Di tangan seorang sutradara dengan kemampuan pengarahan dan penceritaan seadanya, Drive dapat dengan mudah menjadi sebuah film aksi popcorn yang hanya dapat menawarkan deretan adegan bernuansa kekerasan, seksualitas dan Jason Statham sebagai bintang utamanya. Sangat mudah. Namun, Nicholas Winding Refn bukanlah seorang sutradara dengan kemampuan filmis yang biasa. Mulai memperoleh perhatian dunia setelah mengarahkan film-film yang kental dengan nuansa kekerasan seperti Bronson (2008) yang dibintangi Tom Hardy dan Valhalla Rising (2009), Winding Refn mampu mengolah jalan cerita bernuansa kekerasan tersebut menjadi sebuah sajian yang bercita rasa tinggi, namun tidak dengan serta merta lantas menjadikannya sebagai sebuah film yang sulit untuk dicerna oleh penonton kebanyakan. Hal itulah yang sekali lagi dilakukan Winding Refn terhadap Drive, sebuah film yang jalan ceritanya diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya James Sallis.
Dengan naskah yang ditulis oleh Hossein Amini (Shanghai, 2010), Drive berkisah mengenai kehidupan seorang pemuda (Ryan Gosling) yang menjalani kehidupan kesehariannya sebagai seorang mekanik di sebuah bengkel milik Shannon (Bryan Cranston) dan di saat yang sama juga memiliki sampingan sebagai seorang pemeran pengganti di berbagai film Hollywood serta terkadang juga menggunakan kemampuannya yang mengagumkan untuk mengendarai kendaraan bermotor untuk membantu berbagai komplotan perampok dalam menjalankan kejahatan mereka. Pemuda tersebut, yang disepanjang Drive hanya disebut sebagai The Kid, adalah seorang sosok yang tenang, fokus, tidak banyak bicara serta penuh dengan pemikiran mendalam atas setiap pekerjaan yang ia lakukan.
Guratan nasib kemudian mempertemukan dirinya dengan Irene (Carey Mulligan) yang sebenarnya telah beberapa lama telah menjadi tetangganya. Hubungan keduanya kemudian berjalan semakin erat, khususnya ketika hubungan antara dirinya dengan anak Irene, Benicio (Kaden Leos) juga semakin akrab. Konflik mulai muncul setelah suami Irene yang selama ini berada di penjara, Standard Gabriel (Oscar Isaac), akhirnya keluar dari penjara dan kembali ke keluarganya. Keluarnya Standard dari penjara ternyata juga membawa berbagai masalah lain ketika beberapa anggota gangster yang selama ini memiliki piutang terhadap Standard mulai meminta bayaran dengan bunga yang mencekik leher. Tidak mampu membayar, para komplotan gangster tersebut mulai mengultimatum Standard dengan ancaman bahwa mereka akan membunuh Irene dan Benicio. Walau awalnya sama sekali tidak bersahabat dengan Standard, namun setelah mendengar nyawa Irene dan Benicio terancam, sang pemuda akhirnya memilih untuk membantu Standard dalam melakukan sebuah perampokan besar… sebuah rencana yang akhirnya justru menghadapkan sang pemuda pada dua anggota gangster sadis, Bernie Rose (Albert Brooks) dan Nino (Ron Perlman).
Yang berhasil membuat Drive mampu tampil memikat penontonnya adalah keintiman yang terjalin antara pengarahan Winding Refn dengan naskah cerita yang dihadirkan oleh Amini. Keintiman tersebut kemudian berhasil diterjemahkan dengan sangat sempurna oleh pengarahan Winding Refn terhadap para jajaran pemeran film ini. Ini dapat dilihat dari minimnya dialog yang hadir di film ini. Drive lebih banyak menawarkan adegan aksi daripada deretan dialog antara karakter-karakter yang berada di dalam jalan cerita. Pun begitu, hal ini tidak mengganggu beberapa adegan krusial yang memang membutuhkan chemistry lebih hangat. Lihat saja adegan dimana karakter The Kid yang baru saja pulang dari menghabiskan waktu bersama Irene dan Benicio. The Kid dan Irene terlibat dalam sebuah ‘dialog romansa’ yang sama sekali tidak dihadirkan melalui rentetan dialog, melainkan melalui tatapan mata dan ekspresi mendalam yang dikeluarkan kedua pemeran karakter tersebut. Pengarahan kelas atas tersebut yang menjadikan Drive tidak hanya sebagai sebuah film aksi belaka, namun mampu turut bekerja secara personal bagi penontonnya.
