Sineas asal Iran dan pemenang dua piala Oscar yang dikenal sebagai tokoh terkemuka perfilman Iran, Asghar Farhadi, sedang mengalami situasi yang kurang menyenangkan dan mengingatkan akan film-filmnya yang dramatis dan menegangkan. Ia terseret sebuah kasus hukum dengan tuduhan melakukan plagiat untuk ide film mutakhirnya, A Hero.
Film yang sukses memenangkan Grand Prix di festival film Cannes tahun lalu tersebut berkisah tentang seorang duda bernama Rahim (diperankan Amir Jadidi), yang sedang cuti dari hukuman penjara yang diterimanya akibat masalah hutang-piutang. Ia kemudian menemukan sebuah tas dengan setumpuk koin emas di dalamnya.
Niat awalnya adalah menjual emas tersebut untuk membayar hutang dan kemudian bisa bebas dari penjara. Namun setelah mengetahui jumlah yang yang didapat ternyata tidak seberapa, ia memutuskan untuk mengembalikan tasnya.
Dari sini ia mendadak terkenal sebagai seorang "pahlawan" berhati mulia dan kemudian berniat memulihkan nama baiknya. Hanya saja, ternyata rencananya tidak berjalan seperti yang diinginkannya dan malah menjeratnya dalam masalah yang lebih rumit lagi.
Kini, sebagaimana laporan The Hollywood Reporter, salah satu mantan murid Farhadi, Azadeh Masihzadeh, menuntut ke pengadilan dengan tuduhan Farhadi mencuri premis film A Hero dari dokumenter miliknya yang berjudul All Winners, All Losers yang dikerjakannya sebagai tugas sekolah.
Masihzadeh bukan satu-satunya pihak yang menuntut sutradara A Separation ini ke pengadilan. Pria yang menjadi basis karakter Rahim dalam A Hero, dan juga subjek dokumenter Masihzadeh, turut melayangkan tuntutan hukumnya.
Farhadi menyangkal semua tuduhan dan menuntut balik dengan tuduhan pencemaran nama baik. Tiga kasus ini berjalan secara tandem di pengadilan. Apapun hasilnya, pihak yang terbukti bersalah akan mendapat hukuman yang cukup berat.
Jika memang benar Farhadi melakukan plagiarisme, ia harus kehilangan semua pendapatan yang didapatnya dari film, baik dari bioskop maupun secara daring. Ada kemungkinan juga ia akan dijebloskan ke penjara.
Sedang jika Masihzadeh yang terbukti bersalah melakukan tuduhan palsu dan pencemaran nama baik, maka ia akan dijatuhi hukuman dua tahun penjara. Bisa jadi Masihzadeh akan mendapat hukuman 74 cambukan, meski jarang terjadi jika pihak penuduh tidak memiliki jejak rekam masalah yang sama di masa lalu. Kemungkinan lain adalah mengganti hukuman penjara dengan denda saja.
Sebuah sumber mengungkap kepada IndieWire jika tuntutan Masihzadeh sebenarnya pernah ditinjau oleh Kaneh Cinema dan Iranian Alliance of Motion Picture Guilds di bulan Oktober 2021 lalu dan organisasi tersebut memutuskan Farhadi tak bersalah.
Berdasarkan laporan, Masihzadeh mengajukan ide untuk All Winners di kelas pembuatan film dokumenter di Karnameh Institute in Tehran pada tahun 2014 lalu. Masihzadeh menawarkan kisah Pak Shokri, seorang narapidana kasus hutang-piutang, yang mirip dengan kisah dalam A Hero, juga menemukan sekantong koin emas saat cuti dari penjara dan memutuskan untuk mengembalikannya. All Winners, All Losers kemudian tayang di Shiraz Arts Festival di tahun 2018.
Masihzadeh menyebutkan jika di tahun 2019 lalu Farhadi memanggilnya dan meminta untuk menandatangani sebuah dokumen yang menyatakan jika ide untuk All Winners, All Losers datang dari Farhadi.
Ia mengaku seharusnya tak menandatangani dokumen tersebut, namun saat itu merasakan tekanan yang besar. Bahkan tidak ada kompensasi dalam bentuk materi yang ditawarkan padanya. Posisi Farhadi sebagai sineas besar Iran membuat Masihzadeh merasa takluk.
Negar Eskandarfar, pimpinan Karnameh Institute, menyebutkan pada THR jika ide untuk All Winners adalah murni milik Masihzadeh. Ia juga menyebutkan sebenarnya ada kasus plagiat serupa yang juga ditujukan kepada Farhadi datang dari siswa lainnya di tahun 2011 lalu.
Tapi sang siswa - yang memutuskan untuk tetap anonim - tidak mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan. Kepada THR ia menyebutkan jika Farhadi adalah seorang sineas jenius dan apa yang dilakukannya untuk kisah dirinya (sang siswa) adalah karya Farhadi.
Kasus hukum yang menimpa sineas kenamaan asal Iran, Asghar Farhadi, telah memasuki babak baru dan hasilnya tampaknya akan mencoreng tinta hitam di karir sutradara peraih dua piala Oscar ini.
The Hollywood Reporter melaporkan jika pengadilan di Iran telah memutuskan jika Farhadi terbukti bersalah melakukan pelanggaran hak cipta karena melakukan plagiat atau menjiplak beberapa kunci penting film dokumenter mantan siswanya, Azadeh Masihzadeh, yang berjudul All Winners, All Losers dan dikerjakannya sebagai tugas sekolah, untuk film mutakhirnya, A Hero.
Keputusan pengadilan ini tidak bisa dinaik-banding lagi. Meski begitu, hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada Farhadi, yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh hakim kedua, bisa dibantah di pengadilan banding.
Menurut laporan THR, sejauh ini baik Farhadi maupun pihak pengacaranya belum menanggapi permintaan komentar dari mereka.
Film pendek Azadeh Masihzadeh, All Winners, All Losers, telah dipublikasikannya melalui YouTube dan bisa disimak di bawah ini: