Jerman telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup bioskop mereka kembali, sementara Prancis kemungkinan besar akan menyusul dengan keputusan yang sama, sebagaimana yang dilaporkan olehDeadline.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memerintahkan semua bioskop ditutup mulai 2 November mendatang, karena krisis kesehatan masyarakat global atau virus corona yang terus menyebar.
Italia telah memulai fase baru untuk lockdown mereka karena terjadinya lonjakan kasus baru yang mengkhawatirkan dan rentan untuk terus menyebar ke seluruh Eropa.
CEO jaringan bioskop utama Jerman, HDF Kino, mengungkap jika ia “terpana” dengan keputusan penutupan ini dan memperingatkan bahwa imbasnya adalah “hancurnya” bioskop.
Penutupan kembali bioskop di Jerman ini akan berlangsung selama 4 minggu lamanya sebelum dilakukan pertimbangan ulang. Bar juga akan ditutup, sementara kontak antar warga akan dibatasi untuk dua rumah tangga saja, atau 10 orang di luar ruangan.
Jerman memang sedang mengalami lonjakan besar, dengan tingkat infeksi harian tercatat setinggi 14.000 kasus di minggu ini, yang jauh lebih tinggi daripada di bulan Maret ketika pandemi dimulai.
Angela Merkel memperingatkan akan “bulan-bulan yang sangat, sangat sulit ke depannya.” Pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan Amerika Serikat tentang hal yang sama.
HDF Kino “berjuang” untuk melawan keputusan pemerintah Jerman untuk menutup kembali bioskop. Mereka mengklaim jika, “tidak ada satu pun infeksi COVID-19 yang terkait dengan aktivitas menonton bioskop yang diketahui di seluruh dunia.” HDF juga memperingatkan bahwa tindakan ini bisa menjadi akhir dari pengalaman menonton bioskop di Eropa.
“Kami tidak lagi memahami dengan keputusan yang naik turun seperti ini. Selama enam bulan kami telah mengoperasikan bioskop dengan konsep keamanan terperinci, ruangan besar, sistem ventilasi modern, dan pemanfaatan kapasitas hanya 25%,” uangkap HDF dalam pernyataan mereka yang dilepas ke media. “Bioskop memiliki tanggung jawab besar untuk (keamanan) para penontonnya, namun rupanya dianggap tidak ada gunanya bagi mereka (pemerintah).”
Karena semakin banyak negara Eropa mulai kembali melakukan lockdown, hanya masalah waktu sebelum bioskop di Amerika Serikat terpaksa ditutup juga. Kasus COVID-19 memang mengalami lonjakan pada tingkat yang ekstrim selama beberapa bulan terakhir, melampaui angka di bulan Maret saat krisis kesehatan global dimulai. Banyak bioskop, terutama di Los Angeles dan New York City, bahkan belum membuka dirinya untuk publik sampai detik ini.
Untuk saat ini, dunia akan mencermati Eropa dengan telaten untuk melihat bagaimana hasil dari penutupan bioskop gelombang kedua ini. Jika semuanya berjalan dengan baik, maka perlahan situasi juga akan mulai membaik di beberapa bulan ke depan. Jika segala sesuatunya tetap tidak berubah, maka ini akan menjadi musim liburan yang sangat sulit bagi industri bioskop.