News


Minggu, 10 Februari 2019 - 20:17:20 WIB
Serenity
Diposting oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1302 kali

Apakah era kebangkitan dan kejayaan Matthew McConaughey – juga dikenal dengan sebutan The McConaissance – yang dimulai ketika McConaughey meninggalkan film-film drama romansa berkualitas buruk dan mulai memilih untuk membintangi film-film dengan pengisahan yang lebih kuat dan eksentrik seperti The Lincoln Lawyer (Brad Furman, 2011), Bernie (Richard Linklater, 2012), Killer Joe (William Friedkin, 2012), dan mencapai puncaknya ketika ia memenangkan kategori Best Actor in a Leading Role pada ajang The 86th Annual Academy Awards untuk perannya di film Dallas Buyers Club (Jean-Marc Vallée, 2013) telah usai? Mungkin. Seusai membintangi Interstellar (Christopher Nolan, 2014), hampir tidak ada film yang dibintangi McConaughey mampu meraih tanggapan positif baik dari para kritikus maupun penikmat film dunia. Film terbarunya, Serenity, yang diarahkan oleh Steven Knight (Hummingbird, 2013) dan juga dibintangi oleh pemeran Interstellar lainnya, Anne Hathaway, sayangnya, justru semakin membuktikan indikasi tersebut. 

Layaknya film arahan Knight sebelumnya, Locke, Serenity menghadirkan fokus pengisahannya pada sesosok karakter pria yang terjebak pada pemikirannya sendiri. Kisahnya sendiri dimulai ketika seorang nelayan bernama Baker Dill (McConaughey) yang secara tiba-tiba dikunjungi oleh mantan istrinya, Karen (Hathaway). Kedatangan Karen bukannya tanpa sebab. Karen meminta bantuan Baker Dill untuk membunuh suami barunya, Frank Zariakas (Jason Clarke), yang selama ini selalu melakukan tindak kekerasan pada dirinya dan putra dari pernikahannya terdahulu dengan Baker Dill, Patrick (Rafael Sayegh). Permintaan Karen tersebut awalnya langsung ditolak oleh Baker Dill. Namun, setelah Karen mengungkapkan bahwa ide tersebut datang dari Patrick sendiri, Baker Dill mulai memutar otak dan menyusun rencana untuk melenyapkan Frank Zariakas.

Naskah cerita Serenity yang juga digarap oleh Knight sebenarnya menawarkan konsep pengisahan thriller yang cukup berani dan berkelas. Tidak hanya berfokus pada kisah usaha pembunuhan yang akan dilaksanakan oleh kedua karakter utama film, Serenity juga menawarkan beberapa pelintiran kisah yang terkait dengan sisi gelap dari kepribadian masing-masing karakter hingga galian psikologis tentang hubungan yang terjalin antara deretan karakter tersebut. Sayang, konsep tersebut lebih sering dirasakan sebagai premis belaka daripada berhasil untuk dibangun sebagai tampilan kisah yang utuh. Banyak bagian elemen penceritaan Serenity yang tersaji secara kurang matang. Deretan misterinya – yang menghadirkan beberapa elemen pengisahan supranatural – juga tergarap tidak meyakinkan. Begitu banyak potensi yang terbuang secara percuma.

Selain konflik yang tampil lemah, hampir seluruh karakter yang mengisi linimasa pengisahan Serenity juga terasa gagal untuk dikembangkan maupun dimanfaatkan dengan baik. Lihat saja bagaimana karakter yang diperankan Hathaway hanya disajikan sebagai sosok wanita penggoda dengan tanpa adanya galian kisah yang lebih kuat ataupun menarik. Lebih parah, karakter-karakter yang diperankan oleh Clarke – yang hanya tampil sebagai sosok sasaran pembunuh, Diane Lane – yang hanya dijadikan sasaran pemuas nafsu bagi karakter Baker Dill, Djimon Hounsou – yang hanya tampil sebagai sasaran amarah bagi karakter Baker Dill, atau Jeremy Strong – yang… entah apa tujuannya ditampilkan mengejar karakter Baker Dill di sepanjang pengisahan film – yang ditampilkan namun nyaris tanpa kegunaan apapun di dalam pengisahan Serenity. Karakter Baker Dill yang diperankan oleh McConaughey juga sebenarnya tidak mendapatkan pengembangan yang lebih baik. Namun, dengan konflik yang berpusat pada karakternya serta penampilan akting McConaughey yang cukup memikat, karakter tersebut setidaknya masih mampu tampil menjadi sosok yang hidup pengisahannya.

Terlepas dari berbagai kejanggalannya, cukup sulit untuk memberikan label “film buruk” bagi Serenity. Bahkan dalam momen terlemahnya, Knight masih mampu memberikan kesan bahwa filmnya mengandung kekuatan pengisahan misterius yang begitu memikat. Entah ketika film ini menawarkan adegan sensual antara karakter yang diperankan McConaughey dengan Lane (atau Hathaway) atau ketika usaha pembunuhan terhadap karakter yang diperankan oleh Clarke kemudian berbaur dengan sempalan kisah supranatural dan justru berakhir secara fiksi ilmiah. Pengarahan Knight yang senantiasa berhasil menjaga unsur ketegangan film ini serta penampilan para departemen aktingnya yang cerdas berhasil menjaga kualitas Serenity untuk tidak pernah jatuh terlalu dalam. Namun, lebih dari itu, Serenity kemungkinan besar akan menjadi mimpi buruk yang sepertinya akan berusaha dilupakan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya dengan segera.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.