News


Selasa, 17 November 2015 - 20:59:29 WIB
Top 10 Film Animasi Prancis
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 13902 kali

Ernest & CelestineJack and the Cuckoo-Clock HeartTante Hilda!Minuscule: Valley of the Lost AntsMr Hublot, adalah beberapa film animasi Prancis yang mendunia. Selain berkualitas dan unik, film-film animasi Prancis baik pendek maupun feature, secara rutin masuk dalam seleksi festival film internasional, dinominasikan dan bahkan meraih Academy Awards. 

Bagi penggemar animasi di Indonesia, film animasi Prancis belum banyak dilirik. Padahal, Prancis adalah negara ke-3 terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat dan Jepang, dan teratas di Eropa, dalam jumlah produksi film animasi per tahun. Tidak hanya Disney dengan studio animasi Dreamworks atau Sony Pictures, dunia film animasi juga diramaikan oleh produksi studio film Prancis seperti Folimage, Gaumont dan Xilam Animation. 

Selain itu, festival film animasi terbesar di dunia digelar di Prancis; Festival International du film d’animation d’Annecy. Festival yang berlangsung setiap bulan Juni sejak tahun 1960 ini disponsori oleh Association d'International du Film d'Animation (ASIFA) atau Asosiasi Film Animasi Internasional. 

Berikut ini daftar 10 film animasi Prancis terbaik:

 

The Little Prince (Le Petit Prince) (2015)

Film yang diangkat dari dongeng klasik karya Antoine De Saint-Exupéry berjudul “Le Petit Prince” dan telah diterjemahkan ke dalam 265 bahasa, disebut sebagai film animasi termahal Prancis yaitu sekitar US$ 80 juta. Dengan 3,2 juta tiket terjual, The Little Prince menjadi film animasi Prancis ketiga paling sukses selama 20 tahun terakhir setelah Arthur and the Invisible (10,3 juta penonton) dan Igor (4 juta penonton). 

Disutradarai oleh Mark Osborne film ini menuai banyak pujian ketika pertama kali dirilis di Festival Film Cannes 2015; tak hanya unggul dari segi konsep visual, tetapi juga menonjol dalam penggarapan cerita. Dalam film ini, The Aviator digambarkan membantu seorang gadis cilik untuk mengembangkan imajinasinya dan tidak terjebak dalam rutinitas yang dibebankan ibunya. Film ini didukung berbagai bintang ternama baik Hollywood maupun Prancis; Jeff Bridges, Rachel McAdams, James Franco, Marion Cotillard, Benicio Del Toro, Ricky Gervais, Mackenzie Foy dan Riley Osborne. 

 

Minuscule: Valley of the Lost Ants (Minuscule – La vallée des fourmis perdues) (2013)


Walau tanpa dialog, film yang berawal dari seri teve Minuscule (2006) ini tetap memikat berkat efek suara yang dahsyat, score yang epic, animasi bersetting realistik dan karakter tokoh yang memancing tawa. Film yang disutradarai oleh Helene Giraud dan Thomas Szabo ini meraih Best Animated Film dalam ajang Cesar Awards 2015, masuk nominasi Best Feature dalam Annecy International Animation Film Festival 2014 dan nominasi Best Animated Feature Film dalam European Film Awards 2014.

Berawal dari penemuan sekotak gula, seekor kepik bersahabat dengan semut hitam Mandible untuk menyelamatkan gula dan wilayah mereka, sebuah lembah yang penuh kedamaian, dari serangan prajurit semut merah pimpinan Butor yang tak mengenal rasa takut. Sebuah petualangan seru dengan teknik visualisasi yang canggih dan plot yang meramu momen kocak, mengharukan dan sisipan nilai keutamaan berbuat baik, persahabatan, hingga permusuhan dan peperangan.

