Review

Info
Studio : MVP Pictures
Genre : Drama, Comedy
Director : Muchyar Syamas
Producer : Raam Punjabi
Starring : Irwansyah, Wiwid Gunawan, Irfan Setiaji, Ray Sahetapy, Melly Zamri, Leroy Osmani

Kamis, 08 September 2011 - 18:07:34 WIB
Flick Review : Mudik Lebaran
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2889 kali


Jelas ada beberapa alasan mengapa Multivision Plus tidak memberanikan diri untuk merilis Mudik Lebaran di saat yang sama ketika Tendangan dari Langit, Lima Elang, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap dan Get Married 3 dirilis secara bersamaan di saat musim liburan Lebaran. Yang pertama, jelas, Multivision Plus kemungkinan besar berniat untuk menghindari persaingan yang terlalu ketat yang jelas beresiko untuk mengurangi jumlah raihan penonton film mereka. Yang kedua, dan merupakan sebuah alasan yang akan mampu ditangkap setiap orang yang telah menyaksikan film ini, Mudik Lebaran memiliki kualitas yang jelas tidak akan mampu bersaing dengan kelima film yang telah disebutkan sebelumnya.

Untuk menggambarkan Mudik Lebaran sebagai sebuah film rasanya seperti memberikan sebuah pujian yang terlalu tinggi untuk rilisan ini. Mudik Lebaran lebih tepat dianggap sebagai kumpulan sketsa mengenai beberapa karakter dalam perjuangan mereka untuk bersiap-siap menghadapi ritual tahunan ribuan masyarakat Indonesia dalam merayakan liburan Lebaran tersebut. Sayangnya, tidak satupun dari sketsa tersebut mampu tampil menarik. Berniat untuk tampil komedi, beberapa bagian cerita malah terlihat tampil terlalu memaksakan diri untuk terlihat lucu dengan menampilkan guyonan-guyonan one liner yang sama sekali tidak mampu bekerja dengan baik. Drama yang dihadirkan juga hambar, jika Anda tidak ingin menyebutnya sebagai gagal.

Kisah utama film ini berada pada karakter Gunadi (Irwansyah), pria pendatang asal Jawa yang setelah beberapa tahun tinggal di Jakarta masih belum mampu untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, kedua orangtuanya telah memaksa Gunadi untuk segera kembali ke kampung halamannya dan segera meminang kekasihnya. Beruntung, berkat bantuan sahabat sekaligus kakak iparnya, Martono (Irfan Setiaji), Gunadi kini telah mendapatkan pekerjaan sebagai seorang supir bagi seorang pejabat yang bekerja di Kementrian Sarana Publik. Gunadi akhirnya secara perlahan berusaha mengumpulkan uang sedikit demi sedikit agar ia mampu untuk kembali ke kampung halamannya dan mewujudkan impiannya untuk menikahi sang kekasih.

Masalah kemudian muncul dalam bentuk Wulan (Wiwid Gunawan), seorang wanita yang dulu pernah diselamatkan oleh Gunadi. Wulan, yang baru saja mengalami patah hati karena suami kawin kontraknya baru saja memutuskan pernikahan mereka, ternyata secara diam-diam menaruh hati pada Gunadi. Ketika mengetahui bahwa Gunadi telah memiliki seorang kekasih yang siap untuk dinikahi, Wulan akhirnya kembali harus mengalami patah hati dan memilih untuk menjauh dari Gunadi. Tidak hanya berfokus pada kehidupan Gunadi, Mudik Lebaran juga menceritakan kisah pasangan pemilik kost tempat Gunadi dan Martono tinggal, Kuncoro (Ray Sahetapy) dan Yustina (Melly Zamri), yang sedang kebingungan untuk menentukan akan berlebaran di kampung halaman orangtua Kuncoro di Kebumen, Jawa Tengah atau orangtua Yustina di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Muchyar Syamas, sutradara yang hingga saat ini baru memiliki film komedi horor Setannya Kok Beneran? (2008) di dalam daftar filmografinya, terlihat sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai apa yang sebenarnya ingin ia sampaikan lewat Mudik Lebaran. Baiklah, seperti yang disebut di awal, film ini mencoba untuk menghadirkan bagaimana usaha beberapa karakter dalam melakukan kegiatan mudik Lebaran mereka, namun Muchyar sama sekali tidak mengerti bagaimana memberikan setiap karakter pembagian porsi cerita yang cepat. Masing-masing ditampilkan dengan seenaknya, dengan kisah karakter Gunadi mendapatkan bagian cerita maksimal dan kisah-kisah karakter lain ditampilkan semaunya dan bagaikan hanya pengisi jeda waktu sebelum akhirnya kembali ke permasalahan hidup karakter Gunadi di sepanjang film.

Tidak sepenuhnya merupakan kesalahan Muchyar. Mudik Lebaran memiliki naskah cerita yang sangat, sangat lemah. Film ini jelas hanya memanfaatkan momen kehadiran Lebaran untuk meraup sebuah keuntungan komersial. Karenanya, Away Martianto sebagai penulis naskah dengan seenak hati hanya berusaha menghubungkan berbagai kejadian khas selama proses terjadinya mudik sebagai latar belakang cerita film ini. Away sama sekali tidak memiliki kepedulian untuk memberikan penggalian karakter pada setiap tokoh yang ditampilkan pada film ini atau memiliki kemampuan untuk memberikan mereka jalan cerita yang dapat dicerna sebagai sebuah jalan cerita yang menarik. Semua bagian cerita maupun karakter yang dihadirkan ditampilkan dengan kapasitas seadanya yang sangat jauh dari kesan berkualitas.

Departemen akting dan tata produksi juga sama sekali tidak memberikan bantuan peningkatan kualitas. Jajaran pemeran yang diisi oleh nama-nama seperti Irwansyah, Leroy Osmani, Wiwid Gunawan, Ray Sahetapy, Irfan Setiaji dan Melly Zamry hampir tidak terlihat berakting sama sekali. Masing-masing hanya mengucapkan dialognya dengan tampilan mimik wajah yang berusaha mendalami karakter mereka dengan seadanya. Ray Sahetapy dan Leroy Osmani mungkin cukup mampu memberikan penampilan yang kuat jika dibandingkan pemeran lainnya, namun hal tersebut masih sangat jauh untuk dapat disebut sebagai sebuah penampilan istimewa. Tata produksi juga tampil seadanya, jika tidak mau disebut mengecewakan. Mudik Lebaran sepertinya benar-benar film yang digarap seadanya untuk mengejar keuntungan dari para penonton yang menghampiri gedung bioskop selama masa momen Lebaran berlangsung.

Sama sekali tidak ada kesan yang didapat dari Mudik Lebaran selain kesan bahwa film ini tampil dengan sangat, sangat mengecewakan. Entah apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film ini. Gagal melucu, tidak mampu tampil dengan pendramaan yang kuat dan hadir dengan jalan cerita yang sangat membosankan. Away Martiono sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah cerita dengan cara yang efektif, sementara Muchyar Syamas tidak mampu mengarahkan para jajaran pemeran filmnya untuk dapat tampil dengan baik sekaligus menjaga aliran ritme cerita yang mampu membuat Mudik Lebaran tampil menarik. Perpaduan dua hal yang membuat Mudik Lebaran memiliki kualitas yang sangat menyedihkan.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.