Feature


Rabu, 09 Mei 2018 - 15:01:30 WIB
Aktor Koji Yakusho & Sutradara Anime Masaaki Yuasa Isi Program Speasial TIFF Ke-31
Diposting oleh : Daniel Irawan (danieldokter) - Dibaca: 2404 kali

Tokyo International Film Festival (TIFF) kembali menggelar konferensi pers pada hari Kamis, 9 Mei, untuk mengumumkan fokus spesial tahun ini dalam segmen Japan Now dan Animation Focus.

Koji Yakusho, aktor legendaris Jepang yang juga punya karir internasional lewat film nominee Oscar, Babel (2006), akan mengisi fokus di segmen Japan Now dengan program retrospektif yang berisi film-film terbaiknya selama lebih dari 40 tahun berkarir di sinema Jepang. Yakusho sudah memenangkan banyak penghargaan aktor terbaik di sejumlah festival internasional lewat film-film seperti Cure (1997) di TIFF, Warm Water Under the Red Bridge di Chicago International Film Festival, Walking My Life (2007) di Film Madrid, The Woodsman and the Rain (2011) di Dubai International Film Festival dan The World of Kanako (2014) di Sitges.

Koji Yakusho (c) 2018 tiff-jp

Selain itu, film The Eel (1997) yang dibintanginya juga memenangkan Palme d’Or Cannes di tahun yang sama, sementara Eureka (2001) meraih piala untuk Cannes Ecumenical Jury dan tentu saja Babel sebagai nominee Oscar. Beberapa filmnya yang paling populer ke dunia internasional adalah Shall We Dance? (1996) yang kemudian di-remake oleh Hollywood dengan Richard Gere dan Jennifer Lopez, juga film aksi Samurai karya Takashi Miike, 13 Assassins. Tahun ini ia juga berperan dalam film karya Hirokazu Kore-eda yang mendapat banyak sambutan bagus, The Third Murder (ikut ditayangkan dalam segmen Japan Now di TIFF ke-30).

Segmen Japan Now merupakan segmen yang hadir di TIFF sejak edisi ke-28 di tahun 2015 untuk menayangkan film-film Jepang terbaik dari karya-karya klasik hingga trend yang tengah berlangsung di sinema mereka. Segmen ini dimaksudkan untuk menunjukkan aspek-aspek dalam keunikan budaya Jepang ke dunia internasional di setiap tahunnya. Sutradara Masato Harada dan Shunji Iwai menjadi fokus di dua tahun pertamanya, lantas dalam edisi spesial ke-30 tahun lalu menghadirkan 3 aktris kenamaan Jepang, The Muses of Japanese Cinema; Sakura Ando, Hikari Matsushima dan Aoi Myazaki.

Dalam konferensi pers tersebut Kohei Ando, programming advisor TIFF menyebutkan bahwa pemilihan Koji Yakusho menjadi fokus tahun ini merupakan pilihan tepat karena Yakusho merupakan salah satu aktor terbaik yang dimiliki sinema Jepang lewat 40 tahun karirnya di berbagai genre dan karakter dari protagonis, antagonis bahkan berkali-kali memerankan karakter-karakter legendaris. “Ia bisa menjadi monster, jagoan di film-film epik sejarah, bintang aksi, namun juga piawai sekali memberikan sentuhan humanis yang tak terbayangkan dalam drama hingga komedi romantis. TIFF tahun ini dengan bangga akan mempersembahkan film-film Koji Yakusho dengan peran-peran terbaiknya”, tambahnya.

Yakusho yang ikut hadir dalam konferensi pers itu juga mengatakan bahwa sepanjang 40 tahun berkarir, ia tak berhenti menemukan kegagalan dan pelajaran namun selalu merasa profesinya adalah sebuah keajaiban yang bisa dijalaninya selama 4 dekade. Ia merasa sangat bangga menjadi fokus Japan Now tahun ini dan mempersembahkannya bagi semua orang termasuk penggemarnya yang sudah menginspirasinya selama ini.

Masaaki Yuasa (c) 2018 tiff-jp

Sementara di segmen Animation Focus yang kembali dihidupkan sejak edisi ke-27 TIFF di tahun 2014 untuk merayakan animasi Jepang sebagai salah satu konten terbesar sinemanya, sebelumnya diisi oleh Hideaki Anno, Mamoru Hosoda dan Keiichi Hara di tahun-tahun sebelumnya, tahun ini akan menayangkan film-film animasi karya Masaaki Yuasa. Yuasa yang sudah memulai karirnya dari serial-serial animasi populer seperti Doraemon, Chibi Maruko-chan dan juga Crayon Sinchan, kemudian memulai debut anime layar lebarnya di Mind Game (2004), meraih sorotan besar lewat kemenangannya di Cristal Award, Annecy International Animated Film Festival dari film animasi Lu Over the Wall (2017).

Kemenangan Yuasa di Annecy merupakan kemenangan kembali bagi film animasi Jepang setelah 22 tahun, mengikuti Hayao Miyazaki dan Isao Takahata. Masih di tahun yang sama, Yuasa kemudian memenangkan piala Grand Prize for Features di Ottawa International Animation Film Festival lewat Night is Short, Walk on Girl yang menjadi kemenangan pertama bagi sutradara animasi Jepang dalam sejarah festivalnya. Yuasa juga membesut serial Devilman Crybaby yang sudah diluncurkan secara internasional sejak awal tahun ini di Netflix dan mendapat sambutan baik sekaligus fanbase internasional yang semakin besar.

Lu Over the Wall (c) 2017 Lu Film Partners

Ryusuke Hikawa, kritikus anime yang bergelar Profesor di Meiji University Graduate School, menganggap Yuasa merupakan seorang animator jenius di dunia anime. Gaya khasnya yang cenderung ke arah bebas dengan paduan warna-warni mencolok dan ritme menyenangkan, dari dunia nyata ke fantasi berbalut aksi namun tetap emosional, menurut Hikawa merupakan sebuah fenomena untuk menempatkan pemirsanya ke sebuah pengalaman luar biasa sekaligus penuh emosi dalam menerjemahkan kekuatan magis genre anime.

Yuasa menyambut pujian itu dengan mengatakan bahwa pilihan ini bukan hanya sebuah kejutan sekaligus kehormatan baginya, tapi juga sebuah kesempatan bagi dirinya sendiri berikut semua yang terlibat dalam karyanya untuk selalu melihat balik atas pencapaian-pencapaian yang telah mereka raih demi sebuah pembelajaran.

Tokyo International Film Festival ke-31 akan berlangusng dari 25 Oktober hingga 3 November tahun ini di venue utama Roppongi Hills dan berbagai lokasi keramaian lainnya di Tokyo.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.