News


Kamis, 18 Desember 2014 - 13:42:26 WIB
Sony Batalkan Perilisan 'The Interview' Dalam Format Apapun
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 3604 kali

The Interview sedianya dijadwalkan rilis pada tanggal 25 Desember mendatang. Tapi film komedi yang dibintangi oleh James Franco dan Seth Rogen tersebut harus menelan pil pahit, karena Sony Pictures sebagai pihak yang mendistribusikan film, telah membatalkan perilisan film tersebut. Tidak hanya dalam bentuk perilisan di bioskop, Sony juga tidak akan menayangkan film dalam bentuk VOD ataupun DVD.

Keputusan ini diambil setelah kisruh yang disebabkan oleh serbuan hackers kepada Sony Pictures yang menyebabkan beberapa informasi yang sifatnya konfidensial terpapar ke khalayak umum.

Semua berawal di tanggal 24 November, saat serbuah pertama para peretas kepada sistem komputer Sony Pictures Entertainment terjadi, dan mengekspos korespondensi personal yang terjadi di antara dewan eksekutif studio, yang memaksa perusahaan menutup email mereka. 

Sumber gambar: The Hollywood Reporter

Tapi serangan berlanjut. Lima film milik Sony, termasuk yang akan tayang, Annie, tersebar ke masyarakat melalui laman unduhan peer-to-peer ataupun file-sharing. Ini disusul dengan terkuaknya berbagai informasi yang dimiliki Sony, termasuk isi korespondensi berbau skandal, serta daftar gaji para eksekutif studio dan juga nomor Social Security dari kurang lebih 3,800 karyawannya.

Meskipun awalnya studio mengumumkan jika kekacauan terjadi karena "gangguan sistem", namun pada tanggal 2 Desember, CEO Sony Pictures, Michael Lynton bersama co-chairman Amy Pascal mengakui akan aksi peretasan dan menerbitkaan sebuah memo yang menyebutkan jika tindakan tersebut merupakan "a brazen attack on our company, our employees and our business partners." (Sumber: The Hollywood Reporter)

Sebuah kelompok anonim yang menyebutkan diri mereka sebagai GOP atau Guardian of Peace, mengaku bertanggung jawab atau aksi peretasan ini. Mereka menampilkan pesan di layar komputer Sony yang berisi ancaman, "jika kalian tidak menuruti kami, maka data yang tercantum dibawah akan dibeberkan kepada dunia."

Hal ini menyebabkan ditangguhkannya penggunaan sistem komunikasi internet. Dan tentu saja membuat aktivitas kerja di Sony Pictures harus kembali ke zaman pra-internet dimana pena, kertas dan papan tulis kembali perperan penting dalam kinerja mereka. 

Walau sudah ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, akan tetapi muncul spekulasi jika Korea Utara berada di belakang aksi peretasan ini. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut memang sangat vokal dalam menentang perilisan The Interview, mengingat film yang disutradarai oleh Rogen dan Evan Goldberg tersebut berkisah tentang upaya pembunuhan terhadap Kim yang dilakukan Amerika melalui perantaraan tangan jurnalis yang akan mewancarainya. 


Sumber gambar: Variety

Meski beraspek politis yang kuat, The Interview diniatkan sebagai sebuah film fiksi berbalut komedi satir tentang ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara, dan mencoba mengolok-olok pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Namun rupanya Korea Utara menyambut serius film ini dengan memberikan pernyataan yang menunjukkan rasa tidak senang. Meski begitu, Korea Utara membantah terlibat dalam tindakan peretasan yang dilakukan kepada Sony Pictures. (Sumber: The Hollywood Reporter).

Apalagi muncul dugaan jika insiden ini melibatkan "orang dalam" yang pernah bekerja dengan Sony dan merasa tidak puas akan perlakukan yang diterimanya. (Sumber: The Hollywood Reporter)

Oleh karenanya Sony Pictures kemudian tetap melanjutkan agenda mereka dalam perilisan The Interview.

Sampai sebuah ancaman dari para peretas kembali datang.

Warning

 

We will clearly show it to you at the very time and places The Interview be shown, including the premiere, how bitter fate those who seek fun in terror should be doomed to.

Soon all the world will see what an awful movie Sony Pictures Entertainment has made.

The world will be full of fear.

Remember the 11th of September 2001.

We recommend you to keep yourself distant from the places at that time.

(If your house is nearby, you'd better leave.)

Whatever comes in the coming days is called by the greed of Sony Pictures Entertainment.

All the world will denounce the SONY.

Demikian isi pesan Guardian of Peace, yang dikirim pada Selasa pagi, 16 Desember, seperti yang dikutip dari MovieWeb.

Dengan embel-embel kata 9/11 di dalam pesannya, jelas GOP tidak main-main. Oleh karenanya Sony Pictures pun mengambil tindakan dengan membatalkan proses promosi The Interview, termasuk rangkaian wawancara yang harus dilakukan oleh Rogen dan Franco di hari itu, dan juga premiere film di kota New York yang rencananya akan dilakukan pada hari Kamis ini.

Ancaman ini terdengar begitu mengerikan hingga lima jaringan bioskop besar di Amerika pun memutuskan untuk "menunda" (tampaknya merupakan eufimisme dari "tidak menayangkan") pemutaran The Interview. Carmike Cinemas adalah yang pertama menarik diri sebagai bioskop yang menayangkan The Interview, dan kemudian disusul oleh AMC dan Cineplex. Pada akhirnya Regal dan CInemark juga turut mengambil sikap untuk tidak memutar The Interview(Sumber: Deadline.com)

Imbasnya, Sony Pictures kemudian memutuskan untuk sama sekali tidak akan merilis The Interview.

“In light of the decision by the majority of our exhibitors not to show the film The Interview, we have decided not to move forward with the planned December 25 theatrical release. We respect and understand our partners’ decision and, of course, completely share their paramount interest in the safety of employees and theater-goers.

Sony Pictures has been the victim of an unprecedented criminal assault against our employees, our customers, and our business. Those who attacked us stole our intellectual property, private emails, and sensitive and proprietary material, and sought to destroy our spirit and our morale – all apparently to thwart the release of a movie they did not like. We are deeply saddened at this brazen effort to suppress the distribution of a movie, and in the process do damage to our company, our employees, and the American public. We stand by our filmmakers and their right to free expression and are extremely disappointed by this outcome.”

Demikian pernyataan Sony Pictures seperti yang dikutip dari badassdigest.com. Sebagai tindakan nyata, per-hari Rabu kemarin, The Interview bahkan sudah tidak tercantum sebagai fitur dalam laman resmi Sony Pictures

The Interview dikerjakan dengan bujet sebesar $44 juta dengan perkiraan biaya promosi menghabiskan sebanyak $10 juta. 

Dalam perkembangan kasus ini, pemerintah Amerika secara resmi menyimpulkan jika Korea Utara terlibat dalam teror peretasan terhadap Sony Pictures Entertainment. Pelaku peretasan memang berasal dari luar Korea Utara tapi pemerintah percaya jika mereka menerima perintah dari pihak Korea Utara, karena menemukan bukti untuk itu. Saat ini pemerintah Amerika Serikat tengah membahas tindakan apa yang perlu dilakukan menyikapi masalah ini, meski belum ada detail yang bisa diinformasikan kepada umum. (Sumber: NBC News)

Sungguh sebuah perkembangan yang tidak terduga yang berawal dari sebuah film yang diniatkan sebagai hiburan saja. Kita tunggu arah perkembangan kasus ini ke depannya.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.