Ketika merilis The Hangover di tahun 2009, Todd Phillips tentu tidak akan menyangka bahwa film komedi dewasa yang ia arahkan akan berbuah kesuksesan besar selama masa perilisannya. Tidak hanya film tersebut berhasil memperoleh pendapatan lebih dari sepuluh kali lipat biaya pembuatannya, The Hangover juga berhasil memperbaiki karir penyutradaraan Phillips, menggiring nama Bradley Cooper, Ed Helms dan Zach Galifianakis ke jajaran aktor papan atas Hollywood sekaligus memenangkan Best Motion Picture – Musical or Comedy di ajang The 67th Annual Golden Globe Awards. Seperti halnya tradisi kesuksesan komersial Hollywood lainnya, hanyalah masalah waktu hingga akhirnya Warner Bros., Phillips dan jajaran pemerannya kembali bekerja sama untuk memproduksi sebuah film sekuel.
Dan hal itulah yang terjadi pada dua tahun kemudian. The Wolfpack – sebutan untuk kelompok karakter yang mengisi kisah film ini – kembali lagi untuk berbuat lebih banyak keonaran dalam The Hangover Part II. Sekali lagi, sama sekali tidak ada yang salah dari hadirnya sebuah sekuel. Namun The Hangover Part II lagi-lagi melakukan kesalahan yang sama seperti yang telah dilakukan oleh begitu banyak film sekuel lainnya. Phillips sepertinya telah begitu nyaman dengan formula yang ia bawakan pada film pertama. Akibatnya, ia sama sekali tidak melakukan begitu banyak perubahan pada seri kedua The Hangover ini. Well… Anda dapat mengatakan bahwa kehadiran guyonan-guyonan fisik dan candaan yang lebih kasar sebagai sebuah perubahan. Namun selain hal tersebut, The Hangover Part II lebih sering terasa bagaikan jalan cerita yang sama seperti seri film ini sebelumnya.
Ahhh… baiklah. Latar belakang lokasi dimana kisah The Hangover Part II terjadi juga berubah. Jika seluruh kekacauan di seri pertama terjadi Las Vegas, Amerika Serikat, maka kekacauan di seri kedua ini terjadi di belahan benua lain, di Bangkok, Thailand. Kali ini, giliran Stu (Ed Helms) yang akan menikahi kekasihnya, Lauren (Jamie Chung). Demi mencoba untuk menarik hati orangtua Lauren yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berasal dari Thailand, Stu akhirnya setuju untuk menggelar akd dan resepsi pernikahannya di negara Gajah Putih tersebut. Tentu saja, tiga teman baiknya, Phil (Bradley Cooper), Alan (Zach Galifianakis) dan Doug (Justin Bartha), turut diundang untuk menghadiri momen sakral tersebut.
Kejutan! Ketika mencoba untuk mengadakan momen kebersamaan sebagai ganti dari bachelor party, Stu, Phil, Alan dan adik Lauren, Teddy (Mason Lee), ternyata mengkonsumsi terlalu banyak minuman keras. Keesokan paginya, Stu, Phil dan Alan menemukan diri mereka terbangun di dalam sebuah kamar hotel murah di tengah kota Bangkok. Mereka sama sekali tidak dapat mengingat apa saja hal yang terjadi pada mereka di malam sebelumnya dan bagaimana mereka bisa sampai tertidur di hotel tersebut. Yang lebih parah, mereka ternyata tidak dapat menemukan Teddy. Di bawah bayang-bayang ancaman bahwa pernikahannya dengan Lauren akan batal, Stu bersama Phil dan Alan mulai merekonstruksi ingatan mereka untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi di malam sebelumnya.
Terdengar SANGAT seperti The Hangover? Ya. Walaupun naskah cerita The Hangover Part II ditulis oleh Phillips bersama dengan Scot Armstrong dan Craig Mazin, yang menggantikan posisi Jon Lucas dan Scott Moore yang menulis seri sebelumnya, namun The Hangover Part II ternyata sama sekali tidak mampu menghilangkan bayang-bayang cerita dari film sebelumnya. The Hangover Part II bahkan seringkali menggunakan deretan guyonan yang sama yang dihadirkan dengan sedikit kreativitas yang berbeda – seekor kera yang menggantikan karakter bayi, pekerja seks komersial waria yang menggantikan… well… pekerja seks komersial wanita serta penampilan frontal Ken Jeong yang kali ini lebih menantang. Semua terasa seperti versi cetak ulang dari The Hangover.
Selain karakter Alan, karakter Stu, Phil dan Doug tidak mendapatkan perubahan karakter yang berarti. Karakter Alan dalan The Hangover Part II dihadirkan dengan kepribadian yang lebih mengesalkan dan lebih bodoh dari karakter Alan yang pernah penonton temui di seri sebelumnya. Begitu juga yang terjadi dengan karakter Leslie Chow yang diperankan oleh Ken Jeong. Dihadirkan dengan porsi peran yang lebih besar dan jauh lebih mengesalkan dari sebelumnya. Pun begitu, harus diakui, dari karakter Alan dan Leslie-lah momen-momen menyenangkan The Hangover Part II banyak muncul. Bahkan, karakter Leslie dihadirkan begitu komikal sehingga ia seringkali terlihat telah tampil lucu bahkan ketika ia tidak melakukan apapun di dalam jalan cerita.
Mereka yang telah mengenal The Hangover tentu tidak akan mengharapkan film ini akan menghadirkan banyak adegan-adegan relevan yang dapat dianggap masuk akal. The Hangover Part II menghadirkan momen yang sama bahkan dengan tingkat tidak masuk akal yang lebih jauh lagi… atas nama untuk menghadirkan hiburan pada penontonnya. Beberapa bagian berhasil… beberapa bagian lainnya terasa yah… tidak masuk akal. Selain karakter Doug yang diperankan oleh Justin Bartha mendapatkan porsi adegan yang jauh berkurang di The Hangover Part II, karakter-karakter lain mendapatkan porsi penceritaan yang sama besarnya. Para pemeran karakter tersebut juga cukup berhasil menampilkan chemistry antar karakter mereka yang solid dan meyakinkan.
Menikmati The Hangover Part II seperti sedang tertawa ketika menyaksikan seseorang terjatuh dalam perjalanan mereka. Bukan sebuah tindakan yang benar namun Anda tidak dapat melakukan apa-apa untuk mencegah diri anda untuk tidak tertawa ketika menyaksikannya. Secara kualitas, The Hangover Part II jelas berada jauh di bawah tingkat kualitas pendahulunya yang mampu tampil cerdas secara komikal tersebut. Mudah-mudahan Todd Phillips tidak memiliki ide dangkal untuk mencarikan karakter Alan seorang pasangan yang akan ia nikahi hanya sebagai alasan untuk menghadirkan seri ketiga dari The Hangover. Secara keseluruhan, The Hangover Part II masih mampu hadir dengan beberapa momen yang dapat memancing tawa. Namun pada kebanyakan bagian, kisah yang ditampilkan seri ini terasa bagaikan sebuah ide murahan untuk menghadirkan sebuah film sekuel.
Rating :