Feature


Sabtu, 04 Juni 2011 - 20:36:58 WIB
Semesta Mendukung - Dari Padang Garam ke Rimba Beton
Diposting oleh : Titis Sapto Raharjo (@titisapto) - Dibaca: 2383 kali

Mizan Productions, rumah produksi yang berusia relatif muda ini terus bergerak dengan komitmen menyajikan film yang digarap dengan baik dengan sisipan peran moral yang baik pula. Setelah Rindu Purnama yang meraih 7 nominasi di Festival Film Bandung 2011, kini bekerjasama dengan Falcon Pictures dihadirkan film berjudul unik, seMESTA menduKUNG. Sebuah film yang terinspirasi dari kisah nyata semangat tim olimpiade sains Indonesia sebagai juara umum olimpiade fisika di Singapura, namun karakter, detail cerita serta peristiwanya merupakan rekaan.

SeMESTA menduKUNG merupakan film ketujuh yang diproduksi oleh Mizan Productions setelah Laskar PelangiSang PemimpiGaruda di DadakuEmak Ingin Naik Haji3 Hati 2 Dunia 1 Cinta dan Rindu Purnama. Semua film Mizan Productions disambut baik oleh penonton dan mendapat penghargaan di beberapa ajang festival film. Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta mendapat tujuh Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2010 dan 2 Piala di Indonesian Movie Award 2011 yang baru saja digelar beberapa waktu lalu.

Disutradarai oleh John De Rantau, film ini menceritakan tentang Arif, seorang anak yang sangat mencintai Fisika dan berasal dusun di Pamekasan, Madura. Jauh dari gemerlap kota dan fasilitas yang memadai sekaligus kesulitan ekonomi yang dialaminya, tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains khususnya Fisika. Beruntung ia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang perempuan Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela “terdampar” di Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains. Diluar kecerdasannya, Arif tetaplah seorang anak yang merindukan sang ibu yang lama pergi. Sang ibu yang akhirnya harus dicarinya hingga ke Singapura.

Dibalik pesan kuatnya sebagai penyemangat bagi anak kurang mampu untuk giat menempuh pendidikan demi cita-cita, seMESTA menduKUNG juga hadir laiknya sebagai film dengan kritik sosial. Padang garam di Madura menjadi titik tolak dari kritik tersebut. Sebagian besar penduduk Indonesia tahu betapa terkenalnya Madura sebagai pemasok garam terbesar di negeri ini. Namun kini, banyak yang berubah. Situasi yang tak menentu membuat sebagian besar diantara penggarap ladang garam memutuskan banting setir sebagai petani. “Yang membuat miris dan sekaligus menjadi cara kita untuk memotret kondisi sosial terkini di Madura adalah bahwa tak mudah mengubah mata pencaharian seperti para penggarap ladang garam disana. Ini kita perlihatkan kepada penonton yang dirajut dalam sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa menggugah simpati sekaligus memberi inspirasi, “ tutur Gangsar Sukrisno selaku co-producer.

Bergerak dari padang garam ke rimba beton di belantara Jakarta dan Singapura. Betapa kontrasnya kehidupan dan betapa kuasa semesta bisa mengubah semuanya dalam waktu yang tak lama. Maka Arif yang terbiasa dengan bau harum garam harus berhadapan dengan rimba beton. Semuanya dipotret dengan baik oleh H. German G Mintapradja yang berada di belakang kamera selaku Director of Photography.

Kehidupan modern berpadu dengan nuansa tradisional juga ditampilkan dalam film ini. Pertunjukan karapan sapi yang riuh dengan detil demi detil yang menarik juga dieksplorasi dan akan menjadi pemandangan menakjubkan sekaligus tambahan informasi bagi penonton yang sebelumnya bisa jadi asing. Nuansa drama dan komedi juga berbaur dengan baik. Pencarian Arif akan sang ibu berpotensi memancing haru berpadu dengan seekor sapi bernama Justin Bibir yang akan membuat penonton terbahak.

Dibintangi oleh ensemble cast: Lukman Sardi, Revalina S Temat,Helmalia Putri, Indro (Warkop), Feby Febiola, Ferry Salim, Zawawi Imron, Sudjiwo Tejo hingga aktor cilik pendatang baru Sayev M.B (sebagai Arif), seMESTA menduKUNG direncanakan untuk tayang pada Agustus 2011 mendatang.


 


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.