Feature


Selasa, 21 Desember 2010 - 12:39:03 WIB
Komuitas Sebagai Basis Pertumbuhan Sastra
Diposting oleh : Administrator - Dibaca: 2071 kali

Panggung Sastra Komunitas :

“KOMUNITAS SEBAGAI BASIS PERTUMBUHAN SASTRA”

(Teater Studio, TIM, Rabu, 15 Desember 2010, pukul 09.00-22.00 WIB)

 

  • Dimeriahkan baca cerpen oleh Happy Salma dan Wa Ode Wulan Ratna,

serta baca puisi oleh Iman Sholeh, Rukmi Wisnu Wardani, dkk.

 

Komunitas merupakan salah satu basis penting pertumbuhan sastra Indonesia. Saat ini setidaknya ada 26 komunitas sastra di DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Sekitar 60 persennya masih cukup aktif mengadakan berbagai kegiatan untuk memberdayakan “anggota”-nya. Selebihnya, kadang muncul kadang menghilang lama. Bahkan, ada beberapa yang tinggal nama. Kegiatan Panggung Sastra Komunitar dengan tema “Komunitas sebagai Basis Pertumbuhan Sastra” ini bertujuan untuk memberi ruang berekspresi, sekaligus nelihat peta potensi dan kekuatan mereka, serta ikut mendorong komunitas-komunitas tersebut untuk terus berbuat bagi peningkatan apresiasi dan kreativitas para “anggota”-nya. Selain itu, juga untuk  melihat peta kekuatan karya para anggota komunitas, baik dalam penulisan cerpen maupun puisi.

Karena itu, Panggung Sastra Komunitas --  yang diselenggarakan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)  di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki (TIM), Rabu, 15 Desember 2010, pukul 09.00-22.00 WIB  -- ini akan dilaksanakan dalam tiga bentuk kegiatan yang saling mendukung, yakni diskusi, penerbitan karya (antologi cerpen dan puisi), serta pentas sastra. Diskusi, akan membahas topik “Komunitas sebagai Basis Pertumbuhan Sastra” dalam satu sesi, dan sesi berikutnya akan membahas karya-karya para penyair dan cerpenis komunitas, terutama yang termuat dalam antologi karya tersebut, serta karya-karya mereka yang bertebaran di internet. Antologi puisi dan antologi cerpen tersebut akan berisi karya para cerpenis dan penyair komunitas yang berusia di bawah 40 tahun – diutamakan yang berusia di bawah 35 tahun – sebagai generasi terkini sastrawan komunitas di Jabodetabek.

Diskusi akan dibagi dalam dua sesi. Sesi  I (09.00—12.00) akan membahas topik   “Komunitas sebagai Basis Pertumbuhan Sastra” dengan pembicara  Asma Nadia, dan Gola Gong (dimoderatori  Rosida Erawati). Pembahasan topik ini diharapkan akan mengungkap sejauh mana peran komunitas dalam mengembangkan kreativitas dan produktivitas para anggotanya. Pembahasan topik ini diharapkan juga akan menyorot apakah ada anutan setetik tertentu  -- sejak gaya sampai ideologi estetik – yang dikembangkan oleh komunitas tertentu dan menjadi anutan para anggotanya, dan seberapa besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia.

Sesi II (13.00—16.00) akan membahas topik  “Komunitas, Karya, dan Media Publikasi” dengan obyek bahasan karya-karya terkini para anggota komunitas, terutama karya-karya (puisi dan cerpen) generasi terkini para penulis anggota komunitas, dengan menampilkan tiga pembicara: Mikael  Johani  yang  akan membahas karya-karya sastra komunitas (cerpen dan puisi) yang tertebaran di internet, Ibnu Wahyudi yang akan membahas cerpen-cerpen karya cerpenis komunitas yang terkumpul dalam antologi cerpen yang diterbitkan dalam rangka acara ini, serta Jamal D. Rahman yang  akan membahas sajak-sajak karya para penyair komunitas yang terkumpul dalam antologi puisi yang diterbitkan dalamrangka acara ini. Tentu saja, keduanya dapat membandingkan dengan karya-karya para penulis komunitas yang mereka baca di luar kedua antologi tersebut. Sesi ini akan dimoderatori oleh Iwan Gunadi.

Buku karya dan Panggung Sastra

Bermanfaat atau tidaknya para penulis muda ikut komunitas akan tercermin pada karya-karya mereka. Jika karya-karya mereka berkembang dengan baik dan makin bagus setelah ikut komunitas, berarti ada manfaatnya. Karena itu, penerbitan buku antologi cerpen dan antologi puisi dalam rangka acara ini menjadi sangat penting untuk melihat manfaat komunitas bagi para anggotanya, sekaligus untuk melihat peta kekuatan dan pengaruh komunitas-komunitas yang ada di Jabodetabek. Antologi puisi dan antologi cerpen ini akan berisi karya para cerpenis dan penyair komunitas yang berusia di bawah 40 tahun – diutamakan yang berusia di bawah 35 tahun – sebagai generasi terkini sastrawan komunitas di Jabodetabek. Karya-karya mereka akan dipilih oleh Tim Kurator untuk dapat masuk antologi.

Guna makin memantabkan Panggung Sastra Komunitas ini, maka acara akan dipuncaki dengan pentas sastra, yang akan diisi pembacaan cerpen, puisi, dan musikalisasi puisi.  Beberapa penyair dan cerpenis komunitas yang dipilih oleh Tim Kurator untuk tampil, antara lain Wa Ode Wulan Ratna, Rukmi Wisnu Wardani, Jimmy S. Johansyah, Divin Nahab, dan Wildan.  Untuk menambah daya tarik pentas, beberapa sajak peserta akan dibacakan aktor Iman Sholeh dan dan sebuah cerpen akan dibacakan artis Happy Salma. Selain itu, beberapa sajak peserta akan dimusikalisasikan oleh The North dan Sasina UI.

Seluruh acara Panggung Sastra Komunitas ini akan dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Desember 2010, sejak pukul 09.00 (pagi) hingga puku 22.00 (malam) di Teater Studio (Teater Kecil) Taman Ismail Marzuki (TIM). Diskusi akan diadakan di lobi, dan pentas sastra akan dilaksanakan di panggung Teater Studio. Seluruh acara di atas terbuka untuk umum dan gratis!


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.