News


Rabu, 05 Desember 2012 - 12:16:46 WIB
Jadwal Pemutaran ChopShots - 6 Desember 2012
Diposting oleh : Titis Sapto Raharjo (@titisapto) - Dibaca: 1156 kali

ChopShots Documentary Film Festival akan diadakan mulai tanggal 5 sampai 9 Desember 2012. Dalam penyelenggaraan perdananya ini, festival ini akan menghadirkan beragam film dokumenter terbaru dan terbaik dari seluruh dunia. ChopShots akan digelar di empat lokasi berbeda di Jakarta, yaitu GoetheHaus, TIM XXI, Kineforum, dan BINUS International Film School. Tertarik untuk menghadiri festival ini? Inilah daftar film-film dokumenter yang akan diputar tanggal 6 Desember 2012 dalam ChopShots Documentary Film Festival di Jakarta.

 

1. We Walk & We Rock Together

Sinopsis: Menjadi sebuah band rock indie yang bertahan selama sembilan tahun, Superglad tampaknya menantang industri musik arus-utama Indonesia. Sebagai veteran di scene indie, mereka masih sering beraksi dari panggung ke panggung, dari kelas internasional hingga pentas sekolah. Superglad adalah sebuah keluarga, sebuah sindikat rock. Antara Giox, Luks, Akbar, Dadi, tim manajemen, kru, dan para penggemar, terbentuk sebuah ikatan yang disatukan oleh satu sistem: Rock ‘n’ Roll!

Sutradara: Kamerad Edmond
Negara: Indonesia
Tahun: 2012
Durasi: 80 menit
Segmen: Music Doc Rocks!
Lokasi: Binus Film School
Jam: 16:30

 

2. Out of the Past (Shorts)

a. The Story of Ones

Sinopsis: "The Story of Ones" memberikan wajah dan nuansa ruang pada yang tak terlihat dan menawarkan sebuah perlawanan pribadi terhadap hal yang telah membumi. Layaknya memasuki sebuah ruang yang sarat cerita, penonton memasuki ruang yang tak akrab dan hanya dipandu oleh suara dari radio nasional Vietnam dalam program gaya hidup, telepon pemirsa, dan drama radio. Serangkaian potret kehidupan sehari-hari melapisi sebuah panorama yang bersifat aural, menciptakan pertanyaan-pertanyaan dan situasi humor seraya menawarkan pada penonton sebuah sudut pandang baru atas apa yang terlihat biasa.

b. Love Letter to the Soldier

Sinopsis: "Love Letter to the Soldier" adalah sebuah surat video dari seorang perempuan Papua kepada seorang prajurit Indonesia yang pernah ditempatkan di desanya, di perbatasan Indonesia-Papua New Guinea (PNG). Ia meminta sang prajurit kembali dan menemui putri mereka yang kini berusia tiga tahun: “Eti akan terus menunggu Kak Samsul, tidak peduli orang bilang apa.” Samsul, sang prajurit yang merayu Maria Goreti Mekiw, dulu sering mengunjungi rumahnya dengan membawa biskuit dan susu sebagai hadiah sebelum akhirnya mereka menjalin hubungan. Saat itu, Maria masih duduk di bangku SMA, terpesona pada sang prajurit TNI yang tampak ‘baik dan sopan’. Namun, alih-alih menikah seperti yang Maria harapkan, Samsul pergi ketika ia baru lima bulan mengandung dan hingga kini tak terdengar lagi kabarnya.

c. 25 Frames to Move

Sinopsis: Seniman Kamboja, Poi Chhunly dan istrinya, Kolab mendirikan studio animasi pertama Kamboja di sebuah sekolah seni “Phare Ponleu Selapak”, di Battambang, tak jauh dari perbatasan Thailand. Dokumenter pendek 25 Frames to Move adalah hasil kolaborasi bersama empat siswa Kamboja dari sekolah film M.E.T.A: Sao Sopheak, Touch Yin Mony, Ngo Menghourng, dan Ngo Menghak dalam perjalanan mereka mengikuti pencapaian-pencapaian pasangan kreatif di atas, yang datang dari keluarga peternak miskin.

d. Ms Bua’s Carpet

Sinopsis: Perang telah lama usai, tetapi ia masih hidup dalam kehidupan beberapa orang yang mengalaminya. Sang pembuat film mencari jejak-jejak dan ingatan mengenai perang di sebuah komunitas kecil di Da Nang. Di sana, tiap orang memiliki kisah yang berbeda mengenai perang yang masih mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Di bawah permukaan kehidupan seharihari yang monoton, terdapat kisah-kisah mengenai aktivitas revolusioner mereka dulu; tentang pemenjaraan, penyiksaan, dan para prajurit yang berpindah pihak.

Sutradara: Various Directors
Negara: South East Asia
Durasi: 73 menit
Segmen: SEA Best Shorts
Lokasi: TIM XXI #1
Jam: 17:00

 

3. That’s Wicked / Mongolian Bling

Lokasi: TIM XXI #2
Jam: 17:30

a. That’s Wicked

Sinopsis: Tahukah anda bahwa di dunia BeatBox, Dharni Ng, perintis beatbox di Singapura adalah juara kelima dalam kejuaraan dunia BeatBoxing tahun 2010? Ada lebih banyak lagi beatboxer di scene lokal Singapura yang berjuang agar bakat dan hasrat mereka dikenali oleh warga Singapura yang menganggap beatboxing sebagai ‘kebisingan’. Lewat "That’s WICKED!", kita mengenal Martin Tang (15), salah satu penggemar beatboxing yang mencengangkan penonton dengan usianya yang masih muda dan dengan bakatnya dalam beatboxing.

Sutradara: Joy Lee
Negara: Singapura
Tahun: 2011
Durasi: 10 menit
Segmen: Music Docs Rock!

b. Mongolian Bling

Sinopsis: Lupakan soal orang-orang nomad dan para biksu! Hip Hop lah yang mendorong Mongolia masuk ke abad 21. "Mongolian Bling" melompat ke scene musik yang baru berkembang di ibukota, Ulaanbaatar, dan mengikuti para bintang yang dalam perjalanan mereka bernyanyi rap di seantero negeri membawa serta penggemar perempuan, mobil-mobil, dan perhiasan mereka. Namun, beranjak dari gemerlap dunia rap tersebut, kita juga melihat kegagalan demokrasi dan budaya kuno yang sekarat, serta generasi tua yang menangisi kehilangannya. Walaupun beberapa seniman memiliki impian untuk pergi ke ‘barat’, beberapa menggunakan hip hop untuk mencoba menolong demokrasi yang gagal di negara mereka dan membawa sejarah musik Mongolia yang kaya ke dalam beat dan lirik yang lebih modern.

Sutradara: Benj Binks
Negara: Australia
Tahun: 2011
Durasi: 89 menit
Segmen: Music Docs Rock!

 

4. The Promise of Music

Sinopsis: Dokumenter mengenai sistem pendidikan musik visioner di Venezuela ini memperkenalkan kita pada “Simón Bolivar Youth Orchestra of Venezuela” dan konduktornya yang karismatik, Gustavo Dudamel. Film ini menemani Dudamel dan empat musisi lainnya, dari serangkaian latihan di Caracas, Venezuela, hingga ke pertunjukan ambisius mereka di Festival Beethoven di Bonn, Jerman. Kita menemui para musisi muda ini, menonton kehidupan sehari-hari mereka, mendengarkan kisah-kisah mereka, dan menonton pertunjukan mereka. Namun, lebih dari itu, kita menemukan bahwa komitmen kepada Youth Orchestra adalah salah satu bagian terpenting dalam hidup mereka.

Sutradara: Enrique Sánchez Lansch
Negara: Venezuela, Jerman, Austria
Tahun: 2008
Durasi: 91 menit
Segmen: Music Docs Rock!
Lokasi: BINUS Film School
Jam: 19:00

 

5. 5 Broken Cameras

Sinopsis: Sebuah karya luar biasa, baik dalam hal sinematik maupun aktivisme politik, "5 Broken Cameras" adalah sebuah kesaksian personal dari tangan pertama tentang perlawanan tanpa kekerasan di Bil’in, sebuah desa di wilayah barat Sungai Yordan yang diancam oleh pendudukan Israel yang mendekat. Dibuat seutuhnya oleh seorang petani Palestina, Emad Burnat, yang membeli kamera pertamanya pada tahun 2005 untuk merekam kelahiran putra pertamanya, film ini disunting oleh Burnat dan ko-sutradara Guy Davidi. Lewat kisah tentang penghancuran tiap kamera yang dimiliki Burnat, kolaborasi pembuatan film ini mengikuti kisah perkembangan sebuah keluarga dalam lima tahun konflik di desa mereka.

Sutradara: Emad Burnat, Guy Davidi
Negara: Palestina, Israel, Perancis, Belanda
Tahun: 2011
Durasi: 90 menit
Segmen: Chop Shots Specials
Lokasi: GoetheHaus
Jam: 19:00

 

6. Riles

Sinopsis: Dalam sebuah film dokuemnter yang meneruskan tradisi sinema verite ini, Ditsi Carolino menampilkan dunia klaustrofobik Eddie, Pen, dan lima anak mereka, yang tinggal di sebuah pondok kecil di tepi rel kereta Balic-Balic.

Sutradara: Ditsi Carolino
Negara: Filipina
Tahun: 2002
Durasi: 70 menit
Segmen: Retrospective
Lokasi: TIM XXI #1
Jam: 19:00

 

7. HHH – A Portrait of Hou Hsiao-hsien

Sinopsis: Olivier Assayas bertemu pembuat film asal Taiwan, Hou Hsiao-hsien di Taipei, tempatnya tinggal dan bekerja, dan di Fengshan, kota propinsi tempatnya tumbuh besar. Sang pembuat film mengamati, mendengarkan, dan berusaha memahami temannya sesama pembuat film. Di lorong-lorong tempat Hou mengumpat dan bertemu dengan teman lamanya, di kedai teh tempat ia menulis skenario, dan di bar tempat sang pembuat film A City of Sadness dan Flowers of Shanghai ini suka menyanyikan lagu-lagu lama Taiwan, Assayas mencoba memahami hubungan antara waktu dan ruang, budaya dan kehidupan sehari-hari, yang menjadi tabiat sang teman dan juga karya-karyanya.

Sutradara: Olivier Assayas
Negara: Perancis
Tahun: 1996
Durasi: 91 menit
Segmen: The Filmmaker’s Journey
Lokasi: Kineforum
Jam: 19:30

 

8. Election Time

a. Fight Like Ahok

Sinopsis: Pada tahun 2009, setelah lebih dari 10 tahun demokratisasi di Indonesia, pemilihan umum masih digelayuti oleh politik suap dan nepotisme. Di sebuah pulau terpencil di Belitung, Ahok melakukan kampanye untuk memenangkan posisi di parlemen tanpa memiliki dana untuk menyuap maupun menyewa billboard untuk beriklan. Namun, itu bukan satu-satunya tantangan Ahok. Bagaimana ia bisa memenangkan hati para calon pendukung, sementara ia adalah bagian dari minoritas di sebuah komunitas besar Muslim? "Fight Like Ahok” mengikuti perjalanan seorang politisi dalam mencapai cita-cita politiknya di tengah kuatnya politik suap dan sentimen etnis-agama, di samping tentu saja tantangan-tantangan lain yang harus ia hadapi.

b. Stage

Sinopsis: 2010 adalah tahun penting bagi pemilihan umum di Filipina. ‘Entablado’ atau panggung adalah alat para politikus untuk mengumpulkan massa guna menyampaikan program-program politik mereka. Stage memperlihatkan pada kita kehidupan orang-orang yang bergantung pada proses ekonomi informal, yang muncul sebagai akibat dari pemilihan umum di Filipina. Bagaimana rakyat miskin ini, di saat-saat pemilihan umum, berharap mendapatkan pendapatan sekecil apa pun, bahkan meski hanya dalam periode waktu yang pendek. Mengungkap perjuangan orang-orang biasa di tengah janji-janji para kandidat politik di panggung, film ini mencoba melihat ke balik gemerlap panggung.

