News


Jumat, 04 November 2016 - 10:57:13 WIB
Film Jerman 'The Bloom of Yesterday' Raih Tokyo Grand Prix di Tokyo International Film Festival 2016
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 1700 kali

Menutup perhelatan festivalnya tahun ini, Tokyo International Film Festival (TIFF/TIFFJP) ke-29 mengumumkan para pemenangnya di gelaran seremoni penutupan yang juga dihadiri oleh Gubernur Tokyo, Yuriko Koike.

Kompetisi utama yang diikuti 98 negara dengan 1500 submisi sebelum disaring menjadi 16 unggulan yang ditayangkan selama festival akhirnya memilih The Bloom of Yesterday, film Jerman arahan sutradara Chris Kraus sebagai peraih penghargaan tertinggi TIFF, Tokyo Grand Prix.

Dengan pendekatan komedi romantis yang halus, film berdurasi 125 menit ini mengusung spirit humanis lewat drama penemuan luarbiasa seorang peneliti holocaust bersama asisten wanitanya (diperankan Lars Eldinger dan Adéle Haenel).

Menyampaikan orasinya bersama pemberian Tokyo Grand Prix dan hadiah senilai 50.000 dolar AS, ketua juri Jean-Jaques Beineix mengatakan, ”kejahatan terhadap humanisme adalah sesuatu yang tak bisa disembuhkan, terutama bagi para korban hingga ke generasinya. Saat banyak film mentransmisi kejadian-kejadian ini, ada sejumlah sineas yang bisa melangkah lebih jauh memberikan semangat humanisme dari orang-orang yang berhasil melewatinya”.

Film

Sementara Special Jury Prize dengan hadiah senilai 20.000 dolar AS tahun ini jatuh pada film Swedia Sami Blood karya debut sutradara muda Amanda Kernell. Diserahkan oleh anggota juri Nicole Rocklin (produser film pemenang Oscar Spotlight), Rocklin memuji kekuatan skrip, keindahan sinematografi dan kehebatan performa para aktor dari film bertema coming of age yang mengusung pertanyaan soal asal-usul serta akar budaya. Sami Blood juga mengantarkan aktris utamanya, Lene Cecillia Sparrok yang masih berusia 14 tahun memenangkan Aktris Terbaik TIFF tahun ini.

Memenangkan penghargaan Aktor Terbaik, Paolo Ballesteros dari film Filipina Die Beautiful arahan Jun Robies Lana tampil sebagaimana karakternya yang merupakan seorang transgender. Anggota juri, sutradara Hong Kong Mabel Cheung (The Moon Warriors, City of Glass) memuji akting Ballesteros yang memang dikenal lewat peran-peran transeksual sekaligus makeup artist dengan skill impersonasi ini.

ActressActor

Sutradara Terbaik TIFF tahun ini jatuh pada Hana Jušić dari film Kroasia-Denmark Quit Staring at My Plate. Satu lagi piala utama teknis untuk kontribusi artistik diraih oleh film Mr. No Problem arahan sutradara Mei Feng dari China. Film hitam putih berdurasi 143 menit ini merupakan sebuah three-act fable yang berseting di era PD II di Chongqing.

Sebelum piala-piala utama itu, seremoni penutupan TIFF diawali dengan persembahan The Arigatö Award bagi sineas yang berkontribusi ke industri mereka dengan pencapaian spektakuler.

Penerima tahun ini adalah aktor Satoshi Tsumabuki (The Water Boys), aktris Mitsuki Takahata, sutradara Makoto Shinkai yang membesut anime tersukses tahun ini Your Name serta secara simbolis ke karakter Godzilla yang menjadi ikon fantasi Jepang dengan kembalinya tokoh itu ke layar lebar lewat Shin Godzilla. Persembahan The Arigatö Award bagi Godzilla bertepatan dengan ulang tahun berdasar tanggal rilis instalmen pertamanya 62 tahun lalu di tanggal 3 November.

