First of all… WHOA! Perlombaan untuk merebut gelar Best Picture di ajang Academy Awards tahun ini benar-benar sangat ketat – bahkan jelas terasa sebagai salah satu kompetisi Academy Awards paling dramatis dalam beberapa tahun ini. Ada tiga film yang selama beberapa bulan terakhir terus berusaha mengambil alih perhatian para pemilih: 12 Years a Slave, American Hustle dan Gravity. Secara bergantian, ketiga film ini terus memenangkan penghargaan demi penghargaan menjelang pelaksanaan The 86th Annual Academy Awards – meskipun, pada akhirnya, American Hustle secara perlahan mulai meredup dengan 12 Years a Slave dan Gravity terus menyita perhatian para penikmat ajang penghargaan film dunia. Sementara itu, Alfonso Cuarón, Cate Blanchett, Matthew McConaughey dan Jared Leto masing-masing menjadi favorit di kategori mereka dan (hampir) dipastikan kemenangannya. But you know… the race ain’t over ‘til it’s over!
Seperti biasa... hal yang paling menyenangkan dari pelaksanaan Academy Awards adalah untuk mengamati nominator mana yang menjadi favorit banyak kalangan penikmat film dunia untuk memenangkan penghargaan tertinggi di industri film tersebut. Dan untuk The 86th Annual Academy Awards kali ini, para anggota penulis dan penyunting Flick Magazine tentu saja telah memiliki jagoan masing-masing untuk memenangkan setiap kategori.
Berikut prediksi tim Flick Magazine di beberapa kategori utama Acadeamy Awards mendatang:
Best Picture
Amir Syarif Siregar Gravity. Kemenangan Gravity di ajang Directors Guild Awards – yang masih dianggap sebagai petunjuk kemenangan Best Picture terakurat hingga saat ini – serta Producers Guild Awards – seri dengan 12 Years a Slave – menjadi faktor tambahan mengapa film arahan Alfonso Cuarón ini akan memenangkan Best Picture. Faktor penghadang? Gravity mendapatkan nominasi Best Picture tanpa meraih nominasi untuk penulisan naskah ceritanya – yang akan membuat Gravity menjadi film pertama semenjak Titanic (1997) yang akan memenangkan Best Picture tanpa diiringi dengan adanya nominasi penulisan naskah cerita. Masih dapatkah 12 Years a Slave mengungguli Gravity? Tentu saja – khususnya karena faktor politis dan historis yang memang kental berada di darah penceritaan film arahan Steve McQueen tersebut.
Haris Fadli Gravity. Di tengah persaingan ketat 9 nominator Best Picture, kemenangan Gravity tidak akan mudah. Dan dengan raihan 9 nominasi lainnya, termasuk beberapa kategori utama, jelas Gravity memiliki kukuatan penuh sebagai film yang memiliki kualitas teknis mumpuni. Tapi kelebihannya tidak hanya itu. Gravity juga mumpuni mengemas thriller angkasa luar menjadi begitu kontemplatif. Sebuah pencapaian sinematis yang gemilang.
Taufiqur Rizal 12 Years a Slave. Gravity, 12 Years a Slave, atau American Hustle? Atau malah... Captain Phillips atau Her? Tidak ada yang menyangkal jika ini adalah tahun tersulit untuk menentukan pemenang Best Picture. Bahkan, Producers Guild of America yang kebingungan pun membaginya antara Gravity dan 12 Years a Slave (untuk pertama kalinya dalam sejarah!). Benar-benar pertarungan penuh darah. Tapi tentunya, harus ada satu pemenang, bukan? Menilai dari hype, maka kandidat terkuat saat ini adalah Gravity dan 12 Years a Slave. Sejarah mencatat, pertempuran antara film berbujet raksasa dengan bubuhan 3D dan ‘film kecil’ senantiasa dimenangkan oleh film kecil (ingat tahun lalu atau Hugo vs The Artist?). Oleh karena itu, pilihan saya jatuh pada 12 Years a Slave... dengan Gravity menempel ketat di belakang.
Titis Sapto Raharjo 12 Years a Slave. Di tahun dimana tidak ada kandidat yang sama sekali menonjol dari segi film tampaknya, akan ada persaingan ketat antara American Hustle, 12 Years of Slave dan Gravity. Namun, dari ketiga film itu yang paling menjanjikan adalah 12 Years of Slave, aman untuk mendapat Oscar tanpa cibiran banyak pihak atas kekurangannya.
Yuwanto Joe Her. Tak disangka, Spike Jonze melahirkan sebuah film yang mampu menangkap banyak ekspresi dan emosi dengan karakter yang tidak biasa, laki-laki paruh baya dengan sebuah OS (Operating System) telepon. Film ini menghadirkan karakter-karakter yang berkembang bersama penonton dalam emosi-emosi yang dibangun dari sesuatu yang abstrak
Best Director
Amir Syarif Siregar Alfonso Cuarón. That’s all.
Haris Fadli Alfonso Cuarón. Gravity tidak akan menjadi begitu mencorong tanpa tangan dingin Alfonso Cuarón yang mengemas filmnya dengan presisi yang nyaris sempurna. Secara teknis ia film yang sulit, tapi membangun kekuatan emosional-nya justru lebih sulit. Dan ia sukses menjalankan tugasnya.
Taufiqur Rizal Alfonso Cuarón. Dengan usaha keras bersimbah peluh selama 7 tahun lamanya untuk mewujudkan Gravity, bukankah akan sangat keterlaluan jika Academy tidak mengganjar Alfonso Cuaron dengan sebuah piala?
Titis Sapto Raharjo Alfonso Cuarón. Terobosan luar biasa dalam industri perfilman dunia ketika Cuaron berani untuk membuat film ini. Jadi, Oscar pantas terbang ke tangannya.
Yuwanto Joe Spike Jonze. Jonze mengekspos banyak hal dan emosi dengan karakter, konsep cerita dan latar sederhana namun mengena dalam setiap aspek cerita cinta yang klasik. Dengan brilian Jonze membawa kita memasuki pelan-pelan dunia karakter utamanya lewat penuturan cerita dan eksplorasi dunianya sendiri
Best Actor in a Leading Role
Amir Syarif Siregar Matthew McConaughey. Di tahun-tahun lain, dimana Matthew McConaughey masih dianggap sebagai aktor yang hanya dapat ditempatkan dalam sebuah film drama komedi romantis, Leonardo DiCaprio yang telah berulangkali dinominasikan namun selalu gagal memenangkan Academy Awards akan dengan sangat mudah untuk menjadi pemenang di kategori ini. But then… McConaughey, yang terus menerus menunjukkan kapabilitas aktingnya dalam film-film berkelas pada beberapa tahun terakhir ini datang dengan penampilan yang jelas tidak dapat ditolak oleh para pemilih AMPAS. Penampilan McCounaghey di Dallas Buyers Club bahkan berhasil menyingkirkan perhatian publik dari penampilan Chiwetel Ejiofor di 12 Years a Slave yang awalnya menjadi calon terkuat untuk memenangkan kategori ini.
Haris Fadli Matthew McConaughey. Jujur saja, akting Matthew McConaughey di film ini sebenarnya masih mengingatkan akan performa dirinya di banyak film sebelumnya. Akan tetapi dengan didukung oleh penjiwaan yang menyeluruh dalam mendalami karakternya, baik secara fisik dan mental, jelas sulit untuk mencari imbang bagi McConaughey.
Taufiqur Rizal Matthew McConaughey. Selain Best Picture, di sinilah tempat dimana Anda bisa menemukan pertempuran yang berdarah-darah. Pada awalnya, siapapun meyakini Matthew McConaughey akan membawa pulang Oscar pertamanya di sini... hingga Leonardo DiCaprio dan Chiwetel Ejiofor mendadak kembali meramaikan bursa di menit-menit terakhir. Banyak yang berpendapat ini saat yang tepat bagi Leo untuk menang dan Chiwetel yang baru saja memperoleh BAFTA pun tak bisa dipandang sebelah mata. Siapa yang akan menang? Berdasarkan pada jumlah penghargaan yang diterima pada pra-Oscar dan totalitas dalam mendalami peran, saya memprediksi Matthew McConaughey yang akan membawa pulang piala.
Titis Sapto Raharjo Matthew McConaughey. Persaingan ketat antara Leonardo DiCaprio dan Matthew McConaughey, namun totalitas dalam sebuah peranlah yang membedakan dalam karakter keduanya, Leo mungkin berperan sama seperti dalam film-film sebelumnya, sedangkan Matthew? Oh, wow. Tidak ada dua kali Matthew memerankan tokoh dalam Dallas Buyers Club. Oscar for Matthew!
Yuwanto Joe Leonardo DiCaprio. DiCaprio bisa dibilang melewati batas semua karakter yang pernah diperankannya dulu. Walau DiCaprio masih belum menghadirkan sesuatu yang luar biasa dalam The Wolf of Wall Street, namun konsistensi karakternya luar biasa.
Best Actress in a Leading Role
Amir Syarif Siregar Cate Blanchett. Meryl Streep jelas akan mengumpulkan piala Academy Awards ketiga sebagai Best Actress in a Leading Role tahun ini. Joking! Seperti halnya Cuarón, Cate Blanchett telah dipastikan akan memenangkan kategori ini.
Haris Fadli Cate Blanchett. Gestur, mimik dan artikulasi Cate Blanchett sebagai Jasmine bukanlah akting. Itu merupakan bentuk dedikasi meleburkan diri menjadi sosok yang berbeda dan dilakukan dengan kesempurnaan yang menyeluruh.
Taufiqur Rizal Cate Blanchett. She’s definitely a clear favorite to win, terlebih setelah Cate Blanchett nyaris menyapu bersih berbagai penghargaan pra-Oscar, dari milik kritikus hingga Screen Actors Guild Award. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk mendapatkan Oscar keduanya, termasuk Amy Adams dan Sandra Bullock.
Titis Sapto Raharjo Cate Blanchett. Tidak ada aktis manapun dalam perhelatan Oscar tahun ini bisa menyamai peran Cate dalam Blue Jasmine.
Yuwanto Joe Cate Blanchett. Cate Blanchett menciptakan tokoh yang tidak bisa ditebak sepanjang film. Antara logis dengan tidak waras menjadi watak keras yang menciptakan konflik dalam pikirannya sendiri.
Best Actor in a Supporting Role
Amir Syarif Siregar Jared Leto. The boys of Dallas Buyers Club jelas menjadi unggulan terdepan di kategori akting untuk tahun ini. Setelah McConaughey, Jared Leto hampir dipastikan akan memenangkan Best Actor in a Supporting Role untuk perannya sebagai seorang transeksual pengidap AIDS di film arahan Jean-Marc Vallée tersebut. Pesaing terdekatnya? Mungkin Michael Fassbender. Mungkin.
Haris Fadli Jared Leto. Hiatus dari dunia akting sekian lama justru membuat Jared Leto terlihat sebagai aktor yang matang. Ia bertransformasi dengan sangat meyakinkan sebagai sosok transeksual. Tapi kelebihan Leto tidak hanya itu. Ia mampu memberi kedalaman yang luas terhadap karakternya yang bisa jatuh menjadi gambaran komik atau stereotipikal.
Taufiqur Rizal Jared Leto. Jared Leto adalah kandidat terkuat untuk memenangkan kategori ini. Pertama, Academy biasanya mencintai para aktor/aktris yang bersedia tampil total (dalam hal ini terlihat jelek) untuk perannya. Kedua, dukungan dari penghargaan pra-Oscar yang diterima oleh Leto jauh mengungguli para kompetitornya. Selayaknya Blanchett, Leto pun hampir mustahil dijegal oleh kawan-kawannya.
Titis Sapto Raharjo Jared Leto. Jika tidak ada Jared dan Matthew dalam Dallas Buyers Club mungkin film itu akan mudah dilupakan orang dan jauh dilirik pihak Academy. Barkhad Abdi mungkin menarik perhatian banyak orang dalam peran gilanya di Captain Phillips tapi semua orang mungkin tidak akan pernah melupakan akting terbaik Jared Leto di Dallas Buyers Club.
