Delegasi Indonesia untuk Singapore Media Festival 2017 (SMF) akan terdiri atas nama-nama berpengaruh di industri media, menghadirkan talenta beragam dari dunia televisi dan film di bulan November ini dalam agenda Country-of -Focus.
Dipandu Media Development Authority of Singapore (IMDA), SMF merupakan acara media Asia Tenggara skala internasinoal terdepan. Edisi keempatnya akan berlangsung dari tanggal 23 November hingga 3 Desember 2017. Tahun ini fokus jatuh pada Indonesia, yang akan hadir di berbagai agenda acara SMF seperti Asian Television Awards (ATA), Asia TV Forum & Market (ATF), ScreenSingapore, Singapore International Film Festival (SGIFF), dan SMF Ignite.
Ricky Pesik, Vice Chairman, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF), mengungkap jika merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk terpilih menjadi Country-of-Focus SMF yang pertama, sekaligus sebuah afirmasi akan perkembangan masif untuk para content creators-nya. Lebih lanjut ia menyebutkan jika BEKRAF sangat senang bisa memberi dukungan dalam partisipasi di tahun ini.
Ada lebih dari 50 perusahaan dan pembeli content dan penjual asal Indonesia yang akan berpartisipasi di Asia TV Forum & Market dan Screen Singapore. Mereka mencakup media dan rumah produksi seperti PT Indonesia Entertainment Group, MOX Digital Indonesia, dan Transmedia Indonesia, serta rangkaian produser dan pembuat film mandiri yang berada di bawah naungan Indonesian Film Board (BPI), Association of Indonesian Film Producers (APROFI), dan kolektif pembuat film dokumenter Indonesia, In-Docs.
Untuk mengisi podium dan menjadi pembicara SMF dalam memperkuat tinjauan ekosistem media Indonesia, para pembicara yang terlibat berasal dari veteran media, seperti:
SGIIF juga akan melakukan pemutaran 20 film Indonesia, termasuk film karya Mouly Surya yang telah memeriahkan Cannes tahun ini, Marlina the Murdeder in Four Acts, yang akan melakukan premiere Singapura-nya. Sementara itu Posesif, sebuah film roman-thriller karya Edwin akan melakukan premiere internasional-nya pula.
Mouly bersama degan para produser seperti Rama Adi dan Meiske Taurisia, juga akan menjadi bagian dari edisi pertama Southeast Asian Producerrs Network milik SGIIF, yang bertujuan untuk membawa bersama para produser dari berbagai kawasan untuk membagi pengetahuan mereka satu sama lain serta saling bertukar ide.
Sebuah panel diskusi yang akan membahas sinema Indonesia kontemporer juga akan berlangsung dan melibatkan pembicara seperti Adrian Jonathan Pasaribu (penulis/kritikus, Cinema Poetica), Bowo Leksono (co-founder, Cinema Lovers Community) dan para pembuat film Yuda Kurniawan dan Hari Suhariyadi, sebagai bagian dari program SGIFF’s Histories of Tomorrow: Indonesian Cinema After the New Order.
Untuk memeriahkan acara, akan hadir penyanyi pemenang penghargaan, Afgansyah Reza, yang akan menjadi headliner untuk live show Asian Television Awards 2017 yang akan berlangsung pada tanggal 1 Desember.
Ada kisah-kisah baru yang tengah dikembangkan dan dibawa ke Project Market milik Southeast Asia Film Financing Forum (SAFF) dan berlangsung sebagai bagian dari ScreenSingapore. Dari 15 finalis, telah terpilih lima proyek mendatang oleh pembuat film asal Indonesia yang akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan investasi mitra produksi bersama dengan pendana, produser, distributor dan pembeli papan atas wilayah Asia.
Lima proyek tersebut adalah:
Di bawah payung ATF Format Pitch, Gamaliel Paulus (Gammy) Setianugraha telah terpilih untuk berkompetisi melawan empat finalis lain, dengan proyek orisinalnya yang berjudul Ranking - sebuah gameshow infotainment yang menempatkan para pesertanya untuk melawan satu sama lain dengan melakukan ranking atau urutan informasi dalam susunan yang tepat. Berpuncak di sesi live pitching yang berlangsung pada tanggal 30 November, Gamaliel akan berkesempatan untuk mendapatkan hadian uang tunai dan paket konsultansi untuk mengembangkan dan memproduksi format tawarannya.
Sementara itu, ada tiga film Indonesia yang akan berkompetisi di program SGIIF Silver Screen Awards yang prestisius. Mereka adalah:
Makbul Mubarak juga merupakan satu dari 11 pembuat film asal Asia yang terpilih ambil bagian dalam workshop pengembangan cerita untuk sutradara pemula yang dipandu oleh Southeast Asian Film Lab (SEAFL), dengan proyeknya yang berjudul The Autobiography.
Pembuat film dan produser independen asal Indonesua yang ingin berpartisipasi dalam Singapore Media Festival 2017 bisa menghubungi APROFI dan In-Docs untuk informasi lebih lanjut.
Untuk informasi tentang Singapore Media Festival bisa mengunjungi http://www.sgmediafestival.com.