 

Oggy & The Cockroaches the Movie (Oggy et les cafards) (2013)


Film peraih Best Film dalam ajang Seville European Film Festival 2013 dan nominasi Best Children’s Film dalam Tallin Black Nights Film Festival 2013 ini menceritakan kisah hidup Oggy, seekor kucing biru gemuk yang selalu diganggu oleh tiga kecoak; Joey, Dee Dee dan Marky. Kisah ala Tom & Jerry ini berawal dari seri teve karya Jean-Yves Raimbaud dan Olivier Jean-Marie yang tayang di 151 negara dengan lebih dari 400 episode. Oggy & The Cockroaches mudah diterima karena komedi yang ditampilkan bersifat universal, walau tetap ada sisipan humor ala Prancis. 

Menurut Pierre Meloni, Produser Eksekutif Xilam Animation yang sempat berkunjung ke Indonesia dalam ajang Popcon Asia 2015, kesuksesan Oggy & The Cockroaches tidak lepas dari tangan dingin sang CEO, Marc du Pontavice yang selalu memantau produksi Xilam baik dari segi originalitas, produksi, narasi, kualitas gambar dan musik.

 

Asterix: The Land of the Gods (Asterix: Le domaine des dieux) (2014)


Berbeda dari seri sebelumnya, film produksi Prancis-Belgia ini dibuat dalam format animasi komputer 3-D. Alur cerita mengadaptasi versi komik yang berjudul The Mansions of The Gods yang di Indonesia dirilis dengan judul Negeri Para Dewa. 

Dinominasikan untuk Best Original Score for an Animated Feature Film dalam ajang International Film Music Critics Awards (IFMCA) 2014 ini disutradarai oleh Louis Clichy dan Alexandre Astier dan diproduksi oleh M6 Studio Prancis. Dirilis di Prancis dan Belgia pada 2014, film ini menjadi box office di Eropa, mengalahkan The Hunger Games: Mockingjay Part 1 dan Interstellar.

  

Ernest & Celestine (Ernest et Celestine) (2012)

Di dunia beruang, berteman dengan tikus adalah kemustahilan. Namun Ernest, beruang besar yang juga badut dan musisi, justru bersahabat dengan Celestine, tikus dari panti asuhan yang biasa hidup di selokan bawah tanah. Sejak kecil Celestine sudah didoktrin mengenai alam di atas sana; dunia yang kejam penuh dengan beruang. Ketika ketahuan mau mengambil gigi seekor beruang kecil, Celestine bersembunyi di tong sampah. Saat itulah Ernest yang kelaparan menemukan Celestine. Pertemuan keduanya terjalin dalam dialog yang berupaya saling memahami, hangat dan puitis. Keduanya berupaya mempertahankan persahabatan di tengah pertentangan dan permusuhan dua kubu yang dipenuhi stereotip dan prasangka. 

Ernest & Celestine merupakan film animasi dengan skenario yang digarap manis oleh Daniel Pennacl. Film ini menyuguhkan keindahan gambar tangan dengan teknik cat air yang lembut. Sutradara Stephane Aubier, Vincent Patar dan Benjamin Renner berhasil menuangkan isi buku cerita ke layar lebar dengan sentuhan magis dan sisipan humor yang pas. Di tengah dunia sinema animasi yang didominasi Pixar dengan teknik 3D, film seperti Ernest & Celestine yang meraih Best Animated Film dalam ajang Cesar Award 2013, Directors’ Fortnight – Special Mention dalam Festival Film Cannes 2012 dan masuk nominasi Oscar 2014 sebagai Best Animated Feature Film of the Year menunjukkan pada kita bahwa film animasi masih sangat luas untuk dieksplorasi.

  

A Cat in Paris (Une vie de chat) (2010)

Film yang disutradari Jean-Loup Felicioli dan Alain Gagnol dengan naskah yang digarap oleh Alain Gagnol dan Jacques-Remy Girerd ini terpilih dalam nominasi di tiga ajang film bergengsi; Oscar 2012 untuk Best Animated Feature Film, Annecy International Animated Film Festival 2011 untuk Best Feature, Cesar Awards dan European Film Awards 2011 untuk kategori Best Animated Film. 

