Feature


Sabtu, 30 Oktober 2021 - 14:28:36 WIB
Festival Sinema Prancis 2021 Hadirkan Resolusi "Beradaptasi Mencari Bentuk Baru"
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 2031 kali

Institut Prancis Indonesia kembali menyelenggarakan Festival Sinema Prancis dengan tema: Resolusi.

Edisi ke 23 yang diadakan pada 1 – 30 November 2021 akan menjadi 100% digital bekerjasama dengan platform video on demand Mola yang memberikan akses gratis dan terbatas kepada publik Indonesia untuk menyaksikan film-film Prancis pilihan (fiksi, seri, dan dokumenter) dengan subtitle bahasa Indonesia dan menawarkan sebuah perjalanan sinematografis dengan 17 film dan sebuah film seri, serta program bincang-bincang daring (screen talks) bersama sejumlah narasumber ternama.

Festival akan dibuka pada tanggal 1 November dengan empat film petualangan di luar angkasa tentang astronaut Prancis, Thomas Pesquet. Keempat film tersebut (16 Sunrises, The Fabric of A Hero, L’envoyé spatial, dan Dans les yeux de Thomas Presquet ) yang disutradarai oleh Pierre-Emmanuel Le Goff, menelusuri kembali misi perdana sang astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Resolusi maksimum dengan bidikan kamera 6K dari luar angkasa.

Kemudian, dari tanggal 2 November sampai akhir bulan, Anda dapat menonton seleksi film- film Prancis terbaik dari berbagai genre yang terdiri dari 13 film dan 1 film seri melalui platform Mola:

  1. Portrait de la jeune fille en feu (Portrait of A Lady on Fire) karya sutradara Céline Sciamma bersama Adèle Haenel. Sebuah kisah membara yang singkat dan intens antara seorang pelukis dan modelnya.
  2. Les misérables karya sutradara Ladj Ly, pemenang Penghargaan Juri Festival Film Cannes dan Film Terbaik Penghargaan César, adalah sebuah kisah kronologis mendalam tentang Prancis kontemporer.
  3. Roubaix, une lumière (Oh, Mercy) dari sutradara Arnaud Desplechin, menelusuri sebuah kasus penuh teka-teki yang terjadi di Prancis Utara, antara drama sosial penuh gaya dan film detektif.
  4. Rebelles (Rebels) dari sutradara Allan Mauduit, dibintangi Cécile de France, Yolande Moreau dan Audrey Lamy, adalah sebuah komedi aneh yang menampilkan tiga perempuan dengan nuansa humor yang menantang pakem.
  5. L’Odysée (The Odyssey) karya sutradara Jérome Salle, dibintangi Lambert Wilson, Audrey Tautou dan Pierre Niney, adalah sebuah film biografi yang menyentuh tentang eksplorator Prancis, Jacques-Yves Cousteau, dengan pesan ekologi yang tajam.
  6. Les vacances de monsieur Hulot (Monsieur Hulot’s Holiday) akan memuaskan para pecinta film klasik. Mahakarya Jacques Tati yang dibuat pada tahun 1951 ini, adalah sebuah fabel sarkastik tentang keterikatan manusia pada kapitalisme dan modernitas.
  7.  Jeux d’enfants (Love Me If You Dare) karya sutradara Yann Samuell menelusuri kisah romantis sepasang kekasih yang tidak punya rasa takut, dibintangi debut duo Marion Cotillard et Guillaume Canet.
  8. Un amour impossible (An Impossible Love) dari sutradara Catherine Corsini bersama Virginie Efira dan Niels Schneider. Sebuah film fiksi intim dan politis tentang perjuangan seorang ibu pemberani di Prancis berlatar tahun 50-an.
  9. M. et Mme Adelman (Mr. & Mrs. Adelman) dibintangi Nicolas Bedos dan Doria Tillier. Sebuah film tentang pengembaraan sepasang suami istri yang luar biasa, melintasi berbagai kisah dan sejarah dari abad terakhir.
  10. Le daim (Deerskin) disutradarai oleh Quentin Dupieux, menampilkan Jean Dujardin dan Adèle Haenel. Film komedi yang memadukan thriller dan parodi, mengisahkan seorang pembunuh berantai yang terobsesi dengan jaket kulitnya dan menjadi karakter sinematografis.
  11. En liberté (The Trouble with You) disutradarai oleh Pierre Salvadori, adalah sebuah film komedi polisi yang puitis dan luar biasa, menampilkan Pio Marmai, Adèle Haenel dan Vincent Elbaz.
  12. Au revoir Là-Haut (See You Up There) karya sutradara Albert Dupontel. November 1919. Dua orang prajurit yang lolos dari kematian – yang satu seorang tukang gambar jenius dan yang lainnya seorang mantan akuntan – memutuskan untuk melakukan sebuah penipuan monumental tentang peringatan para pahlawan.
  13. Le sens de la fête (C’est la vie!) karya sutradara Olivier Nakache dan Eric Toledano. Cerita berlangsung pada sebuah pesta pernikahan, lebih tepatnya perayaan di malam hari. Para penonton akan mengikuti kesibukan belakang layar melalui mata para protagonisnya, mulai dari petugas katering, fotografer, penyanyi, tukang masak, pasukan pramusaji, dsb.
  14. Film seri OVNI(S), produksi Canal+ bersama Melvil Poupeau, mengajak penonton menyelami tahun 70-an, pada era Unidentified Aerospace Phenomena Study Group. 

 


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.