Sebuah penantian akhirnya terbayar sudah! Steven Spielberg semenjak lama merupakan seorang penggemar seri komik The Adventures of Tintin. Sementara itu, penulis komik tersebut, Hergé, juga merupakan seorang penggemar dari karya-karya Spielberg dan menganggap bahwa hanya sutradara pemenang Academy Awards itulah yang dapat dengan benar-benar membawa jiwa deretan karakter dan kisah yang terdapat dalam seri The Adventures of Tintin. Walau pada awalnya proses adaptasi seri komik The Adventures of Tintin menuju sebuah film layar lebar banyak menemui hambatan, namun ketika Spielberg bertemu dengan Peter Jackson – seorang sutradara pemenang Academy Awards lainnya yang juga menggemari seri komik tersebut – perlahan-lahan proyek tersebut mulai menemukan titik terangnya. Dengan menggunakan teknologi motion capture – yang dinilai akan lebih mampu untuk menangkap jiwa dari jalan cerita seri komik tersebut daripada jika dihadirkan sebagai sebuah tayangan live action – proses produksi The Adventures of Tintin pun akhirnya dimulai pada tahun 2009.
Naskah cerita The Adventures of Tintin sendiri digarap oleh Steven Moffat, Edgar Wright dan Joe Cornish yang menggabungkan tiga seri komik awal The Adventures of Tintin, The Crab with the Golden Claws (1941), The Secret of the Unicorn (1943) dan Red Rackham’s Treasure (1944), menjadi satu kesatuan cerita. Dikisahkan, Tintin (Jamie Bell) yang sedang berjalan-jalan ke sebuah pasar bersama anjingnya Snowy, secara tidak sengaja menemukan sebuah miniatur model dari kapal legendaris, The Unicorn. Tertarik dengan desain replika kapal yang unik tersebut, Tintin kemudian membelinya dengan harga yang murah. Anehnya, ketika Tintin telah berhasil membeli replika kapal tersebut, dua orang berusaha untuk mendekatinya dan membeli miniatur model kapal The Unicorn tersebut dari tangan Tintin. Jelas hal tersebut semakin menambah rasa ketertarikan Tintin mengenai miniatur model kapal The Unicorn tersebut.
Secara tidak sengaja, setelah meletakkan miniatur model kapal The Unicorn yang ia beli di rumahnya, miniatur model kapal tersebut kemudian lenyap dicuri oleh seseorang. Atas petunjuk yang ia dapat, Tintin lalu berangkat ke rumah Ivan Ivanovitch Sakharine (Daniel Craig) yang ia duga merupakan orang yang berada di balik hilangnya miniatur model kapal The Unicorn yang ia miliki. Tanpa diduga, Ivan kemudian menjelaskan bahwa terdapat tiga miniatur model kapal The Unicorn di dunia ini yang dibuat oleh seorang pelaut legendaris, Sir Francis Haddock (Andy Serkis), dan diserahkan kepada ketiga puteranya. Berbagai misteri yang meliputi The Unicorn akhirnya membulatkan tekad Tintin untuk segera mencari tahu mengenai apa sebenarnya yang membuat miniatur model kapal The Unicorn tersebut begitu diincar oleh banyak orang.
Ketika sebuah film berada di tangan orang-orang seperti Spielberg dan Jackson, rasanya sangat tidak mungkin untuk meragukan kualitas visual yang mereka hasilkan. Dan hal tersebut terbukti dari tampilan visual yang mereka hasilkan untuk The Adventures of Tintin. Sangat mengagumkan! Pilihan Spielberg dan Jackson untuk menyajikan kisah The Adventures of Tintin dalam bentuk teknologi motion capture juga terbukti sebagai sebuah keputusan yang sangat tepat. Setiap karakter di film ini mampu menghadirkan ekspresi wajah yang begitu hidup dan nyata, termasuk karakter Snowy, yang seringkali tampil mencuri perhatian di sepanjang penceritaan film ini.
Jalan cerita The Adventures of Tintin sendiri mampu menghadirkan esensi semangat petualangan dan bersenang-senang yang memang dipegang teguh oleh seri komik yang telah dirilis semenjak tahun 1962 tersebut. Walau mereka yang mengharapkan adanya sentuhan kisah yang emosional a la film-film animasi karya Walt Disney/Pixar kemungkinan besar akan kecewa dengan film ini, namun lewat deretan adegan yang mampu menggelitik jiwa komedi dan petualangan setiap penontonnya, The Adventures of Tintin mampu tampil menjadi sebuah tayangan yang menghibur – walaupun pada beberapa bagian, film ini tampil terlalu antusias dalam menghadirkan deretan adegan aksinya sehingga kurang mampu untuk menggali berbagai potensi kisah lain yang ada di dalam film ini.
Sayangnya, karakter utama film ini, Tintin, adalah satu-satunya karakter yang ditampilkan dengan karakterisasi yang terlalu berjalan datar. Entah itu karena pengarauh kurang mampunya vokal Jamie Bell dalam menghidupkan karakter Tintin, atau karena karakterisasi Tintin yang memang terlalu lemah, karakter Tintin cenderung terlihat menjemukan jika dibandingkan dengan karakter-karakter pendukung lainnya. Bagian bersenang-senang film ini kebanyakan akan penonton dapatkan ketika The Adventures of Tintin menghadirkan karakter-karakter seperti Captain Haddock (Serkis), Thompson dan Thompson (Simon Pegg dan Nick Frost), Snowy ataupun karakter antagonis seperti Ivan Ivanovitch Sakharine (Craig) yang notabene memiliki karakterisasi dan jiwa yang lebih berwarna daripada karakter Tintin.
Mereka yang memang semenjak lama telah menyukai seri kisah The Adventures of Tintin sepertinya tidak akan begitu kecewa dengan apa yang dihasilkan kolaborasi antara Steven Spielberg dengan Peter Jackson pada film ini. Dipenuhi dengan berbagai adegan aksi yang mampu ditampilkan lewat tata visual dan produksi yang mengagumkan, The Adventures of Tintin jelas berada pada barisan terdepan ketika berhubungan dengan kemampuan film ini untuk memuaskan para penikmatnya dengan tampilan produksinya. Seandainya Spielberg dan Jackson mau untuk sedikit memberikan ruang lebih besar untuk pengembangan karakter dan jalan cerita, mungkin The Adventures of Tintin akan mampu tampil lebih bermakna. Pun begitu, The Adventures of Tintin tetap mampu tampil sebagai sebuah tayangan animasi yang mengesankan.
Rating :