Review

Info
Studio : Twin Engine Films/Digital Interference Productions
Genre : Horror
Director : The Vicious Brothers
Producer : Shawn Angelski
Starring : Sean Rogerson, Juan Riedinger, Ashleigh Gryzko, Mackenzie Gray, Merwin Mondesir

Rabu, 19 Oktober 2011 - 00:31:36 WIB
Flick Review : Grave Encounters
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 8201 kali


Walau The Blair Witch Project (1999) berhasil meraih keuntungan komersial yang sangat besar dengan menggunakan teknik found footage sebagai gaya penceritaan horornya, tidak selama hampir satu dekade kemudian – ketika Paranormal Activity (2008) hadir dan mengejutkan dunia – gaya penceritaan tersebut kembali dilirik dan untuk kemudian menjadi tren di kalangan pembuat film horor dunia, termasuk di Indonesia. Grave Encounters, sebuah film horor asal Kanada karya sutradara The Vicious Brothers, adalah film horor teranyar yang mencoba untuk memanfaatkan gaya penceritaan tersebut. Dibuat dengan dana minim serta premis yang meyakinkan, Grave Encounters memiliki potensi yang cukup banyak untuk, setidaknya, mendekati kualitas yang dihasilkan Paranormal Activity. Sayangnya, semakin lama film ini berjalan, kisah yang ditawarkan terasa semakin terlalu berlebihan dan dibuat-buat… yang jelas merupakan sebuah kegagalan besar jika Anda sedang menggunakan teknik penceritaan found footage tersebut.

Film ini dimulai dengan pengakuan seorang produser televisi (Ben Wilkinson) mengenai potongan-potongan gambar episode keenam dari serial supranatural, Grave Encounters. Secara terbata-bata, dan terlihat sangat ketakutan, sang produser mengungkapkan bahwa lima kru produksi Grave Encounters berangkat menuju Rumah Sakit Jiwa Collingwood yang telah lama ditinggalkan dengan harapan bahwa mereka akan merasakan kegiatan supranatural serta dapat menangkapnya dalam kamera. Produser tersebut menambahkan bahwa semenjak saat itu, kelima kru tersebut tidak pernah lagi kembali. Namun, potongan rekaman video kelima kru tersebut berhasil ditemukan – yang jika disatukan akan mencapai durasi sepanjang 76 jam.

Grave Encounters lalu dilanjutkan dengan sang produser menayangkan isi dari potongan-potongan rekaman video tersebut. Dalam video tersebut terlihat sang pembawa acara Grave Encounters, Lance (Sean Rogerson), bersama keempat kru acara tersebut, Sasha (Ashleigh Gryzko), T.C. (Merwin Mondesir) dan Matt (Juan Riedinger), sedang bersiap untuk memasuki Rumah Sakit Jiwa Collingwood. Mereka juga ditemani oleh seorang paranormal, Houston Gray (Mackenzie Gray), yang akan membantu mereka untuk menjelaskan berbagai fenomena supranatural yang terjadi di dalam rumah sakit jiwa tersebut. Awalnya skeptis akan kehadiran kegiatan supranatural di bangunan tua yang penuh sejarah kelam tersebut, Lance meminta Kenny Sandivol (Bob Rathie) untuk mengunci dirinya dan keempat kru film Grave Encounters di dalam gedung rumah sakit jiwa tersebut hingga pukul enam pagi di keesokan harinya. Dan seperti yang dapat ditebak oleh penonton, mereka kemudian mengalami berbagai teror supranatural dan akhirnya tidak pernah keluar lagi dari gedung tersebut.

Grave Encounters hadir bukannya tanpa beberapa momen yang dapat membuat penontonnya terpaku dan ketakutan di tempat duduk mereka. Premis yang ditawarkan – mengenai sebuah rumah sakit jiwa dengan masa lalu yang kelam dan kini dihuni oleh para makhluk supranatural yang gencar menggelar teror – pada beberapa bagian dieksekusi dengan baik. Dihadirkan dengan pencahayaan yang minim, penonton dapat dengan mudah merasakan kesepian serta kengerian yang dirasakan kelima karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini. Penempatan kamera yang diletakkan di berbagai ruangan rumah sakit jiwa tersebut juga terbukti efektif ketika dalam beberapa adegan digambarkan barang-barang yang tertangkap kamera kemudian bergerak dengan sendirinya. Taktik untuk menakuti yang sebenarnya cukup klasik, namun masih mampu dikembangkan dengan baik.

Ketika mencapai pertengahan cerita, The Vicious Brothers mulai terlihat ingin meningkatkan level intensitas horor film ini. Di bagian inilah Grave Encounters mulai terasa over the top. Ketika The Blair Witch Project dan Paranormal Activity kemudian menelurkan kadar kengerian jalan ceritanya melalui pembangunan plot dan karakter, Grave Encounters muncul hanya dengan memanfaatkan kisah usaha para karakternya untuk melarikan diri dari jebakan yang telah dibuat oleh para makhluk supranatural yang ada di rumah sakit jiwa tersebut. Memang, beberapa bagian tetap mampu berhasil tampil mengejutkan – khususnya dengan beberapa penampakan makhluk supranatural yang cukup mengerikan – namun secara keseluruhan, The Vicious Brothers terlihat terlalu kekurangan ide untuk membawakan bagaimana karakter mereka harus bertindak setelah mereka jebak di dalam rumah sakit jiwa yang tidak memiliki jalan keluar tersebut.

Pun begitu, akting dari kelima pengisi departemen akting film ini harus diakui tampil cukup meyakinkan. Beberapa karakter seperti Matt dan T.C. memang digambarkan terlalu sering berteriak dan menjadikan mereka sedikit mengganggu. Namun karakter Lance yang diperankan oleh Sean Rogerson dan karakter Sasha yang diperankan oleh Ashleigh Gryzko mampu tampil cukup alami. Chemistry yang terjalin antara kelima pemeran film ini juga tampil cukup kuat mereka mampu tampil untuk mendukung penampilan satu sama lain. Hasilnya, entah bagaimana, penonton akan secara perlahan mulai menaruh rasa peduli terhadap karakter-karakter ini dan berharap kalau mereka mampu menemukan jalan keluar permasalahan mereka.

Jika saja penggunaan gaya penceritaan found footage dalam sebuah film horor tidak seberlebihan seperti yang terjadi saat ini, kemungkinan besar Grave Encountersmampu untuk mendapatkan poin yang lebih istimewa lagi. Sayangnya, Grave Encounters hadir di belakang film-film semacam The Blair Witch Project dan Paranormal Activity dengan memanfaatkan premis yang disajikan keduanya namun gagal untuk menghasilkan pembangunan karakter dan jalan cerita yang semenarik kedua film tersebut. Hasilnya, film ini terasa cukup dangkal. Pun begitu, tata produksi yang sangat lihai dalam memanfaatkan atmosfer horor serta penampilan para jajaran pemerannya yang cukup apik setidaknya mampu membuat Grave Encounters masih cukup layak untuk dinikmati.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.