Academy Awards ke-89 baru saja mengumumkan daftar nominasinya. Dan dari daftar tersebut terungkap jika persaingan untuk mendapatkan Oscar di tahun 2017 ini terasa cukup ketat, karena sebagian besar dari film-film yang "berlaga" memiliki kans yang besar untuk membawa pulang sang patung emas.
Namun, bukan hanya itu yang membuat Academy Awards ke-89 menjadi terasa sangat menarik, karena ada beberapa catatan rekor yang menempatkan ajang penghargaan insan perfilmant tersebut untuk tahun ini menjadi lebih istimewa.
Apakah itu? Inilah mereka:
Selama sejarah Academy Awards, baru dua film yang mendapatkan 14 buah nominasi, terbanyak sejauh ini, yaitu All About Eve (1950) dan Titanic (1997), yang berarti hampir menyapu bersih semua nominasi yang ada. Dan kini La La Landbergabung bersama daftar yang sangat pendek ini.
Sebagai catatan, All About Eve membawa pulang 6 piala, sedang Titanic 11.
Sebuah prestasi yang luar biasa, mengingat sang sutradara, Damien Chazelle, baru berusia 32 tahun dan La La Land adalah film panjang ketiganya. Jika ia memang nantinya membawa pulang Oscar, maka ia akan menjadi sutradara termuda untuk itu.
Catatan penting lainnya yang ditorehkan La La Land adalah film live-action musical pertama yang memperoleh nominasi di kategori Sound Editing.
Persamaan lain yang dimiliki La La Land dengan All About Eve dan Titanic? Mereka memiliki karakter perempuan menonjol dan menjadi penggerak utama filmnya.
Saat tahun lalu Academy Awards mendapat kecaman karena dianggap #OscarSoWhite, maka tahun ini seolah menjawab tantangan dengan menghadirkan barisan nominee untuk kategori akting di mana lebih dari separuhnya berasal dari aktor non-kulit putih atau aktor kulit berwarna.
Mereka adalah Denzel Washington (Best Actor), Ruth Negga (Best Actress), Mahershala Ali dan Dev Patel (Best Supporting Actor), Viola Davis, Naomie Harris dan Octavia Spencer (Best Supporting Actress).
Hadirnya insan perfilman dari kalangan berwarna tidak hanya menghiasi daftar kategori akting, karena di departemen-departemen lain juga tak kalah mencolok.
Dari sisi penyutradraan tercatat nama Barry Jenkins untuk Moonlight. Sedang Bradford Young (Arrival) menjadi cinematographer berkulit hitam kedua yang mendapatkan nominasi. Dari kategori editing ada Joi McMillon (Moonlight) yang menjadi perempuan berkulit hitam pertama yang mendapatkan nominasi di kategorinya.
Ava DuVernay (13th) menjadi sutradara perempuan berkulit hitam pertama yang dinominasikan untuk kategori Best Documentary dan Kimberly Steward (Manchester by the Sea) menjadi produser perempuan berkulit hitam kedua yang dinominasi untuk kategori Best Picture.
DuVernay sendiri adalah sutradara perempuan ketiga yang mendapat nominasi untuk Academy Awards tahun ini, selain Daphne Matziaraki (4.1 Miles) dan Kahane Cooperman (Joe's Violin) dari kategori dokumenter pendek.
Film dokumenter DuVernay, 13th, adalah satu dari 4 film dokumenter bertema kulit hitam yang mendapat nominasi tahun ini, selain I Am Not Your Negro, O.J.: Made in America dan film dokumenter Italia tentang para migran, Fire at Sea.
Selain La La Land, film lain yang mendapat nominasi dalam jumlah banyak untuk Academy Awards tahun ini adalah Moonlight dan Arrival yang masing-masing mendapatkan 8 nominasi. Seharusnya Arrival bisa saja memimpin Moonlight jika saja Amy Adams tidak gagal untuk mendapatkan tempat di kategori Best Actress.
Terlepas dari itu, ada catatan penting lain yang ditorehkan oleh Arrival: ia menjadi salah satu dari sedikit film fiksi ilmiah yang mendapatkan nominasi Best Picture. Bahkan bisa dikatakan adalah film fiksi ilmiah kedua untuk itu setelah E.T. The Extra Terrestrial di tahun 1982.
Memang juga ada A Clockwork Orange, Star Wars, The Curious Case of Benjamin Button, Gravity, The Martian, District 6, Avatar, Inception, Her dan Mad Max: Fury Road. Namun rasa-rasanya bagi para puritan baru E.T. dan Arrival saja yang layak dikategorikan sebagai fiksi ilmiah murni, mengingat judul-judul lain lebih condong ke genre lain, seperti drama, thriller, fantasi hingga aksi.
Intinya adalah, Academy mulai memerhatikan dengan lebih serius genre ini dibandingkan era sebelum abad 21. Bahkan jika kategori Best Picture tidak diekspansi menjadi 9, namun 5 saja, bisa jadi Academy tetap memberikan tempat pada filmnya.
Pada masanya Mel Gibson adalah kombo aktor dan sutradara mumpuni. Film arahannya, Braveheart (1995) sukses mendapatkan 10 nominasi Oscar dan membawa pulang 5 di antaranya, yang antara lain untuk Best Picture. Ia menyusulnya dengan 2 epik lain yang tak kalah sukses, The Passion of the Christ (2004) dan Apocalypto (2006).