Yuwanto Joe Jared Leto. Bisa dibilang kategori ini adalah satu-satunya nominasi yang memiliki satu jagoan utama. Jared Leto membawa dirinya menjadi transeksual yang menghadapi AIDS dan dunia dengan caranya sendiri.
Best Actress in a Supporting Role
Amir Syarif Siregar Jennifer Lawrence. Mungkin adalah kategori paling mendebarkan di ajang pelaksanaan The 86th Annual Academy Awards. Here’s a theory: Jika Lupita Nyong’o memenangkan kategori ini – yang biasanya ditempatkan di awal seremoni, maka Anda dapat mengharapkan 12 Years a Slave dengan mulus berjalan memenangkan Best Picture. Masalah terbesarnya? Jennifer Lawrence! Di sepanjang penyelenggaraan Academy Awards, hanya ada 14 film lain selain American Hustle yang berhasil menempatkan perwakilannya di empat kategori akting. Here’s the catch: 12 dari 14 film tersebut selalu berhasil mememangkan minimal satu kategori untuk para pemerannya dengan dua film lain yang gagal adalah My Man Godfrey di tahun 1936 dan Sunset Boulevard di tahun 1950. Diantara keempat perwakilan akting American Hustle, Jennifer Lawrence – yang akhir-akhir ini semakin mendapat perhatian dari beberapa penghargaan film lain – menjadi perwakilan terkuat untuk memenangkan sebuah penghargaan untuk film arahan David O. Russell ini.
Haris Fadli Jennifer Lawrence. Jennifer Lawrence menghembuskan enerji dan antusiasme yang kuat terhadap karakter yang diperankannya dalam American Hustle. Setiap sosoknya hadir, ia segera saja memenuhi ruangan dengan sosoknya yang intimidatif namun sangat memesona.
Taufiqur Rizal Lupita Nyong’o. Jennifer Lawrence atau Lupita Nyong’o? Keduanya sama-sama tampil prima di film masing-masing dan sejujurnya, saya pun agak kesulitan hendak memilih siapa. Namun dengan berpegangan pada fakta bahwa Jennifer Lawrence telah memenangkan Oscar tahun lalu, ini menjadi tahun ketiganya memperoleh nominasi Oscar, dan dia masih sangat muda, saya pun berpihak kepada Lupita Nyong’o.
Titis Sapto Raharjo Lupita Nyong’o. Dengan pesaing hanya Jennifer Lawrence yang mungkin tidak sebaik ketika ia memenangkan Oscar tahun lalu, Lupita dalam 12 Years of Slave patut diganjar Oscar dengan kegemilangan aktingnya.
Yuwanto Joe Lupita Nyong’o. Dibanding tokoh utama, kita lebih bisa merasakan penderitaan karakter yang diperankan Lupita Nyong'o yang harus berpisah dengan anaknya dan kemudian menghadapi nasib mengenaskan sebagai budak.
Best Writing - Original Screenplay
Amir Syarif Siregar American Hustle. Salah satu peluang dimana para pemilih AMPAS dapat memberikan beberapa “kenang-kenangan” bagi American Hustle yang sepertinya akan mengalami kekalahan di banyak kategori dimana film tersebut mendapatkan nominasi. Halangan terbesar? Her. Seperti yang tercatat dalam sejarah ketika Lost in Translation (2003), Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004), Little Miss Sunshine (2006), Juno (2007) maupun Django Unchained (2012) berhasil memenangkan kategori ini, para pemilih AMPAS juga memiliki kecenderungan untuk memberikan suara mereka kepada naskah cerita dengan sentuhan drama komedi yang kreatif. Sesuatu yang segar! Juga merupakan salah satu kategori paling kompetitif untuk tahun ini.
Haris Fadli Her. Agak sulit menentukan mana yang terbaik di departemen ini. Bukan para nominator memiliki materi baru yang inventif, akan tetapi justru rata-rata tidak begitu istimewa. Tapi kalau harus memilih, Her terlihat lebih menonjol, karena memiliki ide cerita yang cukup segar.