A Cat in Paris diawali dengan kisah persahabatan antara gadis cilik bernama Zoe yang sulit bicara dan seekor kucing peliharaan bernama Dino. Diam-diam Dino memiliki kehidupan lain di malam hari;  menjadi partner Nico, seorang pencuri benda seni yang sangat canggih dalam aksi-aksi pencuriannya. Suatu hari Victor Costa, seorang bos gangster dikabarkan akan mencuri patung dari Afrika. Costa ternyata adalah orang yang bertanggung jawab di balik kematian ayah Zoe, seorang polisi yang gugur saat bertugas. Aksi Costa dan kelompok gangsternya menjadi benang merah segala konflik antar semua tokoh di dalamnya. 

 

Mia and The Migoo (Mia et le Migou) (2008)


Film peraih Best Animated Film dalam European Film Award 2009 ini mengisahkan petualangan Mia, gadis kecil berusia 10 tahun. Didorong firasat, Mia memutuskan untuk meninggalkan desanya dan pergi mencari ayahnya yang bekerja di proyek yang ingin mengubah hutan tropis menjadi sebuah kompleks perhotelan mewah. Dalam perjalanan Mia mencari ayahnya inilah keseruan film ini sangat terasa. Mia harus menaklukkan gunung dengan hutan dan penghuninya yang misterius; The Migoo. 

Dalam ajang Festival Sinema Prancis 2014, film karya maestro animasi prancis, Jacques-Remy Girerd ini diputar pada Program Fokus. Jacques-Remy Girerd, dikenal sebagai sutradara dan produser film animasi yang lembut dan puitis, mendirikan studio animasi Folimage pada tahun 1981 dan sekolah La Poudriere. Filmnya Tante Hilda! lolos seleksi kompetisi di ajang Berlin International Film Festival 2014. 

 

Persepolis (2007)


Kisah Persepolis bermuara pada Marjane, seorang gadis Iran berusia 9 tahun yang penuh keingin tahuan dan keterbukaan. Ia lahir dan besar di masa fundamentalis Islam di Iran menaiki podium kekuasaan; mewajibkan pemakaian cadar bagi para perempuan dan memenjara ribuan orang yang menyuarakan kebebasan. Selama 1 jam 35 menit kita dibawa ke negeri Iran di akhir tahun 1970-an di mana Revolusi Iran membawa perubahan besar dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Iran yang dikuasai kaum fundamentalis menjadi negeri tirani yang represif terhadap rakyatnya sendiri. 

Marjane yang tidak bisa diam melihat ketidakadilan, dikirim orangtuanya ke Vienna untuk bersekolah dan mendapat kehidupan yang lebih baik. Ketika ia kembali ke tanah kelahirannya, ia menemukan dirinya dan negaranya telah menjadi identitas yang mengalami banyak perubahan. Ia mencoba memahami di mana rumah sesungguhnya. 

Menonton Persepolis membuat kita secara bersamaan belajar sejarah Revolusi Iran sekaligus mengintip buku harian pribadi seorang Marjane Satrapi. Kita dapat merasakan pergulatan perasaan dan pikiran Marjane saat remaja di mana ia harus meninggalkan keluarganya dan saat ia dewasa dihadapkan pada kondisi negaranya yang mengekang kebebasan perempuan. Animasi drama yang disisipi humor yang cerdas dalam mengungkap kebenaran ini sangat menyentuh karena berangkat dari kisah nyata dengan visualisasi yang indah. Persepolis juga menyampaikan sebuah pesan sederhana; bahwa keluarga adalah segala-galanya, terlebih ketika ada kekuatan besar, seperti negara, yang mencoba mengambil tidak hanya tubuh kita tetapi juga hati dan pikiran. Pengisi suara tokoh ibunda Marjane, Catherine Deneuve dan pengisi suara Marjane, Chiara Mastroianni, adalah ibu dan anak dalam kehidupan nyata. 