Namun gara-gara komentar berbau anti-semitik di tahun 2006 maka karir Gibson dianggap berakhir. Ia nyaris tidak bermain film lagi. Jika pun ada, film-filmnya berskala kecil dan cenderung gagal di pasaran.
Kini 11 tahun kemudian ia kembali lagi dengan prima berkat film arahan terbarunya, Hacksaw Ridge. Di Oscar tahun ini film tersebut sukses mendapatkan 6 buah nominasi, termasuk untuk kategori Best Picture dan Best Director untuk dirinya. Sepertinya yang dibutuhkan Gibson adalah sebuah film perang dengan pesan damai agar "dosa-dosanya" termaafkan dan bisa diterima kembali di ranah Hollywood.
Hadirnya Gibson memang patut menjadi salah satu highlight di Academy Awards ke-89, mengingat Silence, film terbaru Martin Scorsese yang bisa dianggap sebagai anak emas Academy Awards, nyaris tidak mendapatkan nominasi. Bahkan Andrew Garfield mendapatkan nominasi Best Actor untuk aktingnya dalam Hacksaw Ridge ketimbang Silence yang juga dibintanginya.
Dari segi box-office, Hacksaw Ridge juga memberikan prestasi menggembirakan karena sejauh ini sukses mendapatkan sebesar $163.2 juta, berdasarkan bujet yang hanya $40 juta saja.
Bagi yang mengaku sebagai penikmat film pasti mengenal aktris watak asal Prancis ini, Isabelle Huppert. Aktris berusia 63 tahun ini telah malang melintang di dunia perfiman selama lebih dari 4 dekade. Ia tidak hanya membintangi film dari negara asalnya, namun juga Amerika, Italia, bahkan Korea Selatan dan Filipina. Ia adalah favorit banyak auteur, seperti Godard, Chabrol, Haneke, Mendoza dan Hong Sang-soo.
Banyak yang menyebut jika Huppert sudah sangat overdue untuk mendapatkan Oscarnya. Dan tahun ini ia akhirnya pun mendapatkan sebuah tempat di kategori Best Actress berkat aktingnya dalam film karya Paul Verhoeven, Elle, yang merupakan salah satu dari dua film terbaiknya di sepanjang 2016, selain Things to Come karya Mia Hansen-Løve.
Huppert membuktikan jika usia... matang tidak menghentikannya untuk tetap sangat aktif dalam dunia seni peran dan menerima lakon-lakon yang sangat menantang. Elle membuktikan versatilitas dirinya yang sangat cemerlang, sehingga menarik perhatian juri Academy Awards.
Sebagai catatan, akting Huppert dalam Elle adalah dalam bahasa Prancis, sehingga ia tercatat sebagai aktris Prancis ke-8 yang mendapat nominasi Best Actress Academy Awards berkat aktingnya dalam film berbahasa Prancis alih-alih Inggris. Aktris-aktris lain yang mendapatkan nominasi serupa adalah Anouk Aimée, Isabelle Adjani, Catherine Deneuve, Emmanuelle Riva, serta Marion Cotillard, yang dua kali mendapatkan nominasi dan mememangkan satu piala untuk La Vie en Rose.
Setelah mendapatkan Golden Globe untuk peran yang sama, apakah Huppert nantinya bisa menyusul Cotillard (dan Juliette Binoche yang memenangkan Best Supporting actress untuk film The English Patient)? Kita tunggu saja.
Animasi GIF di atas adalah respon yang diberikan oleh Meryl Streep saat mengetahui dirinya kembali lagi mendapatkan nominasi Best Actress. Ke-20 lebih tepatnya. Luar biasa memang.
Nominasi didapatkan Streep berkat perannya sebagai penyayi opera bersuara buruk dalam Florence Foster Jenkins. Dengan ini Streep sudah memecahkan rekor sebagai aktor dengan jumlah nominasi terbanyak sepanjang sejarah.
Dengan nominasi teranyar ini, maka penegasan Streep sebagai salah satu aktris Amerika paling ikonik adalah suatu hal yang mutlak. "And no, President Trump, she's definitely not an overrated actress as you direly claimed," mungkin begitu kata Academy dengan nominasi ke-20 yang didapatkan Streep ini.
Kubo and the Two Strings adalah salah satu film terbaik yang dirilis di tahun 2016 lalu, meski sayangnya mendapat atensi yang tidak sebanyak yang diharapkan. Oleh karenanya adalah sangat menggembirakan mengetahui jika filmnya mendapatkan nominasi untuk Best Animated Feature.
Namun kejutan menyenangkan lain yang didapat film adalah sebuah tempat di kategori Best Visual Effects. Hal ini bisa terjadi karena Laika membuat animasi stop-motion yang menggunakan boneka fisik dan set praktikal. Penggunaan efek digital ternyata membuat film memiliki kualifikasi untuk turut bersaing mendapatkan Oscar di kategori FX; kategori yang biasanya jarang didapatkan oleh sebuah film animasi.
Kubo and the Two Strings akan bersaing bersama dengan The Jungle Book, Arrival, Deepwater Horizon and Rogue One: A Star Wars Story. Film animasi terakhir yang mendapatkan nominasi sama adalah The Nightmare Before Christmas rilisan 1993.