Dua bulan setelah film Sang Pencerah: Cerita tentang KH Ahmad Dahlan dirilis di jaringan bioskop 21, muncul permintaan pemutaran film ini dari daerah-daerah. Itu sebabnya, pemutaran film Sang Pencerah sejak dua bulan rilis (dirilis 8 September 2010) tidak pernah berhenti. Tidak kurang dari 22 kota sudah menyaksikan film ini, mulai dari ujung paling barat – Banda Aceh, hingga ujung timur, Kabupaten Sumbawa Barat. Mulai dari kota besar seperti Padang, hingga jauh pedalaman seperti Lebak, Bukit Tinggi, Wonosobo, Brondong (Tuban), Tanjung Kodok (Lamongan), Pekajangan (Pekalongan), dan kota-kota lain.
Ternyata permintaan pemutaran film 'Sang Pencerah' tidak hanya datang dari dalam negeri saja, bahkan datang dari luar negeri. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) adalah salah satu pihak yang juga tertarik memboyong film Sang Pencerah ke Australia. Tiga teater di dua kota – Sydney dan Melbourne – akan menjadi lokasi pemutaran film. Bukan sekadar pertunjukan khusus, ataupun undangan pemutaran, namun Sang Pencerah diputar di gedung teater umum.
“Kami ingin memperlihatkan seperti apa sesungguhnya wajah Islam itu kepada masyarakat Australia. Setidaknya penonton memiliki pemahaman lain bahwa Islam tidak selalu keras dan fundamentalis. Kebetulan film Sang Pencerah di Indonesia merupakan film terlaris dan dipuji di Indonesia,” jelas Nanda Rachmadianto, Ketua PPIA Victoria (Melbourne)
Selama ini memang film-film terbaik di Indonesia kerap diputar secara khusus di kota-kota Australia. Film Sang Pencerah menjadi film yang harus diuji oleh penonton Australia, apakah memang layak film ini diapresiasi oleh penonton yang buta sama sekali akan ketokohan KH Ahmad Dahlan. Sekaligus menjadi bukti apakah film dakwah Islam seperti Sang Pencerah ini bisa diterima dan dipahami oleh penonton Australia. “Kami berharap, sisi positif dari film ini bisa ditangkap oleh penonton Australia. Kami juga ingin mempromosikan serta mengedukasi penonton melalui film-film Indonesia,” tambah Nanda.
Tiga tempat pemutaran film Sang Pencerah adalah Event Cinema, Sydney, pada tanggal 26 Maret 2011. Gedung berkasitas 400 penonton akan melakukan pemutaran minimal sebanyak dua kali. Kemudian untuk apresiasi secara khusus dilakukan pemutaran di Universitas Woolongong. Sehari kemudian pemutaran dilakukan di RMIT Capitol. Gedung berkasitas 500 penonton ini sudah melakukan pre-sales tiket sejak sebulan lalu. Harga tiket mengikuti ketentuan gedung bioskop seharga 12 dolar Australia.
“Saya tidak berharap terlalu banyak. Mereka -- penonton non-Indonesia dan non-Muslim – mau mengapresiasi film ini saja saya sudah bersyukur. Karena saya tahu, tidak mudah memberi pemahaman pada mereka tentang film dakwah Islam. Saya juga berterima kasih kepada panitia yang mau memutar film ini untuk umum di Australia,” jelas Hanung Bramantyo yang siap berdialog dan memberikan penjelasan tentang film garapannya kepada penonton.
Selain Australia, Malaysia dan Singapura adalah tujuan pemutaran film Sang Pencerah berikutnya. Sudah ada undangan dan permintaan pemutaran film di gedung bioskop. Rencananya, bulan Mei dan Juni 2011, Sang Pencerah diputar di dua negara tersebut. MVP Pictures juga tengah merencanakan merilis DVD/ VCD film Sang Pencerah untuk home entertainment. Ini juga mengingat banyaknya permintaan DVD dan VCD film ini.
Sementara itu, sebelum keberangkatannya ke Australia Hanung Bramantyo telah menyelesaikan draft awal skenario sekuel Sang Pencerah. Judul sementara adalah Sang Penanda. Naskah awal sudah selesai, namun masih membutuhkan riset lebih dalam mengingat banyak fakta sejarah yang harus digali. Semua cerita ini ditautkan dari sudut pandang seorang Ahmad Dahlan. Ahmad Dahlan ikut menandai lahirnya tokoh-tokoh pergerakan yang lain.