Marjane Satrapi berkolaborasi dengan Vincent Paronnaud dalam pembuatan film dan penulisan naskah film yang ternominasi sebagai Best Animated Feature Film of the Year dalam ajang Academy Awards 2008 ini. Marjane Satrapi menjadi perempuan pertama yang dinominasikan dalam kategori tersebut. Di tahun yang sama Persepolis juga ternominasi sebagai Best Foreign Language Film dalam ajang Golden Globe. Di Prancis sendiri, Persepolis meraih dua penghargaan dalam Cesar Awards 2008 yaitu Best Adapted Screenplay dan Best First Film dan menjadi nomine dalam empat kategori; Best Film, Best Editing, Best Music Written for A Film dan Best Sound.

  

The Triplets of Belleville (Les Triplettes de Belleville) (2003)


Untuk menyelamatkan Champion, cucu yang diculik mafia Prancis saat Tour de France, Madame Souza dan anjing kecil kesayangannya Bruno pergi ke kota Belleville. Di sana mereka bertemu The Belleville Sisters; grup vokal beranggotakan tiga orang perempuan paruh baya, yang kemudian membantu dalam petualangan mencari Champion. Sutradara sekaligus penulis naskah, Sylvain Chomet, meramu drama kesedihan, ketegangan, keharuan dengan humor yang terasa pedas. Film animasi musikal ini masuk nominasi untuk dua piala Oscar 2014; Best Music Original Song dan Best Animated Feature. Di Prancis sendiri, film ini meraih penghargaan Best Film dalam Lumiere Awards 2004, Best Music Written for a Film dalam ajang Cesar Awards 2004 dan Best Film serta Best Composer (Benoit Charest) dalam ajang penghargaan Etoile d’Or 2004.

Potongan adegan bersetting laut dan Mozart’s Mass in C Minor yang mengalun, fantastis dan menarik di samping setting kota Belleville yang digambarkan dengan kecantikan grotes; dramatis namun menyimpan kesedihan. Tokoh-tokohnya pun bertolak belakang dengan karakter pahlawan atau penjahat ala animasi Pixar dan Disney yang menonjolkan kesempurnaan wajah dan tubuh. Madame Souza, misalnya, berkaki sangat pendek. Champion berhidung Pinokio dan berkaki asimetris. Para penyanyi The Belleville Sisters terlihat seperti nenek sihir. Semuanya buruk rupa! Film ini direkomendasikan bagi siapa saja yang mau melihat animasi dalam bentuk yang segar dengan komedi hitam dan petualangan yang aneh.

 

The King and the Mockingbird (Le Roi et l’oiseau) (1979)


Diangkat dari buku cerita klasik untuk anak-anak karya Hans Christian Anderson berjudul sama, animasi satir karya sutradara Prancis, Paul Grimault berkisah tentang raja tiran yang tidak disukai rakyatnya di Kerajaan Tacardia. Sang raja yang bermata juling menembak seekor burung yang merupakan pasangan burung Mockingbird. Sang raja memiliki banyak koleksi lukisan yang setiap malam menjelma menjadi hidup. Salah satu lukisan dirinya jatuh cinta pada sebuah lukisan gadis gembala yang ternyata justru jatuh cinta pada lukisan pembersih cerobong. Lukisan raja berupaya menangkap mereka dengan membunuh raja asli dan menguasai kerajaannya. 

Naskah yang digarap apik oleh Jacques Prevert dan Paul Grimault ini mengantarkan film ini meraih Prix Louis Delluc 1979 dan ternominasi sebagai Best Feature dalam Chicago International Film Festival 1983.

 

Film animasi Prancis pun akan kembali hadir dalam gelaran Festival Sinema Prancis 2015 yang tahun ini merayakan ulang tahun ke-20. Festival Sinema Prancis 2015 akan diadakan pada tanggal 3-6 Desember 2015 di Jakarta dan kota lainnya seperti Balikpapan, Bandung, Denpasar, Makassar, Malang, Medan, Surabaya dan Yogyakarta. Untuk jadwal lebih lengkap, silakan klik www.festivalsinemaprancis.com

  

Teks: Dwi Setyowati
Foto: UniFrance

Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.