News


Sabtu, 25 April 2015 - 11:34:05 WIB
Film Pendek Lucky Kuswandi Berkompetisi di Festival Film Cannes
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 1325 kali

Kabar menggembirakan sekali lagi mewarnai sinema Indonesia. Film terbaru garapan Lucky Kuswandi, The Fox Exploits the Tiger's Might, terpilih menjadi salah satu dari sepuluh film pendek yang akan berkompetisi dalam program Semaine de La Critique (Critic's Week) di Festival Film Cannes 2015.

The Fox Exploits the Tiger's Might berhasil menyisihkan sekitar 1750 film pendek yang mendaftar di program yang akan berlangsung pada 14 hingga 22 Mei mendatang. Tidak hanya film pendek, Critic's Week juga akan menilai tujuh film panjang dari hasil kurasi sebanyak 1100 film. 

The Fox Exploits the Tiger's Might bukanlah perwakilan Indonesia pertama di Festival Film Cannes. Sebelumnya, Tjoet Nja' Dhien garapan Eros Djarot juga berkompetisi di program serupa pada tahun 1989 dan Daun di Atas Bantal karya Garin Nugroho bertanding di Un Certain Regard pada 1998. Sedangkan film pendek pertama asal Indonesia pertama yang menembus Festival Film Cannes adalah Kara, Anak Sebatang Pohon karya Edwin melalui sesi Directors' Fortnight di tahun 2005. 

Dalam Critic's WeekThe Fox Exploits the Tiger's Might akan bersaing dengan Everything Will Be Okay (Patrick Vollrath), Boys (Isabella Carbonell), Command Action (Joao Paulo Miranda Maria), La Fin du Dragon (Marina Diaby), Monsters Turn Into Lovers (Yann Delattre), Love Comes Later (Sonejuhi Sinha), Ramona (Andrei Crețulescu), Too Cool for School (Kevin Phillips), dan Chickenpox (Fulvio Risuleo)

Film berdurasi 25 menit dari sutradara pembesut Selamat Pagi, Malam yang diproduksi oleh Babibuta Film bekerjasama dengan Hivos Asia Hub dan Yayasan Cipta Citra Indonesia ini berceloteh mengenai persahabatan dua remaja berbeda etnis di masa Orde Baru yang dibaluri intrik berkaitan seksualitas dan hubungannya dengan kekuasaan. 

“Ide awal ceritanya muncul saat Pilpres tahun lalu, dimana salah satu capres kita punya record dengan tragedi 1998. Saya menemukan ada kalangan dari etnis Tionghoa yang masih memilih mendukung orang-orang yang melindungi kepentingan-kepentingan mereka. Ada permainan kekuasaan yang sangat cair antara pemerintah Orde Baru saat itu dengan beberapa kalangan etnis Tionghoa itu sendiri. Aku tertarik untuk mengeksplorasi pencairan kekuasaan itu. Dan juga kenapa ada hubungannya dengan seks. Kekuasaan itu sama halnya dengan seksualitas," papar Lucky.

Critic's Week atau Pekan Kritikus yang didirikan pada tahun 1962 oleh sekumpulan kritikus beserta jurnalis film sendiri bertujuan mencari sutradara baru yang memiliki karya inovatif. Beberapa sutradara jebolan program ini antara lain Bernardo Bertolucci, Leos Carax, Jacques Audiard dan Wong Kar-wai

Tahun ini, kursi ketua dewan juri diduduki oleh aktris dan sutradara asal Israel, Ronit Elkabetz, yang film garapannya Gett, the Trial of Viviane Amsalem menjadi nomine Golden Globe 2015 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

 


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.