Taufiqur Rizal Her. Kemenangan di Writers Guild of America Awards menempatkan skrip Her yang diracik oleh Spike Jonze ini sebagai unggulan utama dengan pesaing terdekat adalah American Hustle milik Eric Singer dan David O. Russell. Persaingan ketat berpotensi kejutan masih mungkin terjadi di sini, namun Her unggul di sisi orisinalitas dan tatanan penceritaan. Saya berpihak pada Her.
Titis Sapto Raharjo Her. Everything about Her is wonderful. Tidak ada film yang bisa berbicara tentang suatu hubungan antar manusia sebaik Her. Spike Jonze memberikan dirinya piala Oscar ketika ia selesai menulis Her.
Yuwanto Joe American Hustle. Bila ditilik, American Hustle sebenarnya memiliki cerita kompleks dengan berbagai karakter dengan politiknya masing-masing bermain di sini. Adalah keberagaman karakter dan reaksi masing-masing tokoh inilah yang membentuk sebuah cerita utuh ini
Best Writing – Adapted Screenplay
Amir Syarif Siregar 12 Years a Slave. Kecuali kemenangan Captain Phillips di ajang Writers Guild Awards – dimana 12 Years a Slave tidak memenuhi syarat untuk dinominasikan, Best Adapted Screenplay telah menjadi wilayah dimana 12 Years a Slave berhasil menang di banyak ajang penghargaan sebelumnya. No contest. Almost.
Haris Fadli 12 Years a Slave. Mengadaptasi sebuah memoar itu biasanya hal yang sulit untuk doilakukan, karena tanpa disiplin penulisan yang kuat, maka naskah yang dihasilkan juga tidak akan meyakinkan atau menggugah. Untuk itu John Ridley menjalankan tugasnya dengan cukup baik.
Taufiqur Rizal 12 Years a Slave. Persaingan yang masih terbuka lebar pun terjadi di kategori ini. Kelima film yang memperoleh nominasi memiliki peluang yang sama besar untuk keluar sebagai pemenang. Jika mencoba mengerucutkan persaingan dengan berpegangan pada penghargaan pra-Oscar pun tak membantu banyak. Akan tetapi, dengan saya meyakini 12 Years a Slave membawa pulang piala Best Picture, maka kemungkinan paling masuk akal, skrip dari John Ridley yang akan memenangkan kategori ini. Walau Captain Phillips pun berpeluang besar terutama setelah Writers Guild of America. Phew.
Titis Sapto Raharjo 12 Years a Slave. Tidak ada yang mampu menandingi 12 Years of Slave dalam kategori ini.
Yuwanto Joe Captain Phillips. Menghadirkan banyak adegan yang menunjukkan kepemimpinan dan rasa patriotisme Captain Philips, kita dibawa menyelam dalam perjuangannya dibawah teror bajak laut. Dimana Billy Ray juga berhasil membuat kita kagum pada strategi dari Angkatan Laut Amerika Serikat.
Best Animated Feature
Amir Syarif Siregar Frozen. Let it go: It’s going to be Frozen.
Haris Fadli Frozen. Frozen menandakan kembalinya Disney ke masa kejayaan mereka, sebuah drama fantasi musikal yang hangat serta dihiasi lagu-lagu yang indah.
Taufiqur Rizal Frozen. Akan sangat, sangat, sangat mengejutkan jika Frozen tidak memenangkan kategori ini. Walau The Wind Rises masih memiliki kemungkinan untuk membuat kejutan, segala hype yang menyertai beberapa minggu belakangan ini cenderung memihak pada Frozen.
Titis Sapto Raharjo Frozen. Jika kamu hanya mempunyai uang Rp1 juta kemudian harus bertaruh Rp100 juta untuk kategori ini, tampaknya kamu tidak akan pusing harus kalah atau kepada sapa harus meminjam uang kalau nanti prediksi meleset karena it's that easy, Frozen pasti akan menyingkirkan semua pesaing.
Yuwanto Joe Frozen. Film animasi yang berangkat dari cerita singkat kemudian menumbuhkan karakternya menjadi karakter dewasa, dengan sedikit twist dan moral di sana sini, film ini kembali menunjukkan Disney masih berada di kelas atas animasi.