Mengikuti formula yang telah ditetapkan oleh dua seri sebelumnya, Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked masih mengikuti petualangan enam ekor tupai yang bisa bernyanyi dan segala permasalahan yang mereka timbulkan terhadap karakter Dave Seville (Jason Lee), pria yang menjadi manajer sekaligus pengasuh mereka. Dalam seri kali ini, Dave bersama The Chipmunks – Alvin (Justin Long), Simon (Matthew Gray Gubler) dan Theodore (Jesse McCartney) – serta The Chippettes – Brittany (Christina Applegate), Jeanette (Anna Faris) dan Eleanor (Amy Poehler) – sedang melakukan perjalanan dalam sebuah kapal pesiar untuk menuju lokasi pelaksanaan sebuah ajang penghargaan musik terbesar di dunia. Well… seperti biasa. Di menit ketika David berteriak “Alviiiiiiiiiiiiiinnnnnn…,” di menit itu pula masalah akan muncul dan jalan cerita film ini mulai bergulir.
Alvin, yang selalu menjadi penyebab dari seluruh permasalahan dalam franchise ini, kali ini menyebabkan diri dan teman-temannya terdampar di sebuah pulau asing setelah mereka secara tidak sengaja terlempar dari kapal pesiar yang mereka tumpangi. Di pulau tersebut, keenam tupai tersebut bertemu dengan Zoe (Jenny Slate), seorang wanita yang mengaku telah terdampar di pulau tersebut hampir selama sepuluh tahun… dan mulai kehilangan kewarasannya dengan selalu berbicara dengan sekumpulan bola yang terus menerus diajaknya berbicara. Sementara itu, Dave yang ikut terlempar dari kapal pesiar bersama Ian Hawke (David Cross) karena ingin mengejar Alvin, juga akhirnya terdampar di pulau yang sama. Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked kemudian melanjutkan kisahnya dengan usaha kedua belah pihak ini untuk bertahan di tengah pulau yang asing serta berusaha untuk menemukan satu sama lain.
Tidak banyak hal yang dapat diungkapkan dari seri ketiga dari franchise yang hingga saat ini telah mampu menghasilkan pendapatan sebesar US$700 juta dari dua seri terdahulunya. Kini berada di abwah arahan Mike Mitchell (Shrek Forever After, 2010), Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked sama sekali tidak menunjukkan perkembangan kualitas berarti. Bahkan, lebih buruk dari dua sekuelnya, deretan guyonan yang coba dihadirkan di seri kali ini sudah sama sekali tidak mampu lagi untuk mengundang tawa maupun senyum para penontonnya. Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked masih dibuat dengan formula ‘hanya sebagai hiburan bagi penonton muda.’ Namun, bahkan dengan standar tersebut, Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked masih terasa terlalu datar untuk dapat tampil menghibur.
Hawa kemalasan juga sangat terasa dari cara Jonathan Aibel dan Glenn Berger dalam menuliskan karakterisasi para karakter yang hadir di seri ini. Dalam artian bahwa sama sekali tidak ada penggalian karakter yang berarti di seri ini. Aibel dan Berger terasa hanya mencoba untuk memindahkan sifat-sifat karakter Alvin kepada karakter Simon pada beberapa bagian cerita. Mereka juga melakukan perubahan sifat pada karakter Ian Hawke yang kini telah mampu untuk mencoba berdamai dengan Dave dan para tupai-tupai penyanyi tersebut. Perubahan ini dilakukan, tentu saja, untuk ‘mengajarkan’ para penonton muda mengenai pentingnya arti kerjasama, rasa persahabatan dan kasih sayang. Hmmm… Anda tidak harus membayar untuk menonton Sesame Street atau berbagai program edukasi anak lain di televisi yang memiliki kualitas jauh lebih berkelas, bukan?
Tidak seperti di dua seri sebelumnya, Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked tidak menghadirkan terlalu banyak remake lagu-lagu pop populer. Tentu saja, penonton masih dapat menyimak versi The Chipmunks dan The Chippettes dari lagu-lagu popular semacam Firework, Born This Way, Bad Romance, Survivor atau Party Rock Anthem. Sayangnya, tidak satupun rendisi dari lagu-lagu popular tersebut yang mampu tampil atraktif. Bahkan terkadang seringkali terdengar menyebalkan. Sama menyebalkannya dengan mendengarkan para pengisi suara karakter tupai-tupai tersebut, melihat Jason Lee yang seperti terjebak dengan franchise ini, atau melihat akting David Cross dan Jenny Slate yang datar dan gagal memberikan chemistry antara diri mereka dengan deretan karakter lain.
Selain untuk menemani para penonton muda yang ingin sedikit merasa terhibur menyimak kehadiran enam tupai yang pandai bernyanyi di seri ini, rasanya tidak ada alasan yang benar-benar tepat untuk menyaksikan Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked. Sebuah seri dengan deretan guyonan yang semakin hambar jika dibandingkan dengan dua seri sebelumnya dan bahkan telah kehilangan daya tariknya dalam me-remake deretan lagu-lagu populer yang banyak diputar di radio – mungkin karena tugas tersebut telah diambil alih oleh Glee?. Datar, dengan guyonan yang gagal, dan kemampuan akting para pemerannya yang mengecewakan, sekali lagi, Alvin and the Chipmunks: Chipwrecked hanyalah sebuah alasan lain bagi para produser film untuk menghasilkan uang dengan mudah dari para penonton muda dengan tanpa mempedulikan kualitas produk yang mereka berikan sama sekali. Boo!
Rating :