Setelah berkarir nyaris dua dekade lamanya, sineas kenamaan Indonesia, Joko Anwar, rupanya siap melangka ke jenjang karir berikutnya, tepatnya “menyebrang” ke ranah perfilman Amerika Serikat alias Hollywood.
Menurut laporan Deadline, di bawah bendera rumah produksi Village Roadshow, Joko sedang bersiap untuk mengarahkan adaptasi dari salah satu cerpen klasik tulisan Charles Beaumont yang bertajuk Fritzchen.
Cerita pertama kali dipublikasi di majalah Orbit di tahun 1953 lalu, dan kemudian disatukan dalam sebuah kumcer Beaumont yang berjudul Yonder. Fritzchen berkisah tentang seorang bocah laki-laki yang bertemu dengan sosok aneh di pantai. Cerita dalam kisahnya memadukan elemen antara fiksi-ilmiah dan horor. Meski begitu, detil untuk plot versi filmnya masih disimpan rapat-rapat.
Michael Voyer (The Broodmare) ditugaskan untuk mengadaptasi dalam bentuk naskah. Sementara sebagai produser adalah David Kopple di bawah studio Entertainment 360. Village Roadshow baru-baru ini berhasil mendapatkan hak untuk cerpennya dan akan betindak sebagai pendana.
Beaumont merupakan seorang penulis kisah-kisah fiksi-ilmiah yang kenamaan. Ia dikenal juga menulis cerita untuk beberapa episode serial Twilight Zone, seperti “The Howling Man,” “Static,” “Miniature,” “Printer’s Devil” dan “Number Twelve Looks Just Like You.”
Ia juga menulis naskah untuk film layar lebar, seperti Brain Dead, The Masque of the Red Death, 7 Faces of Dr. Lao, The Haunted Palace, Night of the Eagle, The Premature Burial dan Queen of Outer Space, selain juga menerbitkan beberapa novel seperti Run from the Hunter dan The Intruder. Untuk urusan kumcer, ada sekitar 9 buku yang telah diterbitkannya.
Beaumont juga menjadi subjek untuk film dokumenter rilisan 2010 garapan Jason Brock, Charles Beaumont: The Short Life of Twilight Zone’s Magic Man.
Joko Anwar sendiri dikenal sebagai sineas yang kerap menggarap film-film bergenre thriller dan horor. Oleh karena itu, pilihan kepada dirinya untuk mengarahkan Fritzchen ini sudah cukup tepat.
Meski film-filmnya merupakan produksi domestik, namun mampu menembus pasar internasional dan mengangkat namanya menjadi salah satu sutradara yang layak diperhitungkan. Sejauh ini ia sudah dua kali memenangkan dua piala Citra di Festival Film Indonesia untuk kategori sutradara, yaitu A Copy of My Mind (2015) dan Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore) (2020).
Selain dua judul tadi, film-film Anwar sejauh ini adalah, Pengabdi Setan (Satan’s Slave), Gundala, Modus Anomali (Ritual), Pintu Terlarang (The Forbidden Door), Kala (Dead Time) dan debutnya, sebuah komedi romantis berjudul Janji Joni (Joni’s Promise) yang diluncurkan di tahun 2005 lalu.
Ia juga rajin menulis naskah atau skenario untuk berbagai produksi film lain, seperti Arisan!, Jakarta Undercover, Quickie Express, Fiksi., Stip & Pensil, Orang Kaya Baru dan Ratu Ilmu Hitam (The Queen of the Black Magic), selain terlibat pula sebagai aktor.
Film mutakhirnya yang akan segera dirilis adalah Satan’s Slaves 2: Communion.