Sineas kenamaan perfilman India, Sanjay Leela Bhansali (Devdas, Black), mengalami peristiwa naas. Malangnya peristiwa atau insiden tersebut terjadi di lokasi syuting film terbarunya yang berjudul Padmavati.
Pada Jumat, 27 Januari kemarin, Bhansali diserang oleh serombongan anggota ormas bernama Karni Sena, saat tengah melakukan proses pengambilan gambar di kawasan Jaigarh Fort, di Jaipur, Rajashtan, India. Kabarnya Bhansali mengalami kekerasan fisik dengan menerima penamparan oleh oknum anggota Karni Sena.
Ormas ini menuduh Bhansali telah melakukan pembengkokan sejarah dengan filmnya, meskipun pada faktanya mereka belum membaca naskah film atau bahkan menyaksikan filmnya secara keseluruhan, karena memang masih dalam tahap produksi.
Padmavati diangkat dari kisah tentang penyerbuan benteng Chittor, Rajasthan, oleh penguasa asal Turki, Alauddin Khilji, di tahun 1303. Disebutkan penyerangan ini terjadi karena Khiji ingin memiliki ratu bernama Rani Padmini dari suaminya, raja penguasa Mewar, Rana Rawal Ratan Singh.
Narayan Divrala, presiden distrik dari Karni Sena menyebutkan jika pihak-pihak di belakang pembuatan filmnya menggambarkan jika fakta sejarah tersebut diplintir menjadi sebuah kisah cinta antara Alauddin Khilji dan Padmini. Itulah mengapa mereka mencoba untuk menghentikan jalannya proses syuting dan memberitahu kepada pembuat filmnya jika mereka tidak memberi izin sampai ada perubahan dalam jalan ceritanya, sebagaimana yang dilaporkan oleh Hindustan Times.
Sejumlah besar orang yang dianggap sebagai anggota Karni Sena telah memaksa masuk ke lokasi syuting di Jumat pagi untuk menyuarakan protes mereka dan menyebabkan ketegangan dengan kru film.
Menurut Lokendra Singh Kalvi, pendiri Karni Sena, pihak kru film menembakkan senjata api ke udara sehingga suasana menjadi semakin memanas, sehingga memicu benturak fisik antara kedua pihak serta aksi vandalisme yang dilakukan anggota Karni Sena.
Vandalisme yang dilakukan oleh anggota Kari Sena di set Padmavati, Jaigarh Fort, Jaipur. Sumber foto: Hindustan TImes.
Lebih lanjut Kalvi menyebutkan telah terjadi diskusi antara pihak Karni Serna dan para pembuat film selepas adanya campur tangan pihak kepolisian. Menurutnya, sejauh ini Bhansali telah memastikan tidak akan ada adegan intim di dalam filmnya. "But we won’t tolerate the distortion of history and will only be assured after seeing the film,” pungkasnya.
Sementara itu aksi Karni Sena ini telah mendapat gelombang kecaman dari berbagai pihak, terutama rekan-rekan Bhansali sesama sineas kenamaan, seperti Karan Johar, Farhan Akhtar, Ram Gopal Verma, Anurag Kashyap dan Madhur Bhandarkar, serta para aktor seperti Hrithik Roshan dan Sonam Kapoor.
Am appalled at what has happened with Sanjay Bhansali....this is the time for all us as an industry to stand by our people and fraternity!!
— Karan Johar (@karanjohar) January 27, 2017
No member of our industry should be silent on this matter!!! It's calls for unity and NOT selective indifference!!! https://t.co/Adz6eWjggb
— Karan Johar (@karanjohar) January 27, 2017
Dalam serangkaian postingan dalam media sosial, para sineas ini mengimbau agar terjalinnya persatuan di antara para insan perfilman dan menentukan sikap dalam melawan penekanan yang dilakukan pihak-pihak tertentu dalam mengekang kebebasan berkarya.
Ini bukan kali pertama Karni Sena melancarkan protes atas produksi sebuah film. Beberapa tahun lalu mereka juga menentang pembuatan film epik Jodhaa Akbar yang dirilis di tahun 2008 dan Veer yang dirilis di tahun 2010.
Padmavati dibintangi oleh Deepika Padukone dan Ranveer Singh, yang sebelumnya juga terlibat dalam dua film terakhir Bhansali, Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela (2013) dan Bajirao Mastani (2015).
Film rencanya akan dirilis tanggal 17 November 2017.