Melalui ajang Short Film Pitching Project, festival film Europe on Screen 2021 dengan bangga menjadi wadah silang pikiran dan kreativitas bagi generasi pembuat film muda di Indonesia. Tiga dari delapan presentasi ide film pendek terpilih dari berbagai daerah Indonesia berkesempatan untuk mendapatkan dana produksi parsial dari Europe on Screen, SAE Indonesia, serta hadiah eksklusif dari Kemala Home Living. Sesi presentasi yang dilaksanakan secara virtual dan terbuka untuk publik sukses digelar pagi ini, pukul 09.00 WIB.
Short Film Pitching Project adalah ajang kompetisi yang pertama kali dimulai pada Europe on Screen 2018, untuk memberikan ruang serta kesempatan bagi para pembuat film muda di Indonesia dalam berkarya. Para finalis yang terpilih dari berbagai daerah di Indonesia juga mendapatkan bimbingan dari para praktisi perfilman Indonesia dalam proses pembuatan filmnya. Tidak hanya diputarkan di Indonesia, jebolan Europe on Screen: Short Film Pitching Project berhasil menayangkan filmnya di festival film di luar negeri seperti Lasagna (Eve Without Adam) yang berhasil ditayangkan di festival film internasional di Nepal, Kolombia, dan Kanada.
“Film pendek adalah medium penyampai pesan yang tepat bagi para pembuat film untuk mengeksplor ide cerita mereka secara bebas, singkat dan padat,” jelas Meninaputri Wismurti, festival co-director, dalam sambutannya saat sesi presentasi EoS 2021: SFPP. “Melalui SFPP, kami ingin menunjukkan komitmen Europe on Screen dalam mendukung generasi muda pembuat film di Indonesia”. “Selain itu, EoS 2021: SFPP bisa menjadi jembatan bagi para filmmaker muda Indonesia untuk bertukar ide dengan para pembuat dan ahli film lainnya terutama di Eropa. Kami ingin mendukung kemungkinan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara di Eropa terkait industri film,” tambah Nauval Yazid, festival co-director.
Berikut adalah delapan ide dari 152 submisi presentasi film pendek yang terpilih dalam EoS 2021: SFPP:
Tiga praktisi perfilman Indonesia yang terpilih menjadi juri dalam acara tahun ini ialah:
Geliat pembuat film pendek menjadi bara api bagi ekosistem perfilman Indonesia. Melalui film pendek, ide-ide penuh makna bisa disampaikan dengan narasi yang menggugah dan diharapkan bisa memicu perubahan dalam masyarakat. Hal ini turut dikonfirmasi oleh Yosep Anggi Noen, yang kerap membawakan narasi-narasi sosial lewat filmnya. “Film pendek menjadi kesempatan yang bagus untuk para pembuat film, terutama pemula, untuk mengeksplorasi gaya bertutur cerita, juga estetika ide dan visi mereka” jelas sutradara yang film pendeknya, Kisah Cinta yang Asu, diputar dalam International Film Festival Rotterdam tahun 2016.
“Menjadi diri sendiri dalam seni berbicara sangat penting dalam sesi pitching bersama investor film,” kata Kamila Andini, yang film pendeknya, Memoria, berhasil ditayangkan dalam Berlinale International Film Festival tahun 2019 “Visi dan perspektif yang jelas akan narasi film yang akan dibuat, ditambah gagasan atau karakter personal yang mewakili kreatornya, membantu seorang pembuat film dalam mempresentasikan filmnya”. “Melalui sesi Europe on Screen 2021: Short Film Pitching Project, filmmaker diajak untuk berlatih mempresentasikan idenya ke partner potensial,” tambah Edwin Nazir, produser film Indonesia. “Semoga, ajang ini dapat menjadi pemantik bagi mereka untuk mempresentasikan idenya ke investor film, di pasar film internasional lainnya, sehingga ekosistem film Indonesia terus berputar”.
Untuk informasi serta jadwal lengkap, silahkan mengunjungi situs: www.europeonscreen.org