Sutradara: Various Directors
Negara: Indonesia, Filipina
Durasi: 77 menit
Segmen: SEA Best Shorts
Lokasi: TIM XXI #2
Jam: 19:30

 

9. Blush of Fruit

Sinopsis: Tong Phuoc Phuc mengelola sebuah panti asuhan di Nha Trang, Vietnam tengah. Ia membujuk para perempuan hamil untuk menghindari aborsi, menjanjikan tempat perlindungan dan perawatan kepada mereka. Sebagai gantinya, para ibu jabang bayi –yang tak menikah dan tinggal di panti asuhan ini– harus menjaga para balita lain yang tinggal di sana. Setelah melahirkan, mereka akan dibebaskan untuk pergi dan meninggalkan bayi mereka pada Tong dan keluarganya. Meskipun banyak dipuji oleh Perdana Menteri dan media sebagai penyelamat para perempuan yang tergelincir dalam dosa hamil di luar nikah beserta anak-anak mereka, kepopuleran Tong dibayang-bayangi tuduhan penipuan dan penelantaran anak. Lewat gaya khas direct cinema, film dokumenter ini memperkenalkan kepada kita kesukaran hidup balita-balita yatim yang tinggal di panti asuhan Nha Trang.

Sutradara: Jakeb Anhvu
Negara: Australia, Vietnam
Tahun: 2012
Durasi: 93 menit
Segmen: International Competition
Lokasi: GoetheHaus
Jam: 21:00

 

10. The Tundra Book

Sinopsis: Vukvukai adalah peternak rusa yang telah 72 tahun tinggal di pedalaman Chukotka. Seorang lelaki tua bijaksana yang penuh energi, Vukvukai adalah sosok lelaki tundra tulen. Ia dan para kerabatnya menjaga sebuah kelompok gembalaan yang sangat besar, dengan lebih dari 14.000 ekor rusa. Hidup para lelaki tundra ini adalah perjuangan tanpa henti untuk bertahan hidup sebaik-baiknya di tengah cuaca keras Chaun-Chukotka. Mereka sangat percaya pada kekuatan tradisi, yang menolong mereka melewati berbagai macam tantangan. Kebudayaan kuno nomadik Chukchi telah menjaga mereka, maka sebagai gantinya mereka pun memelihara dan mengikutinya. Saat ini, dunia Vukvukai berjalan tenteram – namun, seiring dengan generasi muda yang beranjak tumbuh, dunia yang berbeda pun siap menyingsing.

Sutradara: Aleksei Vakhrushev
Negara: Rusia
Tahun: 2011
Durasi: 105 menit
Segmen: International Competition
Lokasi: TIM XXI #1
Jam: 21:00

 

11. The Gypsy Vote

Sinopsis: Di sebuah kota kecil di Slovakia, Vlado Sendrei mencalonkan diri untuk kursi pemerintahan di kantor walikota. Permasalahannya: ia seorang Gypsy. Di tengah warga kulit putih Slovakia, Vlado dan tim pencalonannya mengambil kesempatan untuk membuat perubahan. Namun, adakah peluang bagi Vlado ketika bahkan istrinya, Jana, secara terbuka menyatakan aktivitas Vlado membahayakan keluarganya dan norma hidup orang Gypsy. Lewat aktivitas Vlado menjalani kampanye (yang didanai oleh sebuah yayasan Amerika), film ini memperlihatkan pemandangan langka wilayah kumuh tempat tinggal orang-orang Gypsy di pinggiran masyarakat Slovakia. Sang pembuat film, Jaro Vojtek, menampilkan sebuah dunia penuh tipu daya, di mana kebenaran hanya keluar dari mulut seorang peramal.

Sutradara: Jaroslav Vojtek
Negara: Slovakia
Tahun: 2012
Durasi: 85 menit
Segmen: International Competition
Lokasi: TIM XXI #2
Jam: 21:30


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.