Feature


Minggu, 01 Oktober 2017 - 21:13:52 WIB
Film-Film Horor Indonesia Terbaik Era 2000-an
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 9129 kali

Di sepanjang sejarah perfilman Indonesia, horor merupakan salah satu genre populer. Di setiap zamannya selalu ada film horor yang sukses mencuri perhatian dan bahkan kini dianggap klasik. Siapa yang bisa melupakan film-film seperti Beranak Dalam Kubur (1971), Pengabdi Setan (1980), Ratu Ilmu Hitam (1981), Sundel Bolong (1981), Bayi Ajaib (1982), atau Malam Satu Suro (1988), yang meninggalkan kesan mendalam kepada penonton, bahkan hingga kini.

Di era kebangkitan kembali film Indonesia di awal 2000-an, setelah sempat mati suri beberapa lamanya, satu dari tiga film pencetusnya adalah horor, yaitu Jelangkung (2001). Setelahnya, hingga kini, horor menjadi genre yang secara konsisten hadir di layar lebar. 

Sayangnya, sebagian besar horor era 2000-an tidak memiliki mutu baik. Biasanya semenjana atau sangat buruk, karena film-film tersebut cenderung latah mengikuti trend atau hanya berniat untuk mencari untung besar dengan cepat, sehingga kualitas produksi film relatif termarginalkan. Bagaimanapun, anggapan awam adalah film horor memang tidak membutuhkan bujet yang besar atau plot pelik. Cukup mengandalkan hantu-hantuan yang (diharapkan bisa) menakuti penonton. 

Oleh karenanya, dari puluhan film yang hadir di nyaris dua dekade terakhir, hanya ada beberapa nama yang masih bisa diingat orang sampai saat ini. Dan hanya ada beberapa nama pula yang dikerjakan dengan mengikuti pengerjaan yang "baik dan benar", meski nasib mereka tidak seperti rekan-rekan mereka, yang mungkin bermutu jelek, tapi sukses di pasaran.

Sesungguhnya, di banjir judul-judul film horor Indonesia era 2000-an yang buruk-buruk itu, tetap ada beberapa judul yang memang memiliki kualitas baik, dan bahkan bisa jadi akan menjadi calon film horor Indonesia klasik berikutnya.

Sebelum kita masuk ke "menu utama", berikut ada beberapa judul yang masuk dalam daftar honorable mention. Mereka adalah:

  • Legenda Sundel Bolong (Hanung Bramantyo  2007)
  • Angker Batu (Jose Poernomo, 2007)
  • 40 Hari Bangkitnya Pocong (Rudi Soedjarwo, 2008)
  • Kuntilanak (Rizal Mantovani, 2006)
  • Kemasukan Setan (Muhammad Yusuf, 2013)
  • Tusuk Jelangkung (Dimas Djayadiningrat, 2002)

Dan inilah Film-Film Horor Indonesia Terbaik Era 2000-an:

8. Bangsal 13 (Ody C. Harahap, 2004)

Bangsal 13 bisa dikatakan adalah prekuel dari Jelangkung, karena selain datang dari rumah produksi sama, juga menghadirkan sosok ikonik, sang Suster Ngesot, yang meneror dua perempuan muda (diperankan Endhita dan Luna Maya) di sebuah bangsal tua di sebuah rumah sakit. Bangsal 13 adalah debut penyutradaraan Ody C. Harahap yang kini lebih dikenal sebagai pembesut film-film komedi.

Plot film yang lancar adalah kekuatan film, selain kemampuan Ody dalam membesut atmosfir mencekam di sepanjang durasi. Set yang terbatas pun dimanfaatkan secara baik sehingga alih-alih monoton, Bangsal 13 terasa sangat menegangkan. Secara kualitas produksi, Bangsal 13 bahkan jauh lebih baik dibandingkan kebanyakan film horor yang hadir setelahnya. 



7. Hantu (Adrianto Sinaga, 2007)

Sepertinya 2007 layak disebut sebagai tahun gemilang untuk genre horor di perfilman Indonesia, karena ada beberapa judul yang mampu tampil mencorong. Hantu sendiri memadukan antara petualangan alam bebas, slasher dan horor supernatural dengan drama dan komedi secara pas.

Untuk urusan menyeramkan, ia sukses. Untuk urusan drama, ia pun tak kalah menarik. Hantu adalah sebuah film kecil yang sangat menghibur dan tentunya berhasil dalam misinya sebagai sebuah film horor.


 


6. Angker (Muhammad Yusuf, 2014)

Dalam Angker, susulan Muhammad Yusuf setelah cukup berhasil dengan Kemasukan Setan (2013), mencoba memberi tribut pada film horor Indonesia lawas. Oleh karenanya seting film menghindarkan wilayah urban sebagaimana umumnya film horor di masa kini dan memilih untuk menghadirkan seting di kawasan periferal.

Oleh karena itu, tidak heran jika konsep rumah angker yang diusung oleh film terasa lebih membumi dan lekat. Formula khas film horor, meski klise dan tertebak, tetap digali dengan baik dalam Angker.

 



5. Rumah Dara (Mo Brothers, 2010)

Rumah Dara adalah angin segar di ranah horor Indonesia yang lebih condong pada klenik/mistis/supernatural. Dua sutradara Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel, yang bergabung dalam moniker Mo Brothers, mencoba untuk menghadirkan sub-genre slasher yang jarang ada di perfilman kita dan cukup berhasil untuk itu.

Meski film banyak mencomot ide dari berbagai film slasher luar, namun Mo Brothers mampu mengolahnya menjadi sebuah horor "pembantaian" yang lekat dengan cita rasa lokal. Tidak heran sosok hantu perempuan yang biasa mendominasi pakem horor kita malih rupa menjadi sosok ibu Dara yang tak kalah mengerikan dalam menebar teror.



4. Jelangkung (Rizal Mantovani & Jose Poernomo, 2001)

Tentu saja Jelangkung masuk dalam daftar ini, karena meskipun memiliki keterbatasan secara teknis, duo Rizal Mantovani dan Jose Poernomo, dua nama yang lebih dulu beken sebagai sutradara video klip, berupaya dengan maksimal untuk menghadirkan pendekatan urban dalam elemen mistis horor Indonesia.ti

Tidak heran jika Jelangkung sukses mencuri perhatian penonton dan kemudian meraih sukses besar. Bukan saja mampu menggali sisi horornya dengan efektif, film juga terasa pas dengan selera penonton muda perkotaan Indonesia saat itu.



3. Keramat (Monty Tiwa, 2009)

Trend found footage pun tak luput melanda perfilman Indonesia. Untungnya Keramat garapan Monty Tiwa ini memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk menjadi sebuah found footage sukses.

Penggunaan kamera sebagai sudut pandang pertama tidak hanya dimanfaatkan secara baik untuk menghadirkan kengerian dan rasa cekam, tapi juga membuat cerita yang ditawarkan di dalam film terasa lebih nyata dan lekat. Apalagi tema yang diangkat adalah mitos atau legenda lokal, yang tentunya mendukung pelekatan tadi dengan lebih optimal.

 



2. Pengabdi Setan (Joko Anwar, 2017)

Inilah remake yang ditunggu-tunggu dan Joko Anwar membayar lunas ekspektasi yang besar untuk filmnya. Karena Pengabdi Setan adalah film seorang Joko Anwar, maka untuk urusan teknis tentu tidak usah diragukan lagi. Tapi yang paling utama, selepas beberapa film thriller, Joko Anwar ternyata juga mampu membuktikan jika ia memang bisa menggarap sebuah film horor dengan baik dan benar, terlepas apakah pendekatan atau formulanya yang klise. Bukan hal aneh jika kemudian sensasi cekam dan kengerian yang ditawarkan Pengabdi Setan sukses membuat film tak kalah mengesankan dibandingkan versi aslinya. 

 



1. Pocong 2 (Rudi Soedjarwo, 2006)

Pocong 2 sebenarnya adalah imbas akibat Pocong gagal tayang karena tidak lulus sensor. Ia adalah hasil gerak cepat Rudi Soedjarwo dalam mengangkat salah satu sosok mahluk ghaib ikonik Indonesia dalam bentuk film yang dipadukan dengan cerita berlatar drama keluarga dengan asupan latar sosial politis.

Meski secara teknis Rudi Soedjarwo mengerjakan filmnya dengan kualitas yang cukup "seadanya", namun dinamika plotnya menarik untuk diikuti, selain tentunya yang paling penting, sukses tidak hanya dalam menakut-nakuti penonton, namun juga mengadirkan atmosfir suram dan gelisah yang sulit dilupakan selepas menyaksikan filmnya. 


Sumber gambar: filmindonesia.or.id


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.