PULAU PLASTIK, sebuah film dokumenter hasil kolaborasi antara Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC, akan tayang di bioskop tanah air mulai tanggal 22 April 2021 mendatang. Film ini berkisah tentang tiga orang yang menolak diam melawan plastik sekali pakai. Adalah Gede Robi, vokalis band rock Navicula asal Bali; Tiza Mafira, pengacara muda asal Jakarta; dan Prigi Arisandi, ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Timur, tiga protagonis yang menelusuri sejauh mana jejak sampah plastik menyusup ke rantai makanan kita, dampaknya terhadap kesehatan manusia, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghentikannya.
Film PULAU PLASTIK, yang diadaptasi dari serial dengan judul yang sama ini, disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Rahung Nasution. Menurut Dandhy Laksono, “PULAU PLASTIK bukan hanya kolaborasi para produser, filmmaker, dan karakternya, juga kombinasi antara ilmu pengetahuan, aktivisme jalanan, kerja-kerja kesenian, hingga investigasi dalam videografi. Kami juga bekerja dengan para kru yang telah memiliki jam terbang tinggi dalam merekam masalah ekologi dan kebijakan politik.” Rahung Nasution juga menambahkan, “Film ini memotret satu bagian sejarah manusia di Indonesia yang berusaha keluar dari masalah dengan tidak menimbulkan masalah baru.”
Ewa Wojkowska, Chief Operating Officer Kopernik sekaligus produser eksekutif film ini, menyambut gembira penayangan film ini. “Kami mengawali inisiatif ini di Bali dengan harapan bahwa budaya dan kearifan lokal dapat menjadi landasan dan bagian dari solusi untuk mencegah timbulan sampah plastik sekali pakai yang terus meningkat. Melalui penayangan film PULAU PLASTIK, kami harap dapat menginspirasi dan mendorong masyarakat yang lebih luas lagi untuk mengambil tindakan dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.”
Penayangan perdana film PULAU PLASTIK ini sengaja dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi Sedunia untuk mengajak masyarakat Indonesia agar menjaga bumi sebagai satu-satunya tempat tinggal kita. Bagi Angga Dwimas Sasongko, produser eksekutif film ini, “PULAU PLASTIK merupakan kolaborasi antara Visinema, Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC sebagai upaya untuk menyuarakan penghentian penggunaan plastik sekali pakai sehingga anak dan cucu kita dapat hidup lebih baik ke depannya.”
Lebih lanjut, Lakota Moira, produser film ini, menambahkan, “Selama proses mendokumentasikan perjalanan ketiga aktivis dalam film ini, kami sangat terinspirasi oleh semangat dan dedikasi mereka terhadap isu ini. Kami berharap dengan dirilisnya film PULAU PLASTIK pada Hari Bumi, akan dapat mengamplifikasi suara-suara mereka dan menginspirasi lebih banyak orang untuk turut menjadi bagian dari perubahan.”
Menyambut penayangan film ini dan peringatan Hari Bumi Sedunia, serangkaian kegiatan ‘Road to Pulau Plastik’ akan dilakukan di beberapa lokasi di Bali pada tanggal 18 April hingga 21 April 2021. Beberapa kegiatan tersebut, antara lain Minggu Tanpa Plastik yang akan berisi Konferensi Pers, Talkshow tentang Solusi Lokal Untuk Bumi, dan konser musik di Kebon Vintage Denpasar pada tanggal 18 April 2021, serta beberapa rangkaian talkshow mengenai berbagai topik yang akan diselenggarakan di tiga hari berikutnya.
Pesan yang bisa diambil adalah: mari bergerak untuk Bumi yang lebih baik! Semakin banyak kita yang terlibat dalam melakukan aksi-aksi kecil, maka semakin besar perubahan positif yang dapat kita berikan untuk Bumi kita. Aksi-aksi kecil nyata yang dapat kita lakukan misalnya menolak memakai produk dan kemasan plastik sekali pakai, menggunakan tas/keranjang belanja sendiri, serta menolak sedotan plastik. Bersama-sama kita juga dapat mendorong pemerintah dan perusahaan untuk melakukan perubahan.
Simak trailer PULAU PLASTIK di bawah ini: