Feature


Rabu, 19 Desember 2018 - 18:22:24 WIB
Ernest Prakasa Mengadaptasi Buku Sang Istri Untuk Film Terbarunya
Diposting oleh : Taufiqur Rizal (@TarizSolis) - Dibaca: 997 kali

Meski Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) baru dirilis di bioskop, sutradara sekaligus komika Ernest Prakasa ternyata sudah memiliki gambaran sangat jelas mengenai film yang akan digarapnya tahun depan dibawah payung Starvision. Seperti halnya film perdana arahannya, Ngenest (2015), yang disadur dari buku nonfiksi bertajuk sama rekaannya, film terbarunya ini pun akan beranjak dari sebuah buku nonfiksi.

Pembedanya, buku yang diadaptasi oleh Ernest ini bukan bergenre komedi dan bukan pula ditulis olehnya. Sekali ini, si penulis adalah sang istri, Meira Anastasia. Melalui buku yang diberi tajuk Imperfect, Meira menuangkan segala keluh kesah, pengalaman, serta pemikiran sebagai seorang perempuan. Mengingat dia adalah istri dari public figure kenamaan, Meira pun tak lepas dari sorotan khususnya di dunia maya dimana dia pernah menerima sederet komentar tak mengenakkan perihal fisik.

Oleh Meira, Imperfect dimanfaatkan sebagai medium untuk bermeditasi guna berdamai dengan realita sekaligus berbagi cerita dengan para perempuan yang pernah mengalami perundungan lantaran memiliki fisik kurang ideal di mata masyarakat. Keberadaan buku ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para pembaca yang terpuruk akibat body shaming sehingga mereka dapat berbesar hati menerima kekurangan fisik alih-alih menyesalinya.

Menilik isunya yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini yang acapkali dituntut memiliki fisik paripurna bak selebritis, Ernest pun tergelitik untuk mengadaptasi Imperfect ke dalam format film layar lebar. Dia berharap film terbarunya ini yang kembali melibatkan Meira di sektor penulisan skenario dapat membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai efek bullying – dalam hal ini body shaming – kepada si penerima caci maki.

“Di masyarakat modern saat ini, muncul persepsi bahwa perempuan harus memiliki tubuh yang sering disebut bodygoals. Dalam artian, semua harus sempurna. Misal kulit harus putih atau rambut harus panjang terurai kaya iklan shampo. Disadari atau tidak, tekanan-tekanan seperti itu bisa ditemui di media sosial. Oleh karena itu, saya mengangkat isu ini dengan harapan bisa menyebar pesan bahwa kita bisa nyaman menjadi diri kita sendiri seperti apapun wujudnya,” urai Ernest.

Berhubung proyek ini masih berada di tahapan sangat awal, Ernest belum bisa mengungkap mengenai jalan cerita yang diangkat dan jajaran pemain yang dilibatkan. Yang jelas, sebelum nantinya berkomitmen dengan Imperfect yang akan dirilis di penghujung tahun 2019, Ernest akan fokus terlebih dahulu di film garapan Bene Dion sebagai produser yang direncanakan bakal memulai tahapan produksi pada bulan Januari mendatang.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.