pekerja tersebut adalah John Ottway (Liam Neeson), yang di hari terakhir dirinya bekerja, menuliskan sebuah surat untuk istri (Anne Openshaw) yang semenjak beberapa lama selalu terbayang di benaknya untuk kemudian melakukan sebuah usaha bunuh diri. Lolongan seekor serigala kemudian membatalkan rencana tersebut.

Sialnya, kematian sepertinya memang telah mengincar diri John. Keesokan harinya, ketika ia dan sekelompok pekerja tersebut menaiki sebuah pesawat untuk kembali ke kampung halaman mereka, pesawat tersebut kemudian jatuh dan menewaskan hampir seluruh penumpangnya. John, bersama tujuh orang penumpang lainnya, selamat dari peristiwa tersebut. Namun, sebuah ancaman yang lebih besar lagi bersiap untuk menghabisi nyawa mereka. Terdampar di sebuah wilayah luas yang asing, tak bertuan dan diliputi salju yang siap membekukan siapa saja, John beserta ketujuh orang yang selamat tersebut harus dapat bertindak cepat untuk dapat menyelamatkan diri mereka. Kematian mulai menghantui kedelapan orang tersebut dalam wujud serigala hutan berukuran raksasa yang sepertinya merasa terganggu dengan kehadiran mereka dan siap untuk menghabisi setiap orang yang berada di dalam kelompok tersebut.

Merupakan sebuah ajang reuni bagi sutradara Joe Carnahan bersama produser Ridley Scott dan Tony Scott serta aktor Liam Neeson yang sebelumnya pernah bekerjasama dalam The A-Team, secara sekilas, The Grey memanglah dapat terlihat sebagai sebuah film thriller tentang usaha penyelamatan diri dari sebuah ancaman dengan pesan untuk menghargai arti pentingnya kehidupan khas film-film Hollywood. Sebuah praduga yang sebenarnya tidak dapat disangkal mengingat setiap sudut penceritaan The Grey memang telah dirancang untuk mengikuti formula yang sepertinya telah dapat ditebak oleh banyak penontonnya. Namun, jalan cerita bukanlah senjata utama mengapa The Grey tetap mampu tampil menarik. Adalah keberhasilan Carnahan untuk membangun dan menjaga intensitas jalan cerita film yang membuat The Grey tetap mampu tampil menegangkan di luar jalan ceritanya yang terkadang sedikit klise.

Pada awalnya murni hanya berfokus pada karakter John Ottway, The Grey secara perlahan mulai memperlebar pengisahannya dengan mengikutsertakan karakter-karakter lain yang berada di dalam jalan cerita – walau tetap mempertahankan porsi karakter yang diperankan Liam Neeson tersebut sebagai karakter utama. Bersamaan dengan hal tersebut, konflik-konflik juga mulai disajikan dengan terus-menerus memberikan teror berupa kehadiran para serigala yang selalu mengintai setiap pergerakan karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita. Carnahan mampu membangun konflik tersebut dengan begitu baik, menghadirkannya dengan ritme yang tidak pernah terlalu lambat maupun terlalu terburu-buru yang kemudian menghasilkan sebuah konflik yang lebih mampu tampil mengena dan emosional kepada para penonton. Beberapa sisipan filosofi mengenai kehidupan yang diselipkan dalam dialog dan adegan juga turut membantu The Grey untuk tampil lebih berisi daripada beberapa film sejenis lainnya.

Namun, The Grey juga tidak mampu menghindari dirinya dari hal-hal cheesy yang sering mewarnai film-film yang membawakan tema mengenai ‘hargailah kehidupan sebelum kehidupan tersebut menghilang dari tubuh Anda.’ Beberapa bagian terasa kurang begitu esensial, dan murni dihadirkan hanya untuk menghasilkan rasa simpati murahan kepada para karakternya. Adegan-adegan yang kurang esensial ini kemudian memberikan kejenuhan tersendiri dalam The Grey, khususnya di bagian pertengahan film, dimana Carnahan sepertinya terlalu banyak memberikan aksesoris cerita yang hasilnya membuat durasi The Grey berjalan lebih lama dari yang seharusnya. Karakter-karakter yang dihadirkan mampu tampil cukup berwarna. Walau dengan penceritaan yang minim, setiap karakter pendukung yang hadir mampu memberikan warna tambahan tersendiri bagi jalan cerita The Grey.

Carnahan juga mampu menyusun departemen produksi dan akting yang sangat jauh dari kesan mengecewakan. Berkat bantuan sinematografi karya Masanobu Takayanagi dan tata musik arahan Marc Streitenfeld, beberapa adegan The Grey mampu tampil dengan tingkat emosional dan ketegangan yang lebih memuaskan. Jajaran pemeran film ini juga mampu menghidupkan dan mengembangkan karakter yang mereka perankan dengan baik. Liam Neeson, yang berada di garda terdepan dari departemen akting The Grey, sekali lagi membuktikan bahwa dirinya adalah seorang bintang film-film aksi yang dapat diandalkan walau telah semakin berumur. Neeson mampu tampil tangguh, walau tidak pernah sama sekali melupakan untuk tetap menampilkan sisi sensitif dan humanis dari karakternya.

Setelah Smokin’ Aces (2007) dan The A-Team, sutradara Joe Carnahan mampu membuktikan dirinya sebagai seorang sutradara film-film bertema keras yang berhasil untuk mengolah sebuah tema cerita yang mungkin telah dianggap usah menjadi sebuah sajian yang tetap segar walau terasa familiar. Dalam The Grey, Carnahan mampu menyajikan jalan cerita mengenai usaha sekelompok orang yang bertahan dalam liarnya kehidupan alam bebas dengan intensitas yang begitu terjaga sehingga mampu tampil padat, emosional dan jelas menegangkan. Didukung tata produksi yang maksimal serta penampilan Liam Neeson yang tetap memikat, The Grey adalah sebuah hiburan action thriller yang jelas jauh lebih berkelas jika dibandingkan dengan film-film sejenisnya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.