Perkembangan Visual Effects sangat cepat dalam 1 dekade terakhir. Sejak Shrek di tahun 2001 mengejutkan dunia animasi, banyak komentar yang menyebutkan, suatu saat aktor dan aktris tidak akan lagi dibutuhkan untuk layar lebar. Film bisa dibuat sepenuhnya oleh komputer, dan diatur sesuai kemauan sutradara dan editor.

Beberapa film mengejutkan telah muncul sejak saat itu, Lord of the Rings yang lewat WETA digitalnya Peter Jackson melahirkan karakter digital yang mendapat Oscar: Gollum. Kemudian Avatar (2009) James Cameron yang mencetak rekor sebagai film terlaku. Dan tahun ini kita disuguhkan beberapa film kuat di nominasi Oscar. 

Oscar menerapkan 2 prinsip utama untuk film pemenang visual effect: 1. Visual effects dalam filmnya harus berpengaruh besar dalam produksi film keseluruhan, artinya film ini bisa jadi tidak terwujud tanpa visual effects. 2. Visual Effects yang diterapkan harus memberikan kontribusi pada kemajuan visual effects secara umum.

Menilik kembali pemenang tahun lalu, Hugo, yang keseluruhan filmnya disyut dengan latar hijau. Dunia stasiun kereta api dalam Hugo benar-benar dibangun dari nol dan digabung dengan aktor-aktor utama asli yang berperan di depan kamera.

Life of Pi, melakukan hal yang hampir sama, bedanya Life of Pi bersetting di atas laut, dengan beberapa karakter yang merupakan tantangan baru: binatang hidup (macan, zebra, simpanse dan babon). Gerakan-gerakan binatang ini harus dibuat senyata mungkin dipadukan dengan gerakan ombak dan angin di atas sekoci yang terombang-ambing.

Karakter utama, Pi, hanya berakting dengan sebuah kapal dalam kolam besar di dalam studio. Dimana animator-animator nantinya akan menambahkan ombak, latar langit, binatang, dan beberapa pernak-perniknya. Salah satu adegan paling terkenal adalah loncatan paus di tengah siraman cahaya bintang. Ditambah kenyataan bahwa hasil film ini ternyata jauh lebih mengagumkan ketika di tonton dalam format 3D. Life of Pi menjadi kandidat kuat nominasi ini.