Mendukung naskah cerita yang hadir dengan kuat, karakter-karakter yang diletakkan dalam jalan cerita Drive juga mendapatkan eksplorasi yang begitu sepadan dengan peran mereka dalam jalan cerita. Karakter The Kid merupakan sebuah penggambaran atas sosok pahlawan klasik yang tenang, tidak banyak bicara namun mampu memberikan sebuah pengaruh luar biasa lewat setiap determinasi dan tindakan yang ia ambil. Karakter tersebut mampu dihadirkan begitu kompleks namun tetap bersahaja sehingga dapat dengan mudah menggali hubungan emosional dengan penontonnya. Hubungan emosional tersebut semakin kuat ketika karakter The Kid dipertemukan dengan karakter Irene yang mengeluarkan sisi romansa seorang The Kid. Drive tidak menawarkan deretan adegan romansa yang menohok. Namun lewat dialog dan ekspresi yang berhasil dikeluarkan, berbagai adegan romansa yang hadir mampu tetap tampil intim.
Tidak hanya pada karakter utama. Karakter-karakter pendukung mendapatkan penggalian karakter yang begitu baik. Tidak ada satupun karakter pendukung yang hadir hanya dengan peran minimal dan kurang berarti. Setiap karakter yang hadir mampu diberikan peran yang mendalam dan saling berpengaruh satu sama lain. Dukungan kuat dari kemampuan akting para pengisi departemen akting Drive jugan semakin membuat kehadiran setiap karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini menjadi begitu kuat. Mulai dari Albert Brooks, Bryan Cranston, Oscar Isaac, Ron Pearlman, Christina Hendricks hingga Carey Mulligan menghasilkan chemistry yang erat satu sama lain dan tampil begitu meyakinkan.
Tentu saja topik utama pembicaraan Drive akan banyak berputar pada masalah penampilan sang aktor utama film ini, Ryan Gosling. Sebagai karakter protagonis yang dihadirkan sebagai sesosok karakter yang tidak banyak bicara, Gosling membutuhkan kharisma yang begitu kuat agar karakter yang ia perankan tidak terasa datar dan membosankan. Gosling mampu melakukannya dengan sempurna. Ia mampu mengeksplorasi setiap sudut emosional seorang The Kid dengan sangat baik – mulai sebagai seorang sosok romantic hero ketika sedang berhadapan dengan karakter Irene, pria dengan karakter kebapakan yang lembut ketika berhadapan dengan karakter Benicio, seorang sahabat dan pekerja yang loyal ketika berhadapan dengan karakter Shannon hingga menjadi sosok pemarah yang begitu menakutkan ketika berhadapan dengan karakter Bernie Rose dan Nino. Sebagai The Kid, Gosling mampu tampil misterius, meyakinkan dan begitu berkharisma.
Selain dukungan naskah dan jajaran pemeran yang tampil begitu kuat, Winding Refn juga berhasil mengemas Drive dengan nuansa ‘80an yang begitu kental yang ia hadirkan lewat pemilihan warna visual yang lembut serta deretan lagu dan musik yang hadir di sepanjang film. Drive juga tetap tidak melupakan akarnya sebagai sebuah film aksi brutal kelas atas dengan menghadirkan deretan adegan penuh kekerasan yang akan mampu membangkitkan adrenalin setiap penontonnya. Drive adalah sebuah perpaduan antara cara penceritaan artistik kelas atas dengan jalan cerita dan tata produksi hiburan yang kemudian menghadirkan sebuah tingkat kualitas akhir yang begitu mengesankan. Cerdas!
Rating :