Feature


Rabu, 21 April 2021 - 11:06:26 WIB
Berbagi Inisiatif & Solusi Mengurangi Plastik Sekali Pakai Di Road to Film PULAU PLASTIK
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 4464 kali

Menyambut penayangan film dokumenter PULAU PLASTIK dan peringatan Hari Bumi Sedunia, Visinema Pictures berkolaborasi dengan Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC mengadakan serangkaian kegiatan kampanye bertajuk ‘Road to Film Pulau Plastik #BergerakuntukMasaDepan’. Menurut Chyntia Kartika Sari, VP Marketing & Promotions, Content & Entertainment Business, Visinema Pictures, “Kampanye ini merupakan sebuah ajakan untuk terlibat dan menggaungkan makna dari film PULAU PLASTIK, yakni menjadi bagian dari solusi mengurangi timbulan sampah plastik sekali pakai untuk masa depan bumi yang kita tinggali untuk anak cucu nantinya.”

Kampanye ‘Road to Film Pulau Plastik #BergerakuntukMasaDepan’ yang akan dilaksanakan di beberapa tempat di Bali mulai tanggal 18 - 21 April 2021 ini antara lain: Minggu Tanpa Plastik yang akan berisi konferensi pers, temu wicara tentang Solusi Lokal Untuk Bumi, dan konser musik di Kebon Vintage Denpasar pada tanggal 18 April 2021, serta beberapa rangkaian talkshow mengenai berbagai topik terkait aksi, kebijakan, dan solusi untuk mencegah timbulan sampah plastik sekali pakai. 

Kegiatan ini diharapkan memberi ruang bagi semua pihak yang terkait untuk berbagi solusi dan inisiatif mengenai silang sengkarut permasalahan sampah plastik sekali pakai. “Kami ingin mengundang publik untuk berbagi ragam solusi dalam mengurangi timbulan sampah plastik sekali pakai dan mendorong peran serta multipihak dalam gerakan #TOLAKSEKALIPAKAI. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kesadaran pihak swasta (industri/korporasi) untuk mendesain ulang atau mengubah kemasan produk mereka agar tidak lagi menggunakan material plastik sekali pakai,” tegas Andre Dananjaya, co-produser film PULAU PLASTIK.

Puncak kampanye ini adalah penayangan film dokumenter PULAU PLASTIK pada tanggal 22 April 2021 di Cinema XXI, Level 21 Mall, Denpasar. Bali menjadi titik awal menyuarakan isu sampah dan menjadi lokasi penayangan perdana film ini. Lakota Moira, produser film ini, menjelaskan, “Cerita kami dimulai dari Bali karena saya tumbuh di Bali dan melihat banyak dampak negatif dari pesatnya industri pariwisata yang sering mengorbankan lingkungan. Saya percaya Bali punya banyak kebijakan lokal yang dapat menjadi solusi bagi masalah ekologis. Saya juga percaya daerah-daerah lain di Indonesia memiliki kebijakan-kebijakan lokalnya sendiri. Tapi lewat Bali yang dianggap sebagai jendela internasional bagi Indonesia, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa banyak masyarakat Indonesia peduli terhadap isu lingkungan dan sudah bergerak dengan kebijakan lokalnya masing-masing.” 

Road To Film Pulau Plastik 01

Road To Film Pulau Plastik 02

“Peluang kerja sama dengan Visinema merupakan kesempatan yang luar biasa untuk membawa PULAU PLASTIK menjangkau masyarakat yang lebih luas, dari level provinsi ke level nasional, sehingga apa yang menjadi visi dan misi kami di awal pembentukan PULAU PLASTIK, yaitu membangun kesadaran komunitas tentang masalah sampah plastik dan mengajak semua orang untuk terlibat secara aktif dalam mengambil bagian dan mengadvokasikan perubahan dan solusi, dapat perlahan terealisasi,” jelas Ewa Wojkowska, Chief Operating Officer Kopernik sekaligus produser eksekutif film ini.

Setelah di Bali, film PULAU PLASTIK akan diputar secara terbatas di beberapa kota lainnya seperti Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Bandung, dan Jabodetabek. Dandhy Laksono, sutradara film ini, berharap, “Film ini dapat ditonton seluas mungkin meskipun untuk sementara penayangannya masih di kota-kota tertentu. Semoga animo penonton dapat mengubah keadaan sehingga semakin banyak kota yang bisa menonton film ini, karena skala masalah yang kita hadapi terkait sampah plastik yang digambarkan di film PULAU PLASTIK merata di seluruh kota, bahkan di pelosok kampung hingga pedalaman.” 

Road to film Pulau Plastik #BergerakuntukMasaDepan bertujuan mengajak masyarakat untuk berbagi ragam inisiatif dan solusi untuk mengurangi konsumsi dan timbulan sampah plastik sekali pakai, mendorong implementasi kebijakan pemerintah terkait sampah plastik, dan mendesak penggunaan desain ramah lingkungan. Menurut Tiza Mafira, protagonis dalam film ini, “Film ini menggambarkan dengan jelas bagaimana masyarakat dari berbagai kota di Indonesia sudah muak dengan sampah plastik, dan siap membawa semangat perubahan, yaitu dengan mendorong larangan plastik sekali pakai. Pesan ini diharapkan dapat menebar inspirasi untuk beraksi, mendukung kebijakan pemerintah yang sudah berjalan, dan mendorong kebijakan yang belum berjalan.” Film ini diharapkan dapat menjadi alat untuk mendorong semua pihak melakukan perubahan. 



Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.