Selalu memberi tempat dan menjadi ajang pembuktian bagi filmmaker muda yang berkarya lewat jalur independen, piala Japanese Cinema Splash tahun ini diraih sutradara Hirobumi Watanabe lewat filmnya Poolside Man.

Dalam sambutan dewan juri yang terdiri dari Mark Adams, juri serta Artistic Director dari Edinburg International Film Festival, Karel Olch dari Karlovy Vary International Film Festival, diantaranya, mereka mengatakan bahwa Poolside Man adalah sebuah film yang unik serta tak mengenal kompromi dalam penyampaian ide-idenya.

Segmen kompetisi Asian Future yang memberikan penghargaan terhadap talenta-talenta Asia dalam karya debut atau kedua sineasnya, juga diikuti film kita Salawaku karya sutradara Pritagita Arianegara, memilih film Filipina Birdshot arahan sutradara Mikhail Red sebagai The Best Asian Future Film Awards.

Sementara masih di kategori yang sama, film India Lipstick Under My Burkha karya sutradara Alankrita Shrivastava sebagai peraih The Spirit of Asia Award yang dipersembahkan khusus oleh The Japan Foundation Asia Center.

Mengangkat sebuah dark comedy soal realita dan eksistensi perempuan India di tengah pemberontakan mereka terhadap tekanan – tipikalisme sosial serta dominasi kaum pria, dewan juri yang terdiri dari sutradara penulis Ryosuke Hashiguchi, direktur PiFan (Puchon International Fantastic Film Festival) Choi Yong-bae, programmer TIFF Toronto Giovanna Fulvi plus Masamichi Matsumoto untuk The Spirit of Asia Award mengatakan bahwa mereka sangat bangga melihat film-film yang menunjukkan kebangkitan para filmmaker Asia lewat tema-tema yang sangat beragam.

Special

Selain sejumlah piala-piala tersebut, TIFF juga menganugerahkan Audience Award untuk Die Beautiful, The WOWOW Viewer’s Choice Award lewat penilaian pemirsa WOWOW Channel untuk The Bloom of Yesterday serta satu yang tak kalah bergengsi, Samurai Award yang sudah mencatat nama-nama seperti Tim Burton, Takeshi Kitano dan John Woo sebagai penerima di tahun-tahun sebelumnya.

Tahun ini, penghargaan khusus yang dipersembahkan bagi sineas veteran yang terus berkarya dengan pencapaian groundbreaking untuk memberi jalan ke era baru sinema dunia ini dipersembahkan buat sutradara Martin Scorsese dan sutradara Jepang Kiyoshi Kurosawa (Jepang).

Scorsese, yang berhalangan hadir mengirimkan ucapan terima kasihnya lewat pesan video dan menyampaikan rasa hormatnya terhadap Kiyoshi Kurosawa sebagai kolega internasional yang karyanya selalu ia ikuti.

Ia juga mengatakan bahwa film-film Akira Kurosawa, Mizoguchi, Ozu, Naruse, Shinoda, Kobayashi, Imamura, Oshima, Tsukamoto dan juga Kiyoshi telah membawanya mengenal Jepang lebih jauh, termasuk dalam membesut karya terbarunya, Silence, yang merupakan adaptasi novel Jepang berjudul Chinmoku karya Shusako Endo.

Dibuka oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe 25 Oktober lalu, bersama penayangan film pembuka Florence Foster Jenkins yang langsung dihadiri Meryl Streep dalam pagelaran karpet merahnya, Tokyo International Film Festival ke-29 yang berlangsung selama 10 hari ditutup oleh film Jepang Satoshi: A Move for Tomorrow karya sutradara Yoshitaka Mori. Dari 206 film yang mereka tayangkan selama festival, TIFF tahun ini berhasil meraih jumlah total penonton dengan peningkatan cukup signifikan dari tahun sebelumnya.

Director

Laporan dari Tokyo International Film Festival oleh Daniel Irawan (@danieldokter). 


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.