
GO-TIX, layanan mobile ticketing dan penyedia informasi beragam acara hiburan yang tersedia dalam layanan aplikasi GO-JEK dan kini telah dikelola oleh LOKÉT bekerja sama dengan FLIK dan CGV Cinemas Indonesia mengajak masyarakat untuk merasakan pengalaman menonton film-film lawas Indonesia dengan kualitas dan resolusi yang anyar lewat ajang Vintage Film Festival (VFF). Gelaran ini menawarkan berbagai film lawas Indonesia yang telah direstorasi sehingga dapat kembali ditampilkan dengan kualitas masa kini tanpa mengurangi orisinalitas film tersebut.
“Upaya untuk melakukan restorasi film-film lawas Indonesia saat ini sangat kritikal demi menyelamatkan koleksi film-film ini dari kerusakan. Oleh karena itu, kami mendaftarkan berbagai film yang kualitasnya dapat kami pulihkan kembali agar dapat dinikmati oleh seluruh pecinta film baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Manoj Samtani selaku CEO FLIK saat membuka gelaran VFF bersama GO-TIX dan CGV Cinemas Indonesia pada Selasa (27/3) di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Sebelum direstorasi, kebanyakan arsip film-film lawas ini berada dalam kondisi fisik yang sangat mengkhawatirkan. Materi film dalam format seluloid ini umumnya mengalami kerusakan berupa robek atau tergores, terkena debu, bekas sidik jari, hingga serangga yang menempel pada seluloid atau pita film. Kondisi alam dan cuaca tropis di Indonesia juga mempengaruhi pita film menjadi cepat berjamur atau mencair dan mengeluarkan bau asam. Dengan teknologi restorasi, film-film lawas ini diperbaiki dalam beberapa tahap.
Tahap pertama adalah ‘pemulihan’ dengan merestorasi fisik pita seluloid secara manual yang dapat memakan waktu cukup lama dan dilakukan oleh ahli khusus restorasi. Setelah pita seluloid direstorasi secara fisik maka siap untuk dipindai (scanning) dan ditransfer ke dalam format digital. Tahap selanjutnya adalah restorasi film yang menggabungkan upaya restorasi secara manual dan digital. Ada ratusan ribu frame untuk setiap satu film yang berdurasi hampir dua jam. Oleh karena itu tahap ini membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga bulanan karena restorasi harus dilakukan frame demi frame tergantung pada tingkat kerusakannya.
Wisnu Triatmojo selaku Head Brand Marketing dari CGV Cinemas Indonesia menyambut sangat baik inisiatif yang digagas oleh GO-TIX dan FLIK ini. Kerja sama ini, lanjut Wisnu, sejalan dengan misi CGV Cinemas Indonesia yang tengah fokus membangun strategi kemitraan bersama pemain besar dalam hal fitur serta pembelian tiket yang mudah.
“Awalnya, saya selalu kagum melihat masyarakat pecinta film di luar negeri yang selalu diperkenalkan kembali dengan film-film lawas, walaupun hanya beberapa detik pada setiap scene ‘menonton TV’. Hal ini menunjukan adanya kecintaan yang tinggi terhadap film-film lawas pendahulunya. Dengan kolaborasi strategis ini, kami melihat VFF merupakan ajang yang tepat selain untuk memperkaya konten film yang ditayangkan oleh CGV Cinemas Indonesia juga untuk menghadirkan kecintaan masyarakat film terhadap film lawas Indonesia. Bekerja sama dengan GO-TIX sebagai penyedia layanan mobile ticketing dan FLIK kami mengajak penonton bernostalgia dengan film lama dengan kualitas yang lebih baik tapi tetap dengan versi yang orisinil,” tutup Wisnu.
VFF rencananya akan digelar secara serentak mulai 29 Maret hingga 29 April mendatang di jaringan bioskop CGV Cinemas Indonesia di beberapa kota antara lain CGV Grand Indonesia (Jakarta), kemudian CGV Bekasi Cyber Park (Bekasi), CGV Paris Van Java (Bandung), CGV Grage City Mall (Cirebon), CGV Teras Kota (Tangerang), CGV Depok Mall (Depok), CGV Sahid Jwalk (Yogyakarta), CGV Festive Walk (Karawang), CGV BG Junction (Surabaya) dan CGV Focal Point (Medan).
Berikut adalah beberapa film lawas yang siap ditayangkan pada gelaran Vintage Film Festival (VFF) diurutkan berdasarkan usia film dari paling lawas hingga paling anyar:
● Matt Dower (1969)
● Ateng Sok Aksi (1977)
● Pengabdi Setan (1980)
● Ratu Ilmu Hitam (1981)
● Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982)
● WARKOP - Sama Juga Bohong (1986)
Seri Catatan Si Boy (1987 - 1991)