Adalah sangat mudah untuk mengetahui mengapa naskah cerita The Ledge yang ditulis oleh Matthew Chapman (Runaway Jury, 2003) mampu menarik nama-nama seperti Patrick Wilson, Liv Tyler, Charlie Hunnam dan Terrence Howard untuk membintangi film ini. Di atas kertas, The Ledge terdengar sebagai sebuah film yang cerdas, yang (sekali lagi) mempertentangkan dua pemikiran antara kaum relijius dan kaum atheis sekaligus tetap mempertahankan sisi drama romansa kisahnya melalui jalinan hubungan yang terjadi antara setiap karakter di film ini. Sayangnya, ketika jalan cerita tersebut diwujudkan dalam bentuk cerita audio visual sepanjang 100 menit, The Ledge terlihat begitu terbata-bata dalam penceritaannya, dengan deretan karakter yang terkesan begitu stereotype serta alur cerita yang menghabiskan cukup banyak waktu untuk akhirnya dapat tampil relevan bagi para penontonnya.
The Ledge berkisah mengenai detektif Hollis Lucetti (Howard) yang ditugaskan untuk berbicara dengan seorang pria bernama Gavin Nichols (Hunnam) yang saat ini sedang berada di sebuah tepian gedung pencakar langit dan bersiap untuk melakukan aksi bunuh diri. Gavin sendiri mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki pilihan lain, bahwa ia harus melompat dari atas ketinggian gedung tersebut ketika waktu tepat menunjukkan saat tengah hari atau seorang yang ia sayangi akan mati karenanya. Tentu saja, Hollis akan melakukan berbagai cara agar Gavin mau membatalkan niatnya. The Ledge kemudian hadir dengan deretan adegan kilas balik yang mengisahkan mengapa Gavin bisa sampai memutuskan niatnya untuk melakukan bunuh diri.
Kisah tersebut kemudian dimulai dengan perkenalan Gavin dengan pasangan yang juga merupakan tetangganya, Joe Harris (Wilson) dan Shana (Tyler). Joe adalah sesosok pria yang sangat relijius serta menganggap kaum atheis dan homoseksual merupakan masalah besar bagi umat manusia. Sementara itu, Gavin merupakan pria yang sama sekali tidak percaya akan keberadaan Tuhan dan tinggal bersama temannya yang seorang homoseksual dan pengidap AIDS, Chris (Christopher Gorham). Gavin dan Joe kemudian terlibat dalam hubungan dingin akibat perbedaan kepercayaan antara keduanya. Pun begitu, hal tersebut tak mencegah Gavin untuk merasa tertarik dengan istri Joe, Shana. Di saat yang sama, ketika Gavin menceritakan kisah hidupnya, Hollis sendiri sedang menghadapi masalah pribadi yang terjadi antara dirinya dengan istrinya, Angela (Jaqueline Fleming).
Sayangnya, The Ledge gagal untuk menghadirkan sebuah cara pandang baru antara dua karakter yang saling berbeda pendapat mengenai masalah agama. Sutradara sekaligus penulis naskah, Matthew Chapman, semenjak awal telah terlihat mengambil sisi pembelaan terhadap satu karakter dengan menghadirkan satu karakter sebagai sesosok yang kaku dan berpandangan ekstrimis sementara karakter lainnya ditampilkan sebagai sesosok yang begitu mudah disukai dan memiliki pandangan hidup yang lebih luas. Dalam sebuah perdebatan mengenai agama dan kepercayaan yang dilakukan kedua karakter tersebut, Chapman juga gagal dalam menghadirkan poin-poin baru mengenai dua sudut pandang yang berbeda terbaru dalam dialog ceritanya. Sama sekali tidak ada yang baru, dan hal ini membuat perdebatan keduanya terlihat kurang menarik.
Beberapa plot cerita pendukung yang dihadirkan juga kurang mampu tampil relevan. Permasalahan pribadi yang dialami oleh karakter Hollis kurang mampu untuk dieksplorasi dengan baik dan membuat plot cerita tersebut justru menjadi pengganggu bagi cerita The Ledge secara keseluruhan. Akhir kisah yang dituliskan Chapman, ketika keputusan akhir yang diambil oleh karakter Gavin akhirnya mampu mengubah jalan pandang karakter Hollis terhadap masalah yang sedang ia hadapi, juga terkesan begitu klise setelah berbagai kerumitan jalan pemikiran karakter Hollis yang telah digambarkan di sepanjang film. Chapman juga terlihat sekali berusaha membuat dramatisasi yang berlebihan pada beberapa bagian film, khususnya di bagian pertengahan, yang justru membuat The Ledge berjalan terlalu lamban tanpa poin penting yang ingin dihadirkan film tersebut.
Di sisi positif, Chapman dianugerahi dengan deretan pengisi departemen akting yang sangat meyakinkan. Patrick Wilson, Charlie Hunnam, Liv Tyler, Terrence Howard hingga Christopher Gorham tampil dengan kapabilitas akting yang jauh dari kata mengecewakan. Dari sekian banyak penampilan tersebut, harus diakui Wilson merupakan pemeran yang paling banyak mencuri perhatian terlepas dari karakternya yang tampil dengan porsi penceritaan yang minimalis. Sebagai sosok relijius yang sedikit ekstrimis, Wilson mampu membuat karakternya terlihat sedikit menakutkan akibat kepercayaannya yang begitu mendalam. Dan ketika karakter yang ia perankan mengetahui bahwa istrinya telah berselingkuh dari dirinya, Wilson semakin menambahkan sisi kegelapan dari kepribadian karakter Joe yang membuat karakter tersebut semakin terlihat bagaikan sebuah bom yang siap untuk meledak kapan saja.
The Ledge, secara keseluruhan, sebenarnya bukanlah sebuah penampilan yang mengecewakan. Memang, Chapman menghadirkan deretan dialog dan karakter yang cukup dangkal. Hal ini masih ditambah dengan ritme penceritaan yang kadang terkesan terlalu lamban untuk diikuti dengan seksama serta beberapa plot cerita yang dihadirkan tanpa pendalaman yang mampu menghadirkan jalinan emosi yang kuat bagi para penontonnya. Pun begitu, kemampuan akting yang sangat memuaskan dari para jajaran pemeran The Ledge cukup mampu untuk membuat setiap penonton bertahan mengikuti setiap detil cerita yang sedang berjalan. Jelas bukan merupakan sebuah film yang akan diingat banyak orang, namun beberapa unsur menarik di dalam jalan cerita – yang sebenarnya begitu potensial namun gagal dikembangkan dengan baik – akan mampu membuat film ini dibicarakan untuk beberapa saat.
Rating :