Melewatkan tawaran satu atau dua film mungkin merupakan hal biasa bagi seorang aktor tetapi bagaimana jika tawaran dua puluh film akhirnya pun harus ditolak?
Hal inilah yang terjadi pada aktor pendatang baru Rio Dewanto yang konon menolak tawaran bermain dua puluh judul film yang diajukan padanya. Alasannya sederhana, keduapuluh film tersebut adalah film horor! Rio memang tidak salah mengambil jalan, sama seperti ketika Hanung Bramantyo memilihnya untuk memainkan peran Ping Hen dalam film teranyarnya, ‘?’ yang laris di pasaran dan juga laris hujatan. Hanung tidak salah memilih Rio yang sebelumnya juga pernah berakting di “Pintu Terlarang’ dan ‘Ratu Kosmopolitan’untuk memerankan pria keturunan Tionghoa yang memberontak di luar tetapi di dalam begitu rapuh. Meskipun awalnya Rio lebih dikenal sebagai pemain FTV di layar kaca, aktingnya di film ‘?’ bersama Revalina S.Temat nampaknya cukup mencuri perhatian penonton layar lebar. Tentang kontroversi yang ditimbulkan film ‘?’ Rio berusaha menilai hal ini sebagai sisi baik bagi peningkatan jumlah penonton film Indonesia. “Kontroversi itu menguntungkan! Apalagi pesan dari film ini memang sangat penting.”
Setelah bermain di film ‘?’, pria kelahiran 28 Agustus 1987 ini memilih tampil di beberapa film pendek yang ternyata berujung manis. Salah satunya adalah ‘Red Umbrella’ film pendek karya Edward Gunawan yang sukses di festival internasional. Di film bergenre thriller ini, Rio berperan sebagai supir taksi yang merasakan keganjilan ketika bersama penumpangnya yang diperankan oleh Atiqah Hasiholan. Bersama film Madame-X dan Belkibolang, film ini berjaya di Hongkong Film Festival 2011 lalu. Rio sendiri mengaku tawaran bermain di film pendek cukup menarik apalagi dengan durasi syuting yang tidak terlalu panjang dan ide ceritanya bisa begitu berbeda dengan film panjang yang dibintanginya.
Selain ‘Red Umbrella’, Rio baru juga merampungkan film pendek ‘Dark Spark’ yang bisa dinikmati di sebuah web magazine karya sutradara Shadhtoto Prasetyo.“Main film pendek itu nagih,mainnya juga berdasarkan tawaran yang datang saja” ujarnya. Ditanyakan tentang keinginannya merambah posisi lain selain aktor di layar lebar, ia mengaku tertarik. “Saya sempat bikin film pendek bareng Atiqah (Hasiholan) waktu ikut menemani syuting di Wakatobi, sejauh ini masih amatir aja tapi gak tau nanti kalau mau diseriusin.” Rio sendiri tidak munafik, ia masih merasa perlu bermain film untuk mencari uang, “Tapi ngapain juga main film yang ceritanya jelek dan ujungnya cuma bisa merusak image saja!” Tandasnya.
Tentang peran-peran berikutnya di film, Rio berharap bisa berkesempatan memerankan tokoh petinju seperti di Raging Bull atau tokoh dalam film sejarah seperti Sang Pencerah. Berkesempatan bermain dengan arahan sutradara andal Joko Anwar dan Hanung Bramantyo membuat Rio bisa melihat beragam gaya khas masing-masing. Untuk film mendatang yang masih dirahasiakan, Rio tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bermain di bawah arahan salah satu sutradara perempuan hebat Indonesia, apalagi film ini sudah menjadi omongan sejak tahun 2003 lalu. Film apa yang dimaksud? Nampaknya kita harus sedikit bersabar menunggu kejutan itu.