John Wick merupakan salah satu film hit tak terduga di sepanjang sejarah. Apa yang tampaknya adalah sebuah film aksi kelas B ternyata hadir sebagai film yang mendapat aklamasi kritikus dan juga sukses di pasaran. Sebuah sekuel pun tak kalah sukses, baik di box office ataupun tanggapan kritikus, sehingga tidak heran film ketiganya pun akan disiapkan.
Sekarang Lionsgate tengah merencanakan untuk memperluas semesta sinematik dari John Wick dan akan menghadirkan sebuah film aksi yang menggubah sebuah naskah yang berkisah tentang seorang pembunuh bayaran perempuan berjudul Ballerina.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh The Hollywood Reporter, Lionsgate telah memenangkan lelang untuk naskah Ballerina, yang ditulis oleh pendatang baru bernama Shay Hatten. Warner Bros. dan Universal kabarnya juga tertarik kepada naskah tersebut, meski Lionsgate-lah yang berhasil mendapatkan.
Ballerina sebenarnya tidak ditulis dengan niat menjadi bagian dari universe John Wick, tapi Lionsgate melihat potensi di dalamnya dan memutuskan akan menjadi sebuah kesempatan bagus untuk mencoba memberikan franchise sukses ini penyegaran dengan mengembangkan sebuah film dengan karakter perempuan sebagai sosok utama.
Detil untuk Ballerina saat ini masih disimpan rapat-rapat, namun disebutkan akan "berpusat pada seorang perempuan muda yang dibesarkan menjadi pembunuh bayaran yang harus memburu pembunuh bayaran lain yang telah menghabisi keluarganya."
Premis di atas agak mengingatkan akan karya klasik Luc Besson, La Femme Nikita, namun disebutkan film akan memiliki tone hyper-violent yang mirip dengan yang kerap dibawakan oleh Quentin Tarantiono (Kill Bill) atau Matthew Vaughn (Kick-Ass, Kingsman: The Secret Service).
Sang penulis naskah, Shay Hatten, bau berusia 23 tahun. Dan jika Ballerina terbukti sukses, maka jelas akan sangat mendongkrak karirnya. Sebelum Ballerina, ia telah bekerja sebagai asisten penulis untuk perusahaan Robert Downey Jr., Team Downey.
Ia magang di perusahaan tersebut setelah menamatkan SMA dan terangkat namanya setelah komedi gelapnya, Maximum King!, yang merupakan sebuah kisah fiksi tentang bagaimana Stephen King menulis dan mengarahkan film Maximum Overdrive masuk dalam Black List, yang merupakan daftar naskah terbaik yang belum diproduksi Hollywood.
Ballerina sendiri dikerjakan Hatten di masa senggangnya.
John Wick: Chapter Two sukses mendapatkan $169 juta dari peredaran globalnya di awal tahun ini berdasarkan bujet yang relatif kecil. Jika Lionsgate juga bisa mensukseskan Ballerina menjadi spin-off berbujet kecil lain, maka ini akan menjadi sesuatu yang penting bagi franchise John Wick dalam mengikuti trend cinematic universe atau trend film aksi dengan karakter utama perempuan yang muncul selepas sukses besar Wonder Woman.
Selain Ballerina, Lionsgate juga sedang mengerjakan John Wick 3. Hanya belum diketahui apakah Chad Stahelski akan kembali menjabat sebagai sutradara. Lionsgate juga punya rencana mengembangkan serial televisi John Wick yang berkisah tentang The Continental, atau hotel di mana para pembunuh bayaran bisa menetap tanpa harus merasa terancam nyawanya.
Juga ada pembicaraan dengan David Leitch untuk melakukan crossover dengan Atomic Blonde, meski rasanya agak tak mungkin terjadi mengingat film yang dibintangi Charlize Theron tersebut berlokasi di tahun 80-an dan John Wick di masa kini.
Ballerina belum memiliki tanggal rilis atau kapan mulai diproduksi, namun Basil Iwanyk, yang sebelumnya menangani film-film John Wick akan bertugas memproduseri melalui rumah produksi Thunder Road miliknya.