Trilogi Spy Kids (2001 – 2003) bukanlah sebuah film petualangan keluarga yang mampu meraih pujian luas dari para kritikus film dunia. Pun begitu, tidak ada yang menyangkal bahwa Robert Rodriguez adalah seorang yang cukup cerdas dalam memberikan hiburan dalam setiap film yang ia hasilkan, bahkan ketika film tersebut ditujukan untuk para penonton muda dan kalangan pecinta film keluarga. Setelah beberapa kali kembali mencoba peruntungannya dalam mengarahkan film-film bertema kekeluargaan – The Adventures of Sharkboy and Lavagirl (2005) yang memperkenalkan Taylor Lautner pada dunia serta Shorts (2009) – namun sama sekali gagal untuk mengulang kesuksesan trilogi Spy Kids, Rodriguez akhirnya memutuskan untuk kembali ke franchise yang sempat ia umumkan telah resmi berakhir tersebut. Namun bagaimana dengan dua pemerannya, Alexa Vega dan Daryl Sabara, yang kini telah beranjak dewasa?
Well… keduanya memang masih tampil dalam seri keempat dari franchise ini, Spy Kids: All the Time in the World. Namun, sesuai dengan judulnya, Vega dan Sabara bukanlah lagi sosok pemeran utama film ini. Rodriguez menghadirkan sejumlah mata-mata cilik baru untuk film ini. Spy Kids: All the Time in the World kini memfokuskan kisahnya pada kehidupan pernikahan Marissa (Jessica Alba) dan Wilbur Wilson (Joel McHale). Marissa – yang merupakan bibi dari karakter Carmen dan Juni Cortez yang diperankan oleh Vega dan Sabara – harus menghadapi waktu yang sulit dalam pernikahannya akibat dua anak Wilbur dari pernikahan sebelumnya, Rebbeca (Rowan Blanchard) dan Cecil Wilson (Mason Cook), masih sulit untuk menerima kehadirannya. Karenanya, bertepatan dengan lahirnya anak pertama Marissa dan Wilbur, Marissa memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang mata-mata.
Setahun kemudian, Marissa kini hanyalah seorang ibu rumah tangga dengan Wilbur sedang berusaha memperoleh ketenaran dengan sebuah acara reality show yang ia produksi. Kedamaian keluarga tersebut tidaklah berjalan lama ketika salah satu penjahat yang dulu pernah ditangkap oleh Marissa, dan memiliki kemampuan untuk mempercepat dan memperlambat jalannya waktu di dunia, ternyata mampu melarikan diri dari penjara. Melihat kondisi tersebut, Marissa akhirnya mau untuk kembali bekerja sebagai mata-mata dibawah pimpinannya Danger D’Amo (Jeremy Piven). Sialnya, sang penjahat kini mengincar keluarga Marissa… yang mau tidak mau, membuat Marissa harus membuka identitas dirinya sebagai seorang mata-mata yang telah ia sembunyikan selama ini.
Naskah cerita yang ditulis sendiri oleh Robert Rodriguez harus diakui sama sekali tidak memiliki perkembangan yang berarti jika dibandingkan dengan jalan cerita yang telah ia hadirkan di tiga seri franchise ini sebelumnya. Bahkan, adalah cukup aman untuk mengatakan bahwa Rodriguez hanya mengulang kembali berbagai formula yang pernah ia gunakan dahulu dan menambahkan beberapa elemen baru lainnya untuk naskah cerita dari Spy Kids: All the Time in the World. Hasilnya, jalan cerita seri keempat dari franchise Spy Kids ini menjadi sangat mudah untuk ditebak, begitu klise dengan adegan-adegan yang terlalu familiar hingga deretan guyonan yang sama sekali gagal untuk menghasilkan hiburan. Bahkan para penonton muda sepertinya tidak akan begitu mampu untuk menikmati hiburan yang disajikan Rodriguez dalam film ini.
Hilangnya pasangan Carla Gugino dan Antonio Banderas serta bergesernya posisi Alexa Vega dan Daryl Sabara sebagai pemeran pendukung dalam seri keempat ini juga harus diakui memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam daya tarik yang dihasilkan film ini. Jessica Alba dan Joel McHale gagal menghasilkan sebuah chemistry yang meyakinkan sebagai pasangan suami istri. Secara terpisah, keduanya juga tampil dengan kemampuan akting yang datar dan tidak mengesankan. Sementara itu, Rowan Blanchard dan Mason Cook yang didapuk sebagai pemeran mata-mata cilik baru juga memiliki kemampuan akting yang terlalu terbatas untuk ditempatkan pada posisi pemeran utama. Hasilnya, seringkali penampilan keduanya terlihat masih kaku dan kurang mampu menyatu dengan karakter yang mereka perankan.
Yang membuat Spy Kids: All the Time in the World semakin terlihat sebagai sebuah film ‘kelas dua’ adalah tata produksi yang dihadirkan Rodriguez untuk film ini. Rodriguez memang adalah seorang sutradara yang semenjak lama dikenal sebagai seorang sutradara yang mampu menghasilkan tampilan terbaik untuk filmnya dengan dana produksi yang minim. Tidak untuk film ini. Bujet pembuatan Spy Kids: All the Time in the World memang minim. Namun tampilan yang dihasilkan oleh Rodriguez juga terlihat sangat murahan. Rodriguez bahkan gagal untuk membuat kehamilan yang dialami oleh karakter yang diperankan oleh Jessica Alba mampu terlihat meyakinkan!
Adalah sangat mudah untuk mengatakan bahwa Spy Kids: All the Time in the World dibuat hanya sebagai sebuah alat untuk menghasilkan aliran dana dengan mudah untuk Robert Rodriguez dan para pemerannya. Mulai dari sisi naskah cerita, penampilan para pengisi departemen akting hingga tampilan tata produksi film ini begitu terkesan murahan dan tidak meyakinkan. Yang paling menyakitkan tentu saja adala naskah cerita yang disusun oleh Roriguez untuk film ini. Lewat filmnya, Rodriguez mungkin ingin berpesan kepada penontonnya bahwa jangan sampai mereka melewatkan setiap waktu berharga bersama keluarga atau orang-orang yang mereka sayangi. Dan cara yang paling berharga untuk melewati waktu bersama keluarga dan orang-orang yang Anda sayangi adalah, sangat mudah, untuk tidak menghabiskannya dengan menyaksikan film buruk ini